06. Kepergian Shopia dan Shania

646 115 4
                                    

"Setiap bulan saya akan mengirim orang kemari untuk mengambil keripik apel sesuai perjanjian kita tadi" Helena kembali mengingatkan Rose sebelum naik ke keretanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap bulan saya akan mengirim orang kemari untuk mengambil keripik apel sesuai perjanjian kita tadi" Helena kembali mengingatkan Rose sebelum naik ke keretanya.

"Baik Nyonya, senang sekali bisa bekerja sama dengan anda"

"Saya juga merasakan hal yang sama, melihat anda dan cucu anda bekerja membuat cemilan yang begitu enak, adalah pengalaman yang menyenangkan, benarkan Sayang?" Tanyanya pada Damian.

Putranya yang berusia enam tahun itu hanya mengangguk, sejak tadi, sama seperti Mariana dia juga lebih banyak diam.

"Kami pamit dulu, sampai bertemu lagi, kau juga Mariana" ujar Helena tersenyum kemudian naik ke keretanya. Mariana sama sekali tidak menjawab, namun hatinya sedikit lega karena wanita itu akan segera pergi. Sumpah demi semesta dia tidak mau bertemu lagi dengannya.

"Hati-hati di jalan Nyonya, Tuan Muda"

Rose dan Mariana mundur beberapa langkah ketika kereta hendak melaju. Sebagai bentuk penghormatan, mereka menunggu sampai kereta berjalan beberapa meter baru keduanya berbalik untuk kembali ke rumah.

"Kenapa harus beli kalau Ibu bisa membuatnya sendiri?" Damian akhirnya bersuara, mengajukan pertanyaan yang sejak tadi membuatnya penasaran.

"Ibu akan semakin sibuk mengurus Kerajaan dan melatih adikmu, jadi sebaiknya kita beli saja, rasanya juga tidak kalah enak bukan?"

Damian mengangguk. "Ibu, cucu Nyonya tadi sangat unik warna matanya cantik, aku tidak pernah melihat yang seperti itu sebelumnya"

"Ya, gadis kecil itu memang cantik, tidak ada yang sepertinya di benua ini, apa kau menyukainya?" Selidik Helena pada putranya yang sanga sulit dibuat terkesan.

"Iya, aku menyukainya Ibu" jawab Dante versi mini itu tersenyum tipis.

🍎

Mariana segera masuk kembali ke rumah, ia jarang berbicara sejak tadi, namun tenggorokannya terasa kering karena gugup. Segelas air putih yang ia teguk terasa begitu melegakan dan mampu menurunkan ritme debaran jantungnya.

Selain kehadiran Helena, ada satu hal yang membuatnya tidak nyaman, tatapan putra dari wanita itu membuatnya merinding.

"Maria" Panggil Rose yang menyusul tidak lama kemudian. "Terima kasih atas bantuanmu tadi, Nenek senang karena mendapatkan pelanggan baru. Oh ya istirahatlah di kamarmu, biar Nenek yang membersihkan dapur, kalau Shania bangun berikan susu yang Nenek buatkan tadi ya!"

"Baik Nek"

Wajah berseri Rose membuat hati Mariana ikut senang, kegusarannya pun perlahan menghilang hingga langkahnya terasa ringan menuruti perintah yang di terimanya.

"Kenapa bayimu sangat tenang, apa memang dia begitu sejak lahir? Tanyanya pada Sophia yang berdiri di dekat ranjangnya.

"Karena dia bisa merasakan kehadiran Ibunya, sama seperti kau dulu" Lumia yang menjawab. "Ibu dan anak memiliki ikatan batin yang tidak akan putus meski sudah berbeda alam"

Lady Red (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang