18. Pendekatan

519 90 11
                                    

Jemari kanan Damian tanpa sadar mengetuk-ngetuk pelan permukaan meja makan padahal baru lima menit yang lalu ia datang dan berbasa-basi sejenak dengan Tuan rumah. Semua itu karena ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Lady Red yang belum juga menampakkan batang hidungnya.

Di atas meja sudah tersaji berbagai hidangan lezat yang terbuat dari daging sapi, buah-buahan dan juga kue-kue manis, namun Damian tidak meliriknya sama sekali. Matanya justru menatap ke arah pintu, menunggu kehadiran seseorang.

Tidak lama terdengar suara langkah kaki mendekat, sang Pangeran-pun tersenyum samar dengan perasaan berdebar, sampai muncullah Mariana yang meski tampil sederhana tetap memukau di matanya, kini ia bisa leluasa menatap gadis itu yang sedang menunduk memberi salam. Damian pun tidak ingin membuang waktu, ketika Mariana hendak duduk, dia langsung mengajaknya berkenalan secara resmi.

🍎

Semua hidangan di atas meja sangat enak, namun Mariana tidak dapat menikmati dengan baik karena sepasang mata hitam yang terus menatapnya meski sedang mengunyah makanan. Hal yang membuat tidak nyaman, tapi ia tidak bisa protes.

"Makanannya sangat lezat Tuan Marquess, saya sangat menikmatinya" Puji Damian setelah menyelesaikan makannya. "Ini pasti karena tanah anda yang subur, sehingga menghasilkan bahan pangan yang berkualitas, inilah yang ini saya pelajari dan terapkan ke seluruh negeri" Ujarnya lagi.

"Terima kasih atas pujiannya Pangeran, tapi semenjak Raja Dante memimpin, kemakmuran di semua wilayah merata, anda tinggal melanjutkan saja dan belajar dari Yang Mulia"

Damian tahu benar dibalik kesuksesan Ayahnya, ada Ibunya yang ikut memberikan dukungan, namun semua ada masanya. Rakyat harus mampu mengelola dengan baik agar memberikan hasil maksimal. Wilayah Davies adalah satu-satunya wilayah yang tidak diberkahi Helena.

"Tiap wilayah punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, pasti penanganannya juga berbeda. Namun yang ingin saya pelajari adalah kualitas manusianya. Di Davies, rakyatnya pandai mengolah sumber daya dan tangguh menghadapi bencana, mereka mandiri dan pekerja keras"

Damian berpikir berkah yang dimilikinya Ibu dan adiknya juga punya dampak negatif, rakyat jadi bergantung dan malas berusaha.

"Seperti yang Pangeran bilang tadi, jika semua wilayah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saya pikir hal yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan materi pendidikan" Mariana yang awalnya hanya menyimak terpancing ikut berkomentar.

"Maksud Lady?" Damian menatap antusias melihat respon gadis pujaannya yang tidak lagi pasif.

"Buat kurikulum sesuai kebutuhan wilayah tersebut, contoh di wilayah Davies ini, karena tanah subur dan banyak lahan pertanian, maka kurikulum pokok yang diajarkan di Sekolah adalah tentang pertanian, jika wilayahnya banyak lahan pertambangan, maka kurikulum pokoknya juga tentang pertambangan, jadi ilmu yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan mereka" Jelas Mariana lugas, tanpa sadar ia berani bertukar pandang dengan Damian tanpa terusik lagi dengan masa lalu.

"Itu ide yang sangat bagus Lady" Timpal Damian bersemangat. "Anda memiliki Putri yang sangat cerdas Tuan Marquess, mengapa anda menyembunyikannya padahal dia bisa sangat membantu dengan kepandaiannya" Meski Marques Davies pernah menyampaikan bahwa putrinya menyukai ketenangan, namun ia merasa itu bukan alasan satu-satunya.

Susana seketika menjadi canggung, Marquess dan Mariana saling melirik, bingung mau menanggapi apa. Pertanyaan inilah yang paling mereka hindari, karena biasanya para bangsawan berlomba-lomba memamerkan keturunannya baik dari segi fisik dan prestasi demi meningkatkan gengsi mereka, tapi Marquess Davies malah melakukan sebaliknya.

"Pangeran, pie ini saya yang membuatnya, silahkan dinikmati, saya harap anda menyukainya" Mariana yang tidak ingin Ayahnya terpojok mencoba mengalihkan perhatian lelaki itu.

Lady Red (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang