Ketika Deborah tengah lelap karena baru bisa beristirahat dengan nyaman setelah perjalanan jauh. Tiba-tiba dia merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Begitu membuka mata, seseorang berpakaian hitam keluar melalui jendela yang sebelumnya sengaja ia biarkan terbuka untuk mendapatkan udara segar.
Gadis itu hendak berteriak, namun rasa sakit yang awalnya dikira hanya mimpi justru semakin terasa. Ia pun melihat ke arah perutnya dan mendapati sebilah pisau tertancap di sana dengan darah yang mengalir deras. Seketika napasnya terasa sesak dan pandangannya berubah menjadi gelap.
🍎
Sudah satu jam gadis berwajah pucat itu meratap tak jauh dari ranjang. Ia tidak sanggup melihat kondisi tubuhnya yang mengenaskan. Semua hal terasa membingungkan karena dirinya kini menjadi makhluk tak kasat mata.
"Siapa yang tega melakukan ini padaku?" Ujarnya meratap.
Memang tidak ada yang berjaga, Jena dan semua pengawal yang ia bawa, disuruhnya beristirahat. Selama ini, tidak pernah ada masalah kemanapun ia pergi, maka dari itu Deborah merasa aman-aman saja. Namun, tidak disangka hal yang tragis menimpanya.
Tiba-tiba dari sela pintu muncul cahaya merah yang sangat terang, secara naluriah tertarik dia dan mendekatinya. Deborah berdiri di depan pintu dan mendengar suara Damian dan Mariana sedang berdebat.
Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah menjauh dan cahaya merah yang ia lihat juga turut memudar. Gadis yang sepasang kakinya tak lagi menapak tanah itu bergegas hendak membuka pintu, tapi ia malah menembusnya.
Deborah sempat terkesiap, takjub sekaligus takut dengan apa yang baru saja dilakukannya. Hal tersebut semakin menegaskan kalau dirinya sekarang adalah arwah.
Dia mengabaikan fakta itu dan fokus menatap Mariana yang semakin menjauh. Kini, ia bisa melihat kalau gadis itu tidak sendiri, selain cahaya merah yang tak biasa, disisinya juga ada sosok seorang hantu wanita.
"Mariana Davies" Teriaknya merasa yakin pasti di dengar, dan benar saja gadis yang kini memakai gaun terusan berwarna hijau lumut itu berbalik dan melihat ke arahnya dengan wajah terkejut.
🍎
"Dobrak saja, cepat!" Titah Mariana ketika Damian hanya mengetuk dan memanggil nama Deborah.
Pria berambut hitam itu heran dengan kepanikan sang Lady Red, tapi tidak ada waktu untuk bertanya. Ia pun menurut dan dengan sekali tendangan, pintu berhasil terbuka, keduanya bergegas masuk dan mendapati Deborah terbaring di ranjang di atas genangan darahnya sendiri.
"Deby!" Teriak Damian berusaha membangunkan gadis itu, dia bisa melihat dengan jelas sebuah pisau bergagang hitam yang hampir seluruhnya tertancap di dalam perut temannya itu.
Masih ada denyut nadi terasa, meski sangat lemah. Segera, ia mengeluarkan ramuan berbeda dari dalam sakunya, kali ini berbentuk pil kecil dan langsung dimasukkan ke dalam mulut Deborah.
"Cabut pisaunya, kita harus menutup lukanya" Ucap Mariana yang kini berdiri di sisi ranjang dengan tempayan kecil berisi air dan handuk.
"Aku akan menghukum orang yang melakukan ini padamu!" Seru pria itu geram, sejenak ia memeluk tubuh Deborah sebelah membaringkannya kembali.
"Kau bisa urus nanti, sekarang cabut dulu pisaunya, setelah itu keluar dan panggilkan pelayannya, aku akan membantumu membersihkan lukanya" Tegas Mariana lagi. Meski terlihat tenang, sebenarnya, ia sama terkejutnya.
Damian pun menurut, dengan hati-hati dan perasaan berkecamuk, ia mencabut pisau yang tertancap itu dengan perlahan dan langsung menutupnya dengan handuk kering.
"Tolong taburkan ini, setelah membersihkan lukanya, aku akan pergi mencari Dokter dan memanggil pelayanan" Ujar Damian sembari memberikan serbuk herbalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Red (On Going)
Roman pour AdolescentsMariana pikir, dengan semua dosa yang ia miliki, dirinya akan langsung dibuang ke Neraka terdalam setelah kematiannya. Namun sebaliknya, ia malah dilahirkan kembali dengan kemampuan yang malah membuatnya kerepotan. Berniat menebus segala kejahatanny...