24. Pilihan

384 81 8
                                    

Tiga hari waktu perjalanan dari Herios ke Davies berhasil ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih 14 jam oleh Marquesss Lewis dengan bantuan Lala, burung Elang milik Ratu Helena. Demi bisa cepat bertemu dengan sang Putri, Ayah Deborah itu sampai memberanikan diri meminta bantuan pada keluarga kerajaan.

Hampir semua orang di Herios dan Lasios tahu mengenai keberadaan Elang Raksasa yang tak jarang ditunggangi Ratu mereka kala melakukan inspeksi, kedatangan Lala juga kali ini adalah dalam rangka memenuhi tugas dari Helena untuk mendampingi Damian. Meski putranya itu sudah bertekad berusaha sendiri, sebagai Ibu, ia tidak akan lepas tangan begitu saja. 

Semua takjub melihat begitu Elang besar itu mendarat di halaman luas milik Marquess Davies, namun dalam sekejap mata, setelah menurunkan Ayah Deborah, Lala menjelma ke ukuran semula dan langsung hinggap di pundak Damian.

Para pelayan dan pengawal yang semula berkerumun, bubar jalan, menyisakan pihak-pihak yang berkepentingan seperti kedua Marquess yang sudah beberapa kali bertemu di acara formal serta Damian dan Mariana. Mereka berempat langsung ke ruang tamu di mana telah tersedia kudapan dan jus buah segar, namun tidak ada satupun yang tertarik menyentuhnya karena mereka fokus membahas masalah Deborah.

"Saya akan membawanya pulang, di Herios Deby akan dirawat lebih baik dan bisa dekat dengan keluarganya. Mengenai pelayan tak tahu diri itu juga akan diadili di sana" Begitulah keputusan yang diambil pria berusia 40-an itu. Rambut pirang Deborah rupanya diwariskan darinya.

"Membawanya terbang dengan Lala terlalu berisiko, begitu juga dengan kereta kuda, akan ada banyak guncangan di tengah perjalanan, itu bisa berpengaruh pada lukanya, sebaiknya anda pertimbangkan lagi" Timpal Damian memberikan pendapatnya. Ia cukup menghormati Marquess Lewis yang juga merupakan teman Ayahnya.

"Pangeran benar Tuan, sebaiknya putri anda tetap di sini dulu, saya jamin kami akan memberikan perawatan terbaik tidak kurang dari tempat anda. Saya juga merasa bertanggung jawab dengan musibah ini" Ucap Marquess Davies mendukung masukan Damian.

Pria berkumis tipis itu terdiam sejenak, menimbang usul yang diterimanya. Tidak lama kemudian dia menghela napas panjang sebelum berucap sambil menatap satu persatu lawan bicaranya.

"Sebenarnya, Istriku saat ini juga sedang sakit, kesehatannya tiba-tiba menurun begitu mendengar kabar tentang putri kami. Pikiran saya sekarang sedang bercabang, karena itu saya ingin fokus di satu tempat saja agar bisa mengawasi keduanya" Ungkap Marquess Lewis resah, kebingunan tergambar jelas di wajahnya yang mulai terdapat beberapa keriput.

Tidak ada yang menimpali, semua paham dengan situasi yang dihadapi pria itu. Suasana hening itu membuat Mariana semakin jelas mendengar tangisan Deborah dari sudut ruangan.

"Ayah aku ingin pulang, bawa aku pulang" ratapnya pilu.

🍎

Setelah makan siang, Mariana yang merasa kehadirannya tidak terlalu diperlukan, memilih menghabiskan sisa harinya di kamar Rose, mereka menyulam dan mengobrol. Lumia juga ada di sana, dia enggan mengikuti Deborah lagi yang jarang menanggapinya.

Keesokan paginya. Mariana terbangun sendirian, Rose sudah tidak ada di sisinya. Wanita tua itu telah pergi ke tempat pembuatan keripiknya, ia tidak tega membangunkan cucunya yang tertidur lelap.

Setelah sedikit merapikan diri, gadis itu keluar dan berniat kembali ke kamarnya untuk mandi dan sarapan. Namun baru beberapa langkah, ia melihat kesibukan di depan kamar Deborah.

Dari salah seorang pelayan, Mariana tahu kalau Deborah akan dibawa kembali ke Herios. Dia bisa melihat roh gadis itu tidak lagi meratap meski belum mau menyapanya.

"Mariana, aku ingin pamit padamu" Damian tiba-tiba muncul dari dalam kamar Deborah dan langsung menghampirinya.

"Pamit?"

Lady Red (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang