23. I Miss You, Jen

270 36 12
                                    

Haloooooooooo, Maruk kambek cingtaaaah 😋🤟

Met hari minggu cingtah!! Apdet jam segini ngga ngaruh say 💋

Ayo pencet bintang di pojok bawah yaaaw, yang siders katanya nanti bibirnya disruduk ama tawon 😘💅

Enjoy, and happy reading 🕊️
































"Mama nggak tau pasti gimana perasaan kamu ke Jenandra, tapi Mama yakin kamu punya perasaan lebih ke Jenandra."—Irene.































•••••

Mentari hari ini agaknya sedikit malu-malu untuk menampakkan dirinya, sang mentari lebih memilih untuk bersembunyi di balik awan tebal. Angin bertiup dengan cukup kencang, membuat hawa dingin semakin mendorong rasa kantuk seseorang.

Kendaraan-kendaraan lebih padat dibandingkan dengan hari-hari lainnya, terutama kendaraan pribadi yang mendominasi jalanan. Serta beberapa kendaraan roda dua yang nampak ikut memadati jalanan kota.

Waktu liburan akhir tahun banyak dimanfaatkan oleh mereka untuk menghabiskan waktu dengan cara bepergian, entah sendiri, dengan saudara, teman, ataupun keluarga.

Memanfaatkan waktu libur dari kegiatan sekolah, kerja dan kegiatan-kegiatan lainnya. Tahun baru tak lama lagi, mungkin hanya tinggal hitungan jari maka pergantian tahun dua ribu dua puluh tiga dan dua ribu dua puluh empat akan terjadi.

Seorang gadis dengan celana kulot hitam yang dipadukan dengan kaos berlengan pendek putih yang ia masukkan ke dalam celana, tak lupa sebuah outer berwarna putih tulang tanpa motif turut membalut tubuh gadis itu.

Ia berjalan menyusuri trotoar dengan tangan menjinjing satu buah paper bag berukuran lumayan besar, berisi beberapa makanan yang dengan sengaja ia bawa dan sempat beli tadi di minimarket dekat dengan rumahnya.

Rambut lurus hitam legamnya ia biarkan terurai begitu saja, dengan satu buah bandana berwarna biru muda menghiasi kepalanya. Senyumnya sedari tadi terus merekah, ia akan menemui pemuda yang akhir-akhir ini memenuhi otaknya.

Tepat ketika gedung tempat yang dirinya tuju terlihat, ia segera membawa langkah kakinya masuk ke dalam gedung bertuliskan 'RUMAH SAKIT KASIH BUNDA' itu. Menyapa ramah beberapa perawat yang ia lalui.

Suasana rumah sakit siang ini tak seramai biasanya, hanya ada beberapa perawat dan keluarga pasien yang nampak lalu lalang. Terhitung sudah hampir seminggu gadis itu setiap harinya datang kemari.

Gadis itu masuk ke dalam lift, lantas menekan angka tiga di sana. Ruangan pemuda itu ada di lantai tiga. Tak butuh waktu lama, gadis itu kini telah berada di lantai tempat di mana pemuda itu berada.

Langkahnya ia bawa untuk berbelok ke kanan begitu keluar dari lift, hingga sampailah dirinya pada salah satu ruangan VVIP yang ada di sana. Dengan segera, tangannya menarik tuas pintu ruangan itu.

Ceklek!

Gadis itu menatap seorang pemuda yang tengah terduduk di sofa sembari bermain ponsel, "Karin?" Si pemuda terdengar menyapa.

Sedangkan si gadis—Karin hanya tersenyum simpul, ia lantas meletakkan paper bag bawaannya di atas meja kecil yang kebetulan disediakan di ruangan itu. Bokongnya ia daratkan di samping pemuda yang tengah duduk di sofa itu, "Udah makan?"

HEY, LOOK AT ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang