24. Jenandra?

337 51 4
                                    

Haloooo, apa kabar pren? Kangan ama Maruk ga ni???

Yuk pencet bintang yang ada di pojok bawah itu dulu, biar ga jadi siders yaw 😗

Yang siders keselek wajan 😘💅

Enjoy, and happy reading 🕊️



















"Jenandra nggak lumpuh, 'kan?"—Jenandra.
















•••••

Seorang pemuda nampak termenung di balkon kamarnya, pemuda itu menatap langit malam ini. Gelap gulita, tak ada bulan maupun bintang yang menghiasi langit. Langit telah berhenti menumpahkan air matanya sejak satu jam yang lalu.

Hawa dinginnya malam berpadu dengan dinginnya hujan, aroma tanah basah sehabis diguyur hujan memberikan ketenangan tersendiri bagi Nathan.

Secara acak, potongan-potongan kenangan masa kecilnya terputar di memorinya kini. Mulai dari ketika dirinya bermain bola dengan kedua sahabatnya, berlarian kesana-kemari bersama mereka, pergi ke sekolah bersama.

Bersepeda keliling komplek ketika sore hari tiba, lalu baru pulang ke rumah ketika mentari terbenam. Bahkan saat-saat ketiganya pernah berselisih paham ketika berada di kelas lima sekolah dasar pun ikut terputar.

Nathan ingat, dulu ketika berada di kelas delapan. Dirinya dan Heksa tengah duduk di kantin sembari menyantap soto mie yang dijajakan di kantin sekolah. Kala itu, Jenandra menolak untuk pergi ke kantin dengan alasan anak itu ingin tetap di kelas.

"Nathan! Heksa!" Yang dipanggil menoleh, lantas melakukan gestur bertanya pada seorang gadis dengan rambut bondol.

"Jenandra pingsan di lapangan basket, sekarang dia di UKS." Mendengar hal itu, kedua pemuda itu berlari meninggalkan soto mie mereka yang masih sisa separuh lebih.

Begitu dua pasang kaki itu masuk ke dalam UKS, di sana nampak petugas PMR tengah mencoba melakukan pertolongan pertama pada seseorang yang jatuh pingsan. Dua kancing atas baju osis milik Jenandra nampak dibuka, tak lupa apapun yang mengikat sudah dilepaskan.

"Kok bisa Jenandra sampe pingsan?!" Heksa bertanya, menatap beberapa anak perempuan yang ada di sana.

"Tadi Jenandra nolongin gue," Seorang gadis dengan kulit putih bersih menyahut. Sontak empat bola mata itu menatap si gadis dengan rambut yang digerai dengan bandana biru muda menghiasi kepalanya.

"Gue tadi hampir kena bola basket, tapi tiba-tiba Jenandra meluk gue, dan berakhir dia yang kena bolanya." Gadis berbandana biru muda itu menjelaskan kejadian yang terjadi di lapangan basket sebelumnya.

"Lo Karin anak kelas lapan a, 'kan?" Nathan menatap gadis itu, gadis itu mengangguk membenarkan.

"Dasar bulol." cibir Heksa pelan sembari menatap Jenandra yang perlahan nampak membuka kelopak matanya.

Karin sendiri merupakan ketua pandu sorak di SMP Mimpi 127, "Gue mau minta maaf, karena gara-gara gue Jenandra jadi kayak gini."

Heksa menatap seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari Karin, pemuda dengan kaos hitam polos serta celana olahraga selutut itu nampak memegang sebuah bola basket. "Eh, kalo ampe ni anak kenapa-napa, lo gue masukin ke kandang kambing!"

HEY, LOOK AT ME! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang