[Perihal luka]

0 0 0
                                    

terkadang, ketika kita meminta suatu yang lebih untuk hidup kita di bumi ini. Tuhan tak akan memberikan itu semua, Tuhan hanya akan memberikan sesuai apa yang kita butuhkan...


Flashback

"Maaf kak, tolong maafkan ayah..."

"Seharusnya gibran yang minta maaf karna selalu maksa ayah buat bareng-bareng lagi sama ibu kaya dulu"

"Ngga gitu kak..."

"Kata orang-orang, seorang anak yang lahir ke dunia itu adalah hasil dari buah cinta sepasang insan tuhan. Kalau emang dari dulu ayah ngga cinta ke ibu, kenapa sampai ada mamas dan gibran yah? Atau cinta seperti apa yang sudah ayah berikan ke ibu? Kali ini gibran butuh jawaban dari ayah. Biar kelak kalau gibran punya istri, keluarga gibran ngga jadi kaya gini nantinya"

"Ayah cinta ke ibu serayu, tapi ngga sebesar cinta ayah ke mendiang bunda ila. Sekali lagi maaf karna kamu dan mamas harus ikut merasakan ketidak adilan dalam rasa sakit ayah selama ini. Tapi kamu harus tau kak, kalau cinta ayah ke anak-anak ayah jauh lebih besar daripada rasa sakit ayah selama ini akibat kehilangan bunda ila...kamu dan mamas, akan tetap jadi anak ayah yang hebat dan akan selalu begitu"

"Bukan karna ayah merasa bersalah sama ibu, jadi ayah melimpahkan segala rasa sayang itu ke mamas dan gibran? "

"Ngga kak, ayah tidak pernah punya niatan seperti itu. Segala kasih sayang yang selama ini ayah limpahkan buat kamu dan mamas itu murni karna kalian berdua adalah darah daging ayah. Ayah memang udah gagal jadi suami yang baik buat ibu serayu, tapi ayah janji akan terus berusaha buat jadi ayah yang baik buat kamu dan mamas. Sekali lagi ayah minta maaf karna udah bawa kalian masuk ke satu bagian hidup ayah yang hancur dan paling buruk"

Ternyata cinta habis di orang lama itu emang bener-bener ada. Berarti selama hidup berdampingan dengan ibu, ayah cuma melanjutkan hidupnya aja?

Jadi ayah dan ibu emang sakit, tapi lebih sakit jadi kedua anak-anak mereka, karna harus ikut menanggung akibat dari kehancuran hati dan jiwa masing-masing. 

Flashback off

Rumah ibu (padang) 

"Anak bungsu ibu kenapa ngelamun terus hmmm? Gibran mau cerita ke ibu?" Ucap serayu memegang kedua pundak anak bungsunya dari samping saat melihat anak itu melamun di halaman belakang rumah oma.

"Gibran mau tanya sesuatu, boleh bu?"

"Kenapa engga? Tanyain aja apa yang ada di pikiran kamu"

"Ibu tau tante nilam?"

Serayu mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan dari mulut anak bungsunya yang terlalu tiba-tiba itu.

"Kenapa tiba-tiba banget nanyain tante nilam?"

"Gibran cuma pengen tau aja bu, tapi kalau ibu tidak berkenan buat menjawab pun gibran ngga masalah"

Ibu melenggang pergi tanpa sepatah kata pun yang terucap untuk si bingsu. Gibran menundukan kepalanya dan membuang nafasnya kasar. Apakah pertanyaannya tadi membuat ibu merasa tak nyaman? 

Tapi tak lama kemudian, ibu kembali dengan membawa selembar kertas yang terlihat seperti foto polaroid. Ibu memberikan foto itu kepada anak bungsunya, gibran memandangi foto itu lekat-lekat. Orang yang sama seperti yang ada di dalam bingkai foto dan kotak kayu milik ayah.

"Namanya nilam agatha, dulu ayah manggilnya bunda ila. Ibu sama bunda ila itu dulu sempet satu fakultas. Selain cantik, beliau itu orangnya baik banget kak, lemah lembut, dan ngga pernah marah ke orang lain meskipun mereka bersikap kurang baik sama beliau. Setau ibu, bunda ila meninggal karna kecelakaan pas lagi hamil 8 bulan. Beliau adalah satu-satunya wanita yang berhasil membuat ayah sudah menghabiskan semua rasa cintanya hanya untuk beliau"

Memeluk Luka [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang