[Berpulang]

0 0 0
                                    

Mau sejauh apapun kita berlari, langkah itu tak akan pernah bisa untuk menghindari maut...

...


Mengejutkan publik!!!

Gerriando abraham wicaksono, selaku anak sambung dari pemilik DA STUDIO. ditemukan di dalam unit apartment pribadinya nya dalam kondisi sudah tak bernyawa sore ini. Pihak kepolisian yang menyelidiki kejadian ini mengatakan bahwa saudara gerriando mengalami overdosis karna mengonsumsi obat antidepresan dalam waktu yang cukup panjang.

"Katanya, saudara geri tidak memberikan kabar kepada keluarganya kurang lebih sudah 1 hari 2 malam. Keluarga mendiang mencari tau tentang kabarnya sampai ke studio tempat dimana dia bekerja, tapi nihil. Kemudian papah sambung dari saudara gerriando (teddy danuarta) mendatangi unit apartment pribadi milik anaknya, tapi tidak ada respon dari pemiliknya saat pak teddy menggedor pintu itu. Sampai akhirnya pintu itu berhasil dibobol oleh petugas apartment, dan waktu pak teddy masuk ke dalam, ternyata beliau menemukan anak sambungnya dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi"

Berita itu, menjadi berita paling mengerikan di hidup gibran. Tak hanya untuk gibran, tapi untuk semua anggota keluarga gerriando. Ayah, ibu, dan papah...

Seperti mimpi buruk, tapi mereka semua tak bisa untuk mencari jalan keluar dari mimpi itu, mamas benar-benar pergi meninggalkan mereka, tuhan benar-benar sudah mengambil jiwa dan raga mamas dari hidup mereka...

Gerriando abraham wicaksono, seorang anak laki-laki yang selalu berusaha bertahan hidup diantara luka ayah dan ibunya, kini anak itu memilih meleburkan diri bersama segala rasa sakit yang tak pernah diketahui oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Mamas pergi, dengan segala rasa sakit yang masih dipertanyakan kesembuhannya...

Serayu tak kuasa dengan semua kejadian ini, seolah masih tak bisa menyadarkan dirinya, seolah semua ini hanya sebatas mimpi buruk di dalam tidurnya. Sejak saat  teddy memberi kabar kepadanya perihal kondisi anak sulungnya itu, serayu seakan enggan untuk menerima semuanya. Ia masih mengapit keyakinan bahwa mamas hanyalah tidur dan masih bisa terbangun.

Teddy juga sama terpukulnya dengan serayu, tapi ia tak bisa jika sama larutnya dengan sang istri dalam keterpurukan itu. Teddy tetap berusaha kuat untuk memberi kekuatan kepada serayu, meskipun beberapa kali ia juga sempat tak bisa menahan lelehan air mata itu.

Tak berbeda dengan serayu, gibran juga sama larutnya dalam keterpurukan itu. Sejak ia dan sang ayah mendapatkan kabar bahwa mamas sudah tak ada, anak itu terus menangis tanpa suara, begitu menyesakkan.

Hingga saat mata itu sudah melihat jasad milik mamasnya yang sudah terbujur kaku di dalam peti, seakan sudah kehabisan air matanya, gibran hanya bisa terdiam memandangi raga yang sudah tak akan bisa ia lihat lagi di kemudian hari.

Sampai saat raga mamas dikebumikan, serayu dan gibran masih belum menyadarkan diri mereka masing-masing. Mereka berdua hanya bisa menatap gundukan tanah dimana mereka telah menutupi sempurna liang lahat milik mamas.

Teddy dan jovandra telah mengebumikan raga itu, raga dari anak sulung mereka berdua. Teddy terlihat beberapa kali menyeka lelehan air matanya yang sempat turun membasahi pipi itu. Tapi jovandra, ia sama sekali tak terlihat meneteskan air mata barang sedikitpun semenjak melihat raga anak sulungnya.

Tapi tubuhnya bergetar hebat saat ia memasukan peti itu ke dalam liang lahat yang sudah tersedia...

Nisan itu, nisan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya akan menancap disana dengan nama gerriando abraham wicaksono.

Semua orang yang ikut serta hadir dalam pemakaman meninggalkan pusara itu satu persatu, hanya menyisakan serayu, gibran, teddy dan juga jovandra.

Mereka sama-sama terdiam menatap gundukan tanah yang kini sudah menjadi tempat peristirahatan terakhir milik mamas. Tubuh serayu meluruh, tangannya ter ulur untuk mengusap batu nisan itu dengan sangat berat.

Memeluk Luka [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang