Menangislah!
Kenapa tertawa?
Lihat! tubuhmu penuh luka!
Menjerit lah!
Jangan menyeringai sadis
Lihat! Tanganmu tengah teriris!
Terisak lah!
Bukannya tersenyum
Lihat! Bibirmu tak lagi ranum!
Jangan lanjutkan!
Darahmu sudah berceceran!
Hentikan! Tolong dengarkan!
Tertawa keras
Menyeringai sarkas
Tersenyum tandas
Kau, tak waras?
Atau, kau gila?
Begini kah caramu bahagia?
Terus-terusan menyiksa raga!
Hanya karena dunia dan gundahnya?
Ingat! Itu semua percuma
Tanpa ada izin dari sang esa
Siasatmu tiada guna
Sekarang, tolong sudahi
Jangan lanjutkan langkahmu lagi
Ini sudah terlalu tinggi
Hei, kenapa kau cekikikan?
Harusnya kau kesakitan
Tali itu menjerat dan menyesakkan bukan?
Ayolah, jangan berayun begitu
Sebentar lagi tubuhmu kaku
Wajahmu saja sudah membiru
From @nurul wulan suci
...
Pov jovandraAku sendiri lagi...
Menjalani hidup di dalam ruang hampa dan kelabu, berjalan diatas tumpuan batu yang entah kemana membawa langkahku pergi.
Kali ini bukan tuhan yang membuatku kembali merasa sepi. Namun aku sendiri yang meminta nya untuk pergi, sebelum lebih tersakiti...
Ternyata, melihat raga yang masih bisa direngkuh, namun tak lagi kita miliki itu rasanya tak jauh berbeda dari sebuah rasa sesak ditinggalkan karna sebuah kematian.
Semua memang salahku.
Aku yang membawa mereka masuk kedalam hidupku yang penuh luka. Membawa mereka untuk melengkapi kepingan puzzle yang telah hilang terbawa ombak di lautan.
Sejak awal aku sudah tau akhir dari cerita buku yang sedang ditulis oleh serayu, tapi aku tetap berusaha membantunya memberikan sebuah kata untuk ia tulis di dalam buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Luka [LENGKAP]
Kısa Hikaye"Katanya, seorang anak yang lahir ke dunia ini karna hasil dari buah cinta sepasang insan tuhan disini. Kalo emang ayah ngga pernah cinta sama ibu dari awal, kenapa sampai ada mamas dan gibran yah? Atau cinta yang seperti apa yang ayah berikan ke ib...