Jika pertemuan itu harus bersama maka harusnya tidak ada perpisahan.
~Saya sendiri.
Suasana sore hari di pantai begitu memukau, dengan warna langit yang mulai memerah dan sinar matahari yang perlahan tenggelam ke ufuk barat. Angin sepoi-sepoi laut membawa aroma garam yang segar, sementara ombak kecil menghiasi garis pantai dengan gemerincing lembut. Di tepi pantai, seorang fotografer dengan penuh antusiasme siap membidik keindahan senja yang memukau.
Dengan kamera yang setia menemaninya, fotografer itu mencari sudut terbaik untuk menangkap keajaiban alam yang terjadi di depan matanya. Cahaya senja yang hangat memperindah siluet pohon kelapa dan perahu nelayan yang terdampar di pasir putih. Pantulan cahaya matahari di permukaan air laut menciptakan kilauan yang memukau, seolah lukisan alam yang diciptakan secara sempurna.
Saat langit mulai berubah warna dari jingga ke ungu, fotografer itu dengan teliti menyesuaikan pengaturan kamera untuk mengabadikan momen magis ini. Dia membiarkan keindahan alam yang memukau menjadi subjek utama dalam setiap bidikan kameranya, mencoba menangkap keindahan dan keajaiban senja yang hanya terjadi sekali dalam sehari.
Di tengah kesunyian senja yang mempesona, suara deburan ombak yang terus-menerus mengiringi setiap langkah fotografer itu. Dalam kesendirian yang menenangkan, fotografer itu merasakan kehadiran alam yang begitu megah dan indah, menginspirasinya untuk terus mencari momen-momen berharga yang bisa diabadikan melalui lensa kameranya.
Saat senja semakin meredup dan malam mulai menjelang, fotografer itu membiarkan dirinya terhanyut dalam keindahan alam yang tiada duanya.
"Memang tidak ada hal yang lebih indah dari senja," ucap lelaki itu sambil memandang ke arah cakrawala. Dengan hati-hati, dia mengecek ulang hasil jepretan foto matahari terbenam yang baru saja diambilnya. Warna-warni langit sore yang terpantul di lensa kameranya benar-benar sangat indah, begitu sempurna rasanya melihat hasil yang sangat bagus. Dia tersenyum puas, merasa beruntung bisa menyaksikan pemandangan alam yang begitu memukau dan berhasil memotretnya dengan indah.
Husen begitu terpukau pada keindahan senja saat itu, sampai-sampai ia tidak sadar bahwa ada seorang wanita lain yang juga sedang berada di pantai. Wanita itu tampaknya baru saja ingin pulang dari pantai. Sebenarnya, Husen tidak merasa keberatan karena tidak sendirian di pantai, namun ia heran mengapa wanita itu baru saja pulang menjelang magrib, sementara dari tadi ia berada di pantai namun tidak melihat seorang pun.
"Baiklah, aku harus berpikir positif," gumam Husen. "Barangkali wanita itu adalah penghuni pantai ini. Untuk memastikannya, sebaiknya aku ambil beberapa foto." Husen pun kembali mengambil kameranya yang tadi disimpan di dalam tas ransel. Dengan terburu-buru, ia mengambil beberapa gambar wanita itu, meskipun hasil fotonya kurang bagus. Setelah itu, Husen memutuskan untuk segera pulang, mengingat hari sudah semakin mau malam.
Setelah sampai di kos-kosan, Husen langsung mandi dan membereskan beberapa hal untuk malam itu. Selesai melakukan aktivitas rutinitasnya, Husen pun mengambil kamera dan memeriksa hasil foto wanita di pantai tadi.
Dengan penasaran, Husen membuka satu per satu foto yang tadi diambilnya secara terburu-buru. Kualitas foto memang tidak begitu bagus, namun Husen dapat melihat dengan jelas sosok wanita itu. Entah mengapa, wanita tersebut terlihat samar-samar, seolah-olah ada sesuatu yang aneh dengannya.
"Aneh sekali, kenapa wanita itu terlihat agak transparan ya?" gumam Husen seraya memperhatikan foto-foto itu dengan saksama. Husen mengucek-ucek matanya, berusaha memastikan apa yang dilihatnya. Rambut wanita itu terurai dan tampak samar, seolah-olah terbentuk dari siluet yang tidak terlalu jelas terlihat. Bahkan, kaki wanita itu sedikit terlihat menggantung di udara.
Melihat fenomena yang tidak biasa ini, Husen mulai menerka-nerka apakah wanita yang ditemuinya di pantai tadi memang bukan manusia biasa, melainkan penampakan makhluk halus. Jantungnya berdebar-debar, antara penasaran dan sedikit merasa takut. Apakah benar wanita itu adalah hantu penghuni pantai, seperti yang sempat terlintas di pikirannya sebelumnya?
Husen kembali mengamati foto-foto itu dengan cermat, mencoba mencari petunjuk lebih lanjut. Entah apa yang akan ditemukannya, namun satu hal yang pasti, ia merasa semakin penasaran dengan keberadaan wanita misterius itu.
Karena masih merasa ada yang ganjil, Husen kembali memperbesar hasil foto wanita misterius itu. Namun, semakin diteliti, sosok wanita tersebut semakin sulit untuk diidentifikasi. Di belakangnya, terdapat bentukan gelap yang tidak terlalu jelas.
Husen mengerutkan kening, berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam foto tersebut. Apakah itu hanya bayangan atau memang ada sesuatu yang lain di belakang wanita itu? Ia mencoba memperbesar dan memperhatikan bagian belakang wanita tersebut dengan seksama, namun semakin dilihat, semakin sulit untuk menentukan wujud aslinya.
Entah apa yang sedang terjadi, tapi Husen merasa semakin penasaran. Apakah wanita itu benar-benar hantu atau makhluk halus? Atau mungkin hanya trik pencahayaan yang membuatnya tampak transparan? Berbagai spekulasi mulai bermunculan di dalam benak Husen, membuatnya semakin berfikir lebih jauh.
"Aku rasa cukup sampai sini, lebih baik sekarang aku tidur saja, mungkin aku terlalu kecapean," gumam Husen seraya meletakkan kameranya di meja. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, merasa sedikit pusing setelah terlalu lama mengamati foto-foto misterius itu.
Husen menghela napas panjang. Hari sudah semakin larut dan ia memang merasa lelah setelah seharian berada di pantai. Mungkin itu juga yang menyebabkan pikirannya menjadi terlalu banyak berimajinasi.
"Sebaiknya aku istirahat dulu. Besok pagi-pagi aku bisa melihat lagi foto-foto ini dan mencoba mencari tahu lebih lanjut," pikirnya. Tanpa membuang waktu lagi, Husen segera beranjak dari kursi dan bersiap untuk tidur. Ia berharap setelah beristirahat, pikirannya akan menjadi lebih segar dan bisa memikirkan solusi atas keanehan yang ditemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An eternity (SEBAGIAN PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT.)
Genç KurguNamun kamu menjadi tokoh yang begitu sempurna yang harus aku pamerin ke semua orang bahkan untuk semesta karena yang terbaik itu cuma kamu.