Aku yang duluan sampai ke pantai, meskipun pekerjaannya belum selesai, namun rasanya sudah malas untuk mengetik dan membaca satu persatu kalimat yang ada di layar laptop. Lagipula, mengapa tidak mengerjakannya nanti malam di rumah?
Sudah 15 menit berlalu, aku masih menunggu Husen tanpa ada tanda-tanda bahwa dia akan datang. Dengan rasa bosan yang tak tertahankan, aku mulai melemparkan puluhan batu yang ada di pantai ke sembarang arah. Rasanya tidak ada pilihan lain, Husen terlalu lama untuk ditunggu, dan kegabutan mulai menghantui.
Melihat ke sekitarku, batu-batu kecil untuk dilempar. "Sudah tidak ada tersisa, sebijik batu pun," celotehku.
"Aduh, nggak mungkin main HP lagi, malah baterai aku tinggal 10%, ya elah."
|| "Husen masih lama?" ||tanyaku.
|| "Masih pemotretan ya?" || tambahku.
||"Aku sudah di pantainih." |||| "Batre aku sudah mau habis." ||
Namun, sayangnya malah dia off.
"Shibal."
Yang terpenting, aku sudah mengabari Husen masalah dia datang atau tidaknya. Lagipula, aku sudah sering sendiri di pantai ini, tapi kali ini entah mengapa rasanya berbeda. Aku benar-benar ingin berdua dengannya, tidak seperti sebelum-sebelumnya saat aku mengenal Husein.
Tidak lama setelah aku menyimpan ponselku, aku melihat Husen. Ia berjalan langkah demi langkah mendekatiku yang sedang duduk sendiri. Dengan kamera di tangannya, Husen tersenyum ramah dan ikut duduk bersamaku di pasir.
"Cat kamu sudah dari tadi?" tanyanya.
"Ya, sudah dari jam empat tadi. Kamu lama sih," sindirku.
"Ya maaf, namanya pas pemotretan tadi ada sedikit masalah. Maafin ya," ucap Husen meminta maaf.
"Aku udah maafin. Ngomong ngomong gimana hari ini?" tanyaku.
"Hari ini baik, tadinya sih capek banget. Namun setelah ketemu kamu, jadi rasa capek itu hilang," Husen tersenyum lebar.
"Oh ya, Catrin, dari banyaknya hobi, hobi apa yang paling kamu sukai?" Aku bertanya demikian agar aku bisa mengikuti hobinya, dan yang pastinya supaya kami itu sefrekuensi nantinya.
"Aku suka membaca. Kesukaanku membaca novel, aku suka Au. Aku suka ke toko buku, bahkan aku suka mengoleksi buku-buku kuno yang sudah menguning kertasnya," menurutku, buku-buku lama yang sudah menguning kertasnya itu sangat indah, apalagi tampilannya meskipun terlihat kuno dan lama. Buku-buku begitu terlihat memiliki kesan tersendri. Mungkin kebanyakan orang jarang yang mau dengan buku-buku yang sudah menguning. Mereka langsung membuangnya atau menyudutkannya, tetapi tidak denganku. Aku memilih untuk mengoleksinya dan membacanya kembali.
"Au?" batinku, aku baru pertama kali dengar ini.
"Ouuwh gitu ya."
***
katanya Catrin suka novel, au, pokonya cerita yang berkaitan dengan hayalan," ujarku sambil mencari cari tahu mengenai cerita fiksi itu semua," aku mulai mencari tahu aplikasi buat membaca cerita cerita yang di bilang Catrin, terus aku juga melihat Vidio vidio yang ada di tiktok mengenai tentang Au, ternyata Au itu Menurut sumber yang aku temukan, AU (Alternative Universe) adalah sebuah konsep dalam fan fiksi.
"Ouwwh gitu," setelah mencari tahu apa itu Au dan dari mana membacanya aku pun mendownload twiter karena Au dibaca dari Twit.
"Ini cara nyari Au di Twiter gimana dah?" akhirnya aku ngescroll tiktok buat nyari tau baca Au.
"Eh gitu ya," sungguh Excited aku buat ngikuti hobi Catrin, namun aku tidak tahu judul Au yang harus ku baca apaan, ini kali pertama aku melihat tampilan cerita seperti chatan begini."
"Aku tanya Catrin dulu deh."
"Eh kok seru," ujarku.
Tak terasa sudah memasuki Part23 saja aku membaca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
An eternity (SEBAGIAN PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT.)
Teen FictionNamun kamu menjadi tokoh yang begitu sempurna yang harus aku pamerin ke semua orang bahkan untuk semesta karena yang terbaik itu cuma kamu.