🔞 𝐏𝐄𝐑𝐈𝐍𝐆𝐀𝐓𝐀𝐍🔞
Bab ini berisi konten yang menyebabkan trauma seperti pemaksaan/pemerkosaan. Tidak di perkenankan untuk pembaca dibawah usia 18 tahun.
Pada awalnya, Tizanna merasa sangat sakit seolah-olah tubuhnya seperti dibelah menjadi dua, akan tetapi entah bagaimana benda jelek itu mulai membawa sensasi asing yang terasa mengganggu bagi Tizanna, karena hal itu baru pertama kali ia rasakan.
"H-Haahh... Heuk--Ahh!"
"Haa..."
"Mmmhhh--!" Tizanna mencoba menahan erangannya seakan mempertahankan harga dirinya yang tersisa.
"Jangan menahan erangan mu."
"..." Tizanna tak menanggapi ucapan pria itu.
Momen itu terus berlanjut sesuai kehendak Kolonel, akan tetapi pria itu mulai kesal karena diabaikan. Kolonel segera menghentikan gerakannya membuat Tizanna akhirnya bisa bernapas lega, wanita muda itu menarik napas berat, terlihat begitu jelas bahwa dia merasa kelelahan, hal itu jelas disadari oleh Kolonel.
Kolonel menarik keluar pen*s yang tersangkut di dalam lubang vag*na yang memerah itu, membuat alis Tizanna menyatu menahan erangannya.
"Apa ini sudah selesai...?" - pikir Tizanna dalam hati.
Tizanna mulai memejamkan matanya karena kelelahan, wanita malang itu sama sekali tak menyadari apa yang akan terjadi. Ketika matanya hampir terpejam, dengan gerakan yang begitu tiba-tiba, Kolonel menyentak batang kelamin miliknya memasuki lubang Tizanna kuat-kuat, menciptakan suara cabul itu sekali lagi, namun suara yang dihasilkan kali ini jauh lebih besar dan jelas.
DEG!!!
***
PLOKKK--!!!
"HAAAHHH--!!!?"
Tizanna membulatkan matanya menatap lurus ke depan, wajahnya penuh akan keterkejutan, air liurnya mengalir keluar dari dalam mulut, tangannya kembali mengepal menahan setiap rangsangan pada k*laminnya.
Tak sampai disitu, Kolonel kembali menggerakkan pinggulnya, lagi-lagi ia menghantam kuat-kuat lubang kenikmatan itu seperti tengah berusaha menggali sesuatu.
"Ahh--Ba--jingan! Kheukk--!! Brengsek!" umpat Tizanna.
Kolonel menunjukan senyum tipis, memeluk tubuh Tizanna dari belakang sambil menciumi lehernya, pria itu masih tetap menggerakkan kejantanannya dibawah sana.
"Haa... Lubangmu sangat pandai meremasnya."
"... Kheuk--!! Ahh!"
"Seperti lubang yang terbiasa meremas pen*s seorang pria..."
"Mhhh--! Tutup mulutmu, siala--?!!!"
PLOK!!
"AARGHH...!!"
Kolonel tak memberikan kesempatan untuk Tizanna berbicara, pria itu kembali menghentakkan pinggulnya keras-keras di selangk*ngan Tizanna. Gumpalan daging tebal itu lagi-lagi menerobos masuk dengan paksa ke dalam lubang kemaluan yang masih sangat sempit, gerakan yang dibuat menghasilkan rasa panas yang menyengat seperti terbakar. Pada titik ini, Tizanna merasa akan lebih baik jika ia pingsan saat itu juga, dengan begitu ia tidak perlu terlalu merasa sesakit ini.
"Apa kau benar-benar belum pernah melakukannya, hmm?" tanya Kolonel di sela-sela pinggulnya yang terus bergoyang, pria itu sungguh telah dibutakan oleh nafsu.
PLOK! PLOK! PLOK!
"Ku bilang... Tutup mulutmu, brengsek! Aahhh--!"
PLOK! PLOK!
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONEL K
Любовные романы⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢 [Follow untuk membuka bab terkunci] Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui...
