⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢
[Follow untuk membuka bab terkunci]
Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui...
Teman-teman? Sebelum itu tolong jangan hanya dibaca tapi divote dan dikomentari, ya! Karena vote dan komentar kalian berpengaruh dalam kenaikan tagar cerita ini.
Jika tidak, terpaksa update akan semakin lama/tertunda...
***
🔞 𝐏𝐄𝐑𝐈𝐍𝐆𝐀𝐓𝐀𝐍🔞 Bab ini berisi konten yang menyebabkan trauma seperti pemaksaan/pemerkosaan. Tidak di perkenankan untuk pembaca dibawah usia 18 tahun.
###
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan pipi yang merona samar, Kolonel menunjukkan senyum penuh kegembiraan liar terhadap Tizanna, tatapannya dipenuhi minat nyata, ia akhirnya melanjutkan ucapannya kembali, "Mari kita lanjutkan apa yang telah kita mulai sebelumnya..."
***
Sebuah tangan yang terbungkus oleh sarung tangan hitam menyelinap masuk ke dalam atasan yang Tizanna pakai, tangan itu bergerak dengan nakalnya meraba-raba kulit Tizanna. Lama-kelamaan, tangan nakal itu semakin naik hingga menyentuh payud*ra Tizanna.
Merasakan sensasi aneh dari sebuah remasan dari tangan pria cabul di hadapannya, merinding seketika menghantam tubuh Tizanna. Tizanna menggunakan satu tangannya mendorong dada pria itu.
"Hentikan ini sekarang juga!" marahnya sudah tak tahan.
"..."
"Brengsek, bunuh saja aku sekarang! Aku tidak sudi berbagi kenikmatan dengan cabul gila sepertimu!" sarkasnya.
Kolonel tak menjawab.
"Aku lebih baik mati daripada harus menerima benda kotor mu itu, brengsek!"
Kolonel terkekeh mendengarnya, "Benarkah?"
Tizanna memasang senyum yang ditunjukkan untuk mengejek, "Siapa tahu sudah berapa banyak lubang kotor yang dia lalui?"
"Ahaa..."
Tizanna dibuat mengernyit begitu mendapat reaksi tak terduga dari pria itu. Bukannya marah, pria di hadapannya ini justru tertawa, bahkan tubuhnya bergetar hanya karena menahan tawanya.
"...?"
"Akan tetapi..." Kolonel menggantungkan ucapannya.
Pada saat itu, Kolonel kembali mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Tizanna. Wajahnya mendekat ke wajah Tizanna sehingga membuat Tizanna sontak berpaling menghindari pria menjijikkan itu.
"Benda yang kau sebut kotor ini pernah melalui lubangmu. Apa kau tidak ingat? Padahal ini belum lama sejak itu terjadi, haha..." bisiknya tepat di telinga Tizanna.
Tizanna terkesiap.
"Apa lubangmu adalah salah satu lubang kotor yang pernah dilalui juga, hm...?"
Mendengar itu, Tizanna segera mengepalkan tangannya kuat, matanya menatap tajam pria di hadapannya, sorot matanya jelas menunjukkan amarah yang berlebih, dan bahkan rahangnya ikut mengeras sebagai bentuk amarah.