⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢
[Follow untuk membuka bab terkunci]
Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui...
Hari ini Tizanna berniat untuk pergi interview di sebuah cafe di dekat rumah Julie, Tizanna ingin memulai hidup baru dengan pekerjaan yang baru pula, ia memutuskan untuk memulai segalanya dengan sesuatu yang jauh lebih baik daripada pekerjaan sebelumnya. Meskipun bayaran yang ia terima tak sebanyak saat ia menjadi Agent di BB, namun ia sudah lebih puas akan hal itu.
"Tizanna Lautner."
Panggilan dari dalam ruang interview terdengar, Tizanna segera bangkit dari tempat duduknya dan masuk ke dalam. Dengan pakaian sopan serta penampilan yang menarik, Tizanna duduk di sebuah kursi di hadapan pemilik cafe.
"23 tahun, belum menikah, oh--kau orang Indonesia?"
"Itu benar."
"Ibuku juga dari sana, dia berasal dari Sulawesi. Bagaimana kau bisa tinggal disini? Apa kau berniat untuk sementara disini?"
"Ah, aku memiliki kewarganegaraan ganda, dan aku juga memiliki tempat tinggal di sini, jadi Anda tidak perlu khawatir saya akan berhenti tiba-tiba." ucap Tizanna yang kikuk.
"Begitu ya."
Interview itu berlanjut, pertanyaan terus diberikan pada Tizanna dan Tizanna dapat menjawabnya dengan baik tanpa dibuat-buat, semuanya terkesan natural dan mengalir sebagaimana mestinya.
"Kau pandai berbahasa Jerman, ya."
"Terima kasih."
Pada awalnya semua menjadi mudah bagi Tizanna, namun dipertengahan sesuatu mulai terasa mengganggu, Tizanna mulai merasakan pusing di kepalanya, bahkan perutnya terasa tak enak, seolah-olah isi perutnya diaduk sehingga menimbulkan perasaan mual seakan ingin muntah.
"Na--"
"Zanna--"
"Tizann--"
"Kepalaku sakit... Apa yang dia bicarakan? Tunggu, semuanya bergoyang...? Mengapa dia ada dua..." - batin Tizanna.
Serangan rasa sakit itu menimbulkan keanehan pada penglihatan Tizanna, wanita yang merupakan pemilik cafe di hadapannya ini entah bagaimana berubah menjadi dua orang, bahkan sekelilingnya ikut bergerak seperti ada gempa, cara bicaranya pun tak lagi jelas terdengar.
"Tizanna Lautner, Hati-hat--!!?"
Brukk!!
"Tizanna Lautner!!"
###
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit-langit putih yang familiar membawa pemikiran tersendiri bagi Tizanna, matanya berkedip hingga beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
Rasa sakit kembali menyerang kepalanya untuk beberapa saat, setelah dirasa berkurang Tizanna menatap keadaan sekitar yang tampak sepi dan begitu hening.
'Rumah sakit'
Sebuah tempat dimana orang-orang akan menjalani perawatan dan pemeriksaan terkait kondisi tubuh, tempat yang Tizanna kunjungi 2 minggu lalu, namun sekarang ia kembali lagi ke tempat yang paling ia hindari ini.