Malangnya, hal itu tak membuahkan hasil, saputangan itu telah sepenuhnya menyumpal mulutnya hingga membuatnya kesulitan untuk berbicara. Berapa kali Tizanna mencoba mengeluarkan benda yang mengganggu itu namun lagi-lagi usahanya gagal, bahkan sekarang luka di sudut bibirnya mulai terasa perih dan menyakitkan.
Tap Tap.
Tap Tap.
Suara langkah kaki mengalihkan perhatian Tizanna, dengan tubuh masih yang terbaring dilantai, Tizanna mendongak menatap sepasang kaki yang saat ini telah berada di hadapannya.
Pemilik kaki itu segera berjongkok di hadapan Tizanna, menatapnya intens namun penuh minat nyata. Raut wajah yang terlihat tenang itu sungguh membuatnya gugup, karena ia sama sekali tak dapat membaca emosi pria itu.
"Bajingan ini...! Apa dia akan membunuhku?" - Tizanna membatin.
Sebuah tangan tiba-tiba terulur ke arah depan, Tizanna tersentak dengan mata yang membulat sempurna,di detik selanjutnya Tizanna segera memejamkan matanya seakan bersiap untuk menerima pukulan dari pria di hadapannya. Namun...
Grep!
"Urghh--" ringis Tizanna begitu rambutnya tiba-tiba ditarik secara paksa hingga membuat setengah tubuhnya terangkat dengan posisi telungkup.
"Sayang sekali jika mengirim mu kembali begitu cepat."
"...!?"
Setelah mengatakan hal yang sulit dimengerti, Kolonel berdarah dingin itu kembali menarik rambut Tizanna, menekan tubuhnya kuat-kuat pada lantai dengan keadaan telungkup kemudian menungganginya dari belakang.
Tizanna meringis merasakan nyeri di dada dan dagunya, pria itu menakan tubuhnya begitu kuat, ia bahkan menggunakan berat tubuhnya untuk menahan Tizanna yang saat ini berada di bawahnya.
"Erghh--"
Dengan mudah, Kolonel membalikkan tubuh Tizanna menghadap ke arahnya, pada saat yang sama mata mereka bertemu. Kolonel mengeluarkan belati yang selalu ia bawa dalam saku seragamnya, pria itu mulai mengarahkan pisau tersebut kepada Tizanna, dan hal itu membuat wanita muda itu kembali memejamkan matanya.
***
Sreetttt...
Sebuah belati tajam meluncur membelah kain hitam yang menutupi pinggul hingga paha mulus seseorang, menghasilkan suara familiar dari robekan yang dibuat dengan sengaja.
DEG!
Mata belati yang tajam itu mengenai kulit halus dari paha milik Tizanna, menghasilkan goresan kecil menyerupai bekas cakaran yang mengeluarkan sedikit darah.
Tizanna terkesiap, matanya membulat sempurna menatap pria diatasnya dengan tatapan penuh keterkejutan yang bercampur tanda tanya.
Bukannya penjelasan yang dibutuhkan yang ia dapatkan, sudut bibir pria yang sebelumnya tak pernah mengeluarkan ekspresi itu tiba-tiba terangkat membentuk sebuah senyum licik satu arah yang terlihat menakutkan.
Siapa saja yang melihatnya mungkin akan menyadari rencana gila yang ada di kepala pria itu, senyuman itu seolah menjadi pertanda buruk akan adanya kekacauan yang akan segera dibuat, dan itu merupakan sebuah alarm berbahaya bagi Tizanna.
"A-Apa yang..." - batin Tizanna tak percaya.
"Semakin aku melihatmu, semakin kau terlihat seperti tipe ku..."
"...!?"
"Ahh... Ini semakin menggoda..."
DEG!
"...?!!!"
***
Sebuah tangan besar yang terbungkus oleh sarung tangan hitam hinggap di leher Tizanna, mencekiknya cukup kuat hingga membuatnya kesulitan untuk bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLONEL K
Romance⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢 [Follow untuk membuka bab terkunci] Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui...
