#25 | 𝐒𝟐 : 𝐌𝐮𝐥𝐚𝐢

3.6K 363 144
                                        

VOTE & KOMEN atau cerita akan di DROP.

###

- Dapur

   Di sebuah dapur berukuran minimalis dengan meja makan yang berada di ruangan yang sama, seorang balita perempuan tengah duduk diatas kursi bersiap menyantap sarapannya yang saat ini tengah dinanti-nanti.

"Mama, kapan Mama akan selesai? Anne lapar...!" seru gadis kecil bernama Anne dengan nada bicaranya yang belum cukup fasih, hal itu terdengar lucu sehingga menambah kesan menggemaskan pada dirinya.

Dengan senyum yang merekah di wajah yang cantik, Tizanna membawa piring berisi pancake yang dibalur madu, bahkan ada beberapa irisan buah segar di sisi piringnya sehingga menambah kesan indah pada menu sarapan itu.

"Baiklah, Tuan Putri, ini sarapannya! Selamat makan...!" seru Tizanna.

"Terima kasih Mama! I love you!" seru Anne sebelum akhirnya memakan sarapan yang dibuat oleh Tizanna dengan sangat lahap.

"Anne, makanlah dengan pelan atau kau akan tersedak."

"Baik Mama." jawab Anne, namun berlawanan dengan apa yang ia katakan, gadis kecil itu sama sekali tak mengurangi kecepatan makannya sehingga membuat Tizanna menggelengkan kepalanya seakan tak habis pikir.

"Dasar..." - gumam Tizanna dalam hati.

Tizanna membuka iPad di depannya, satu tangannya bergantian menyuapi makanan ke mulutnya sebelum menekan layar iPad melakukan pekerjaannya sambil sarapan. Dua orang Ibu dan Anak itu tampak sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Mama?"

"Hmm?"

"Apa Bibi Julie tidak akan kesini lagi?"

"Entahlah, Mama tidak tahu." jawab Tizanna tanpa mengalihkan tatapannya dari layar iPad.

Merasa diabaikan oleh sang Ibu, Etienne(Anne) mengerucutkan bibirnya kesal.

"Mama!" panggil Anne dengan nada tinggi.

"Ada apa, Etienne?"

Panggilan Tizanna berubah, jika biasanya Tizanna memanggil anaknya dengan sebutan Anne, maka Tizanna akan memanggil nama Etienne sebagai bentuk teguran atau keseriusan. Kali ini Anne tahu betul jika Ibunya itu sedang menegurnya secara baik-baik lewat panggilan Etienne, nama depannya.

"Anne rindu Bibi Julie..." seru Anne dengan raut wajah sedih.

Tizanna mengalihkan tatapannya ke arah Anne, disana gadis kecil itu terlihat lesu, wajahnya yang bulat membuat pipinya hampir jatuh karena bibir yang mengerucut, Tizanna hanya bisa kembali menggeleng-gelengkan kepalanya, ia lalu mengeluarkan ponsel dari sakunya kemudian menekan sebuah tombol sebelum kemudian memberikan ponsel itu pada Anne.

"Ini, telepon saja sendiri." ucap Tizanna.

Diluar dugaan, wajah yang sebelumnya ditekuk kini terlihat berbinar dengan cerahnya, Anne segera mengambil ponsel itu dari Tizanna. Layar menunjukkan sebuah panggilan video yang tengah memanggil, membawa suara 'tuuutttt--' sebagai tanda sedang menghubungkan.

KOLONEL K Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang