⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚𝐚𝐧, & 𝐈𝐧𝐭𝐢𝐦𝐢𝐝𝐚𝐬𝐢
[Follow untuk membuka bab terkunci]
Kapten dari organisasi kriminal pembuatan dan penjualan narkoba secara illegal(BB) telah ditangkap. Meskipun telah melalui...
Kail mengangkat satu alisnya, "Mengapa kau pikir aku jahat?" tanyanya.
"Hiks--Karena... Karena Papa--"
Anne menangis sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, membuat Kail sedikit merasa bersalah pada gadis kecil itu. Jika Kail yang biasanya, ia akan mengabaikan hal itu, namun entah mengapa gadis kecil ini berhasil meruntuhkan tembok yang selama ini dibangun.
"Karena Papa tidak memperbolehkan Anne berkunjung ke rumah Papa!"
"Apa?"
"Hiks... Padahal Anne senang bertemu Papa."
"Apa yang dia bicarakan?" tanya Kail, lagi-lagi pria itu tak dapat mengerti apa yang diucapkan Anne karena gadis kecil itu berbicara sangat cepat dalam keadaan marah.
"S-Saya tidak tahu, Pak." jawab Manu.
Setelah banyaknya waktu yang berlalu, suara tangisan yang memenuhi mobil disepanjang perjalanan, Kail yang sudah tak kuat akhirnya membawa gadis kecil itu ke dekapannya, menepuk-nepuk punggungnya pelan sambil mengelus kepalanya.
"Baiklah, aku minta maaf."
Anne terdiam seakan tak menyangka, Anne mulai mendongak menatap pria yang saat ini tengah memeluknya. Dari tempatnya Anne dapat melihat dengan lebih jelas wajah tampan dengan mata kuning layaknya mata amber yang sama seperti miliknya, pada saat itu Anne meyakini bahwa pria dihadapannya ini sungguh, benar-benar adalah Ayah kandungnya.
"Lubang hidung Papa besar."
"Tutup saja mulutmu." balas Kail datar.
Manu tertawa mendengarnya.
"Papa, cium!"
"...?"
"...hmm?"
Anne menatap Kail lama dengan sorot mata memelas seakan ingin menangis, wajah imut itu tak membuat Kail bereaksi apapun, namun karena sudah sangat lelah mendengar tangisan dari gadis kecil yang cerewet itu, Kail pun akhirnya memberikan ciuman yang ia mau.
Cup.
Sebuah kecupan kecil hinggap di kening Anne, membawa perasaan bahagia yang cukup sulit untuk dijelaskan, sisa-sisa perasaan dingin dari bibir yang menyentuh kulit masih terasa bagi Anne.
"Hihi..."
Kail mengangkat satu alisnya, "Kau senang?"
Anne mengangguk cepat, "Eung!" jawabnya.
Melihat reaksi itu membuat Kail tanpa sadar terkekeh dibuatnya, bagaimana anak kecil yang merupakan orang asing ini bisa membuatnya seperti ini? Dan ada apa dengan sikap kurang ajarnya itu? Sejauh ini belum ada yang berani marah pada Kail kecuali satu orang. Ahh... Jika diingat lagi, wanita itu telah hilang tanpa jejak.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.