•Hari kedua
Sejak kejadian kemarin itu sudah membuat Ashel sangat takut dengan Adel. Luka nya memang tak seberapa membekas tapi sakit dan takutnya jelas tidak bisa dibohongi.Seperti kemarin Adel menunggu didepan rumah Ashel. Tetap sama memakaikan Ashel helm dan mempersilakan Ashel untuk duduk.
Suasana menjadi canggung tanpa ada pertengkaran apapun.
Sesampainya disekolah pun sama tak ada obrolan diantara mereka. Ashel memasuki kelasnya terlebih dahulu sedangkan Adel pergi ke halaman sekolahnya bersama temannya.
"Cell sakit?"Tanya Marsha.
Ashel menggelengkan kepalanya.
"Ada apa? Lo beda bangt"Tanya Marsha dengan lembut.
"Gua takut"
Tak lama Adel dan teman temannya pun datang , dengan tatapan dingin Adel berjalan ke bangkunya."Adel?"Bisik Marsha.
Ashel mengangguk pelan , Marsha langsng mengusap bahu Ashel.Skip
Sepulang sekolah Ashel menunggu Adel didepan halaman sekolah. Teman temannya sudah pergi pulang terlebih dulu tadi.
"Ayo"Ucap Seseorang disamping Ashel yang tak lain adalah Adel.
Ashel mengangguk dan mengikuti Adel menuju motor mereka.
"Gua mau ke toko buku , nanti lo bisa tinggal gua disana"Ucap Ashel.
"Gua tunggu"
"Gua gamau lo nunggu"Jawab Ashel.
"Lo mau nolak gua?"Ucap Adel menatap tajam Ashel.
Dengan cepat Ashel menundukan kepalanya.
"Ayo cepet naik!"Ashel pun memasuki toko buku bersama dengan Adel. Tentu asing bagi Adel yang sudah lama tidak memasuki toko buku. Adel memperhatikan Ashel yang tengah fokus memilah milah buku yang dia cari.
"Oh itu diatas"Ucap Ashel.
Adel langsung melihat ke arah buku itu yang berada di rak atas."Bentar"Ucap Adel.
Adel mengambilkan buku yang Ashel maksud.
"Nih"Ucap Adel memberikan buku itu.
"Makasih del , tapi gua bisa sendiri"Jawab Ashel.
Adel memalingkan wajahnya tanpa menjawab Ashel.
Selesainya dari toko buku Adel dan Ashel pun memutuskan untuk kembali pulang. Diperjalanan yang sepi tiba tiba hujan pun turun.
"Kita nedu dulu"Teriak Adel pada Ashel.
Adel pun menghentikan motornya tepat didepan kios kosong , Adel dan Ashel berlari kekios itu untuk menedu. Hujan pun turun semakin deras.
"Aduh kenapa harus hujan si"Batin Ashel.
"Shell"
Ashel pun menoleh kearah Adel."Gua minta maaf soal kemaren"Ucap Adel.
"Ga harus nya lo gitu dell , ga semua pake kekerasan"Jawab Ashel lalu memalingkan wajahnya.
"Shell"
"Apa lagi del??"Ucap Ashel.
"Wedeh ada ketua RVB nih"Ucap Seseorang.
"Eh cwek lo del??" Lanjutnya.
"Ziro ngapain lo disini"Ucap Adel.
"Ini tempat umum bro , btw cwe lo boleh juga"
"Anjing!!"
Buggg
Adel memukul perut nya dengan kencang."Adell udahh"Ucap Ashel menarik lengan Adel.
"Hahaha del del cupuu"
"Udah gaush didengerin!"Ucap Ashel yang masi menarik lengannya.
"Gua cuman muji aja del marah bangt , untung deh masi ada yang mau sama modelan psikopat kek lu"
"Bangsat!"
Bugg buggg
Dan terjadilah pergengkaran diantara mereka."ADEL STOP!!"
"Anjing lo!!"
Bugg bugg
Ashel menarik tubuh Adel dengan kencang namun Adel malah terjatuh akibat dorongan Ziro itu.
"STOP!!"Ucap Ashel pada Ziro.
"Okey cantik , suru belajar lagi ya bela dirinya"Ucap Ziro tersenyum lalu pergi.
Ashel berbalik dan melihat Adel yang masuk tersungkur.
"Gua bilang apa del? Ga semua harus pake kekerasan!"Ucap Ashel.
"Gua belain lo Shel!"
"Gua bilang gua bisa sendiri dan gua bodoamat dell! Gausah urusin hidup gua! Lo gapunya hak buat semua itu"Ucap Ashel yang membuat Adel langsung terdiam.
"Huft"
"Gua telfn Marsha gua suru Zee buat ambil motor lo dan lo ikut gua balik gua bakal tlfn supir gua"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Piece of Heaven | Delshel END
Novela JuvenilCerita ini terinspirasi dari lagu Little Piece of Heaven tidak seindah judulnya. Lagu ini berisi tentang cinta, dendam, dan obsesi gila. ------- - Kota Amirort. Kota mewah dan dipenuhi oleh mayoritas orang orang kaya dan terkenal. Namun kota Amiro...