chapter 1

255 36 22
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°

Cuaca terlihat sangat cerah hari ini membuat seorang gadis sesekali menatap langit lalu tersenyum kearah benda yang sedari tadi ia pegang di salah satu tangannya.

Hari ini adalah kali ketiganya ia mengunjungi rumah rehabilitasi.

Ya, rumah rehabilitasi.

Mungkin sebagian orang akan sangat enggan untuk datang ke tempat seperti itu atau bahkan mereka membenci tempat yang dipenuhi orang-orang yang berperilaku menyimpang.

Tapi tidak dengan Evelyn, gadis itu dengan senang hati akan selalu rutin mendatangi tempat itu, walaupun suasana hatinya tak selalu terasa baik dan kadang ada saja cobaan yang menghampirinya bahkan hampir sebulan terakhir setelah kepergian dua orang yang sangat amat ia cintai.

Dengan menghela napas pelan, Evelyn melangkahkan kakinya menuju pelataran rumah rehabilitasi.

Hari ini ia harus terlihat baik-baik saja dan wajahnya harus terlihat cerah, secerah langit yang tak diselimuti awan agar sahabatnya tak khawatir terhadap dirinya.

Saat Evelyn berjalan melewati beberapa kumpulan orang-orang yang sendang melakukan kunjungan sama sepertinya, seorang lelaki melambai kearahnya.

Spontan Evelyn tersenyum dan membalas lambaian itu.

"Apa kabar, Ky?"

Hanya kalimat sederhana yang bahkan terdengar klise tapi mampu membuat lelaki itu tersenyum lebar.

Tanpa mau menjawab pertanyaan Evelyn terlebih dahulu, lelaki itu langsung menarik Evelyn kedalam pelukannya.

"Gue kangen banget sama lo, Vel"

Evelyn sedikit terkekeh mendengarnya.

"Kan minggu lalu gue kesini, masa kangen sih?" Celetuk Evelyn membuat lelaki itu melepas pelukannya dan memajukan bibirnya kesal.

"Lo kayak gak tau gue aja, sehari aja gue gak ketemu lo berasa berabad-abad tau gak. Apalagi seminggu lho ini"

Evelyn menggeleng samar. "Iya deh, tapi lo belum jawab pertanyaan gue"

Lelaki itu terdiam sejenak, lalu memegang pundak Evelyn sambil tersenyum.

"Kan gue Rexy"

Evelyn mengernyit bingung. Dari tatapannya sudah dapat dibaca bahwa ia ingin berkata dan menyanggah, "apaan deh, gak nyambung banget" tapi tanpa berucap pun lelaki bernama Rexy itu sudah dapat membacanya.

"Gue baik-baik aja selama lo selalu ada buat gue"

Sepenggal kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Rexy mampu membuat Evelyn terdiam dan menundukkan kepala.

"Maaf" ucapnya terdengar sangat lirih.

Tanpa perlu dijabarkan lagi, Rexy sudah tau apa maksudnya dari hadis dihadapannya itu.

Go Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang