Day 12
°
°
°Seperti janjinya beberapa hari lalu pada Evelyn, Rico datang menjemput gadis itu untuk ia ajak ke prom night dan menjadi pasangannya untuk acara tersebut.
Dengan Mercedes Benz-nya, Rico menunggu gadis itu sambil sesekali membenarkan setelan jas yang ia kenakan. Rico terlihat menawan dam sangat tampan, mungkin akan cocok jika dipasangkan dengan Evelyn. Bahkan bisa saja mereka berdua menjadi king dan queen prom night malam nanti.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Evelyn muncul juga dengan gaun berwarna hitam yang menjuntai panjang hingga kelantai. Gaun dengan sebelah tangan terbuka itu terlihat sangat selaras dengan Evelyn, apalagi rambut pendeknya ia tata sedemikian rupa sehingga kesan anggun juga elegan semakin memancar dari diri gadis itu.
Rico tersenyum melihat penampilan Evelyn, seperti biasanya Evelyn selalu dapat memukau banyak orang dengan aura kecantikannya yang ia pancarkan.
"You look perfect tonight" ucap Rico sambil mengulurkannya sebelah tangannya tepat dihadapan gadis itu, Evelyn tersenyum sambil menerima uluran itu.
Keduanya mulai berjalan menuju mobil yang terparkir di halaman rumah gadis itu, lalu Rico membukakan pintu untuk Evelyn dengan memegangi bagian atasnya agar Evelyn tak terantuk pintu.
Selama dalam perjalanan, Rico tak habis-habisnya mencuri-curi pandang dari gadis itu bahkan ia tak segan untuk memuji kecantikan gadis itu terus-menerus.
Sampai pada akhirnya Rico terpikirkan sesuatu, sesuatu yang sudah ia rencanakan jauh sebelum ia mengajak Evelyn untuk menjadi pasangan prom night-nya.
"Vel gue mau ngomong sesuatu sama lo."
Refleks Evelyn menoleh pada lelaki disampaikannya yang tengah menyetir itu.
"Ngomong aja."
Rico menoleh singkat, lalu ia kembali mengarahkan pandangannya lurus ke jalanan. Keraguan sangat terpatri di wajah tampannya, ia juga sangat bingung harus memulainya dari mana. Hingga akhirnya ia memberikan diri untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan selama ia mengenal gadis itu.
"Gue suka sama lo."
Deg
Evelyn terdiam, lalu menoleh dan menatap lekat pada lelaki yang masih sibuk menyetir itu. Ia dapat melihat kecemasan serta keraguan dari Rico, mungkin ia takut mendapatkan penolakan dari gadis itu sehingga ia memilih mengungkapkan perasaannya tanpa mau menatap Evelyn.
"Gue suka sama lo dari dulu, dari pertama kali kita ketemu. Tapi waktu itu gue gak berani ngomong ke lo, soalnya ada Rexy dan waktu itu lo masih sama Fabian." Lanjut Rico dengan senyum yang mengembang, tapi lelaki itu masih sibuk menyetir dan fokus pada jalanan. "Jujur gue gak punya keberanian waktu itu, tapi karena sekarang lo lagi gak sama siapa-siapa, jadi gue memberanikan diri buat ngungkapin perasaan yang selama ini gue sembunyiin dari lo dan Rexy."
Evelyn semakin terdiam kala mendengar semua penuturan Rico, dari sana ia dapat menyimpulkan bahwa lelaki itu tak enak hati dengan Rexy sehingga ia lebih memiliki memendam perasaannya untuk Evelyn.
"Jadi, lo mau kan jadi pacar gue kan?"
Evelyn membulatkan matanya tak percaya, ia pikir Rico hanya sekedar mengungkapkan perasaannya tanpa mau meminta lebih. Tapi ternyata Evelyn salah, lelaki itu justru memintanya untuk menjadi pacarnya.
"G-gue" Evelyn Bing harus menjawab apa, sehingga suaranya terdengar bergetar dan gelagapan.
Rico menoleh, dan tersenyum penuh pengharapan. "Say yes please" ucapannya pelan, saat Rico menatap wajah Evelyn ia berpikir bahwa ia adalah lelaki yang sangat beruntung jika Evelyn menerimanya dan menjadi pacarnya.
Rico terlarut dalam khayalan yang membuat ia lupa bahwa ia sedang menyetir, sehingga ia tak menyadari ada mobil dari arah berlawanan yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
Tin.... Tin.... Tin....
Keduanya pun tersadar, tapi sayangnya Rico tak dapat mengelak dan menghindar dari mobil didepannya sehingga tabrakan antara kedua mobil itu tak dapat dihindari lagi.
Ciitttt
Dukkk
Brak
Brak
Brak
Dengan cepat mobil itu menabrak dan menghantam mobil yang mereka tumpangi hingga terguling beberapa kali di atas aspal membuat kedua mobil itu terpental jauh, bahkan mobil yang Rico dan Evelyn tumpangi kini sudah terbalik sempurna.
Tubuh Rico dan Evelyn sudah berlumuran darah sekarang, dengan sisa kesadarannya Rico meraih tangan Evelyn yang terkulai lemas.
Air mata Rico jatuh seketika manakala ia mendapati Evelyn yang sudah tak sadarkan diri dengan wajah yang penuh dengan darah.
"V-vel" lirihnya dengan tangannya yang menggenggam tangan Evelyn. "M-maaf, harusnya g-gue g-gak bilang it-tu ta-di."
>>><<<
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Home [END] ✓
Novela JuvenilSepenggal kisah tentang dua insan yang bertemu tanpa sengaja, kala itu keduanya masih tak tahu apa-apa, yang masih menyimpulkannya bahwa rumah adalah satu-satunya tempat untuk tidur dan berteduh dari hujan serta terik matahari. Tapi pada kenyataann...