chapter 13

160 10 3
                                    

Day 11 – semangat ✊

Day 11 – semangat ✊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°
°
°

"Astaga, kalian kenapa?"

Erlan yang sedang duduk santai di basecamp RIIZE seorang diri tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan tiga sahabatnya dengan wajah mereka yang babak belur.

Sedangkan oknum yang membuat Erlan terkejut hanya menampakkan eskpresi biasa saja membuat Erlan merasa aneh dan semakin kesal.

"Kalo ada yang nanya tuh ya dijawab, bocah!"

Lian dan Zee mau tak mau mengeluarkan cengiran khasnya, sedangkan Brian masih menekuk wajahnya.

"Biasalah, bang. Kami abis tempur." Jawab Lian asal membuat Erlan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Gimana-gimana?"

"Sparingnya ancur." Ucap Brian dingin.

"Lah, kok bisa?"

"Si sialan Alby sama gengnya tiba-tiba nyerang SMA Gemintang Cendikia, bang."

Mata Erlan membulat seketika dengan kedua tangannya yang terkepal kuat di kedua sisi tubuhnya.

"Setelah dia bikin Bang El meninggal, sekarang dia bikin ulah lagi dan bikin kalian babak belur?" Geram Erlan sambil menggertakkan gigi.

Ketiga remaja SMA yang baru datang dengan wajah babak belur itu seketika terkejut dengan ucapan yang terlontar dari mulut Erlan.

"Jadi si si*lan itu yang bikin Bang El meninggal!?"

Deg

Brian dan Lian mengepalkan tangan mereka, Zee menunduk dalam dan Erlan terkejut bukan main dengan ucapannya sendiri. Bagaimana bisa ia sampai mengucapkan hal yang selama ini ia rahasiakan dari ketiga sahabatnya itu.

Setelah ini Erlan tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ia hanya bisa pasrah saja saat Brian menatapnya meminta penjelasan.

"Maaf, selama ini gue sembunyiin rahasia sebesar ini dari kalian."

"Tapi kenapa bang?" Wajah Brian sudah memerah sekarang.

Erlan menunduk dalam, "ini permintaan Bastian, dia minta supaya gue gak ngasih tahu kebenaranya sama kalian."

"Apa alesannya?" Kini Lian mulai menatap tajam kearah Erlan dengan wajah yang sangat datar.

Jujur, ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa sekarang. Melakukan hal yang ketiganya minta dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi akan membuat ia semakin merasa bersalah pada mereka.

"Maaf"

Akhirnya hanya satu kata itu yang terucap dari mulut Erlan, ketiganya sangat kecewa pada lelaki yang sudah mereka anggap sebagai kakak mereka sendiri itu. Bisa-bisanya Erlan menyimpan rahasia sebesar itu seorang diri.

Go Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang