chapter 5

167 19 2
                                    

Day 5 - writing maraton challenge

[a new day with new feelings and with new people]

[a new day with new feelings and with new people]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deja Vu

°
°
°

Setalah kejadian tadi, Evelyn langsung dipanggil ke ruang guru konseling. Membuat gadis itu hanya bisa menunduk dalam apalagi semua orang kini menatapnya tak suka. Mungkin jika Brian tak memegang bahunya, Evelyn akan ambruk kapan saja.

Saat keduanya sampai di ruang konseling, Evelyn langsung dihadapkan dengan guru yang membuatnya merasa kesal apalagi setelah pertemuan mereka untuk pertama kalinya beberapa minggu lalu.

Awalnya guru wanita itu menatap Evelyn biasa saja, tapi beberapa saat kemudian tatapan berubah.

"Sepertinya kamu mulai menyukai ruangan ini dan ingin selalu berhadapan dengan saya ya?" Tuduh guru itu. "Setalah kasus Fabian, sekarang kamu ingin mencoreng nama baik sekolah dengan melakukan percobaan bunuh diri?"

Evelyn semakin menunduk dalam, kalimat guru wanita itu sangat menusuk dan membuat Evelyn sama sekali tak bisa menjawab apa-apa bahkan untuk sekedar mengelak pun ia tak sanggup.

Brian menatap pilu punggung Evelyn yang ada dihadapannya, kebetulan ia juga ada di ruangan itu, lebih tepatnya dibelakang gadis itu. Brian benar-benar merasa sangat geram dengan wanita dihadapannya. Guru macam apa dia sampai mengatakan hal yang tidak pantas pada muridnya.

"Kalau kamu ada masalah di rumah, jangan pernah dibawa-bawa ke lingkungan sekolah, apalagi sampai membuat nama sekolah tercoreng karena perbuatanmu." Wajah guru bernama Riska Wardani itu terlihat sangat merah menahan amarah. "Kamu sudah kelas 12, seharusnya kamu bersikap profesional dan tak melakukan hal nekat seperti tadi."

Gadis yang semula menunduk itu kini mulai mengangkat wajahnya, tapi ia masih setia dengan keterdiamannya dan perlahan air matanya mulai menetes. Evelyn menyeka sudut matanya, lalu bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. Senyuman miris yang hanya ia paksakan.

"Ibu tau apa sih, sampe bisa ngomong kayak gitu?"

Seketika Bu Riska dan Brian tersentak kaget dengan penuturan Evelyn. Guru wanita yang sudah memasuki kepala empat itu menggeleng samar.

"Turunkan nada bicaramu, kamu sedang berbicara dengan guru kalau kamu lupa" cibir guru itu.

"Ibu aja ngomong pake nada tinggi tadi, udah gitu ibu nge-jude Evelyn dengan seenaknya tanpa tau apa yang sebenarnya."

Kali ini bukan Evelyn yang menjawab dan membantah melainkan Brian, membuat Bu Riska semakin memincingkan matanya tanda tak suka.

"Hei, memangnya kamu ini siapa? Kamu bukan siswa sekolah ini tapi bisa-bisanya kamu berbicara seperti itu dan membela dia, bahkan saya tau bahwa kamu tidak mengenal gadis ini sama sekali." Bantah guru itu membuat Brian semakin geram.

Go Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang