chapter 16

170 8 1
                                    

°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°


Rumah rehabilitasi semakin terasa pengap sekarang, bukan karena bertambahnya pasien yang di rehabilitasi atau pengunjung yang semakin ramai berdatangan. Tapi udara semakin tercekat kala Rexy menatap Evelyn dalam dan penuh selidik.

"Mau lo tutupin sampe kapan pun, lo tetep gak baik-baik aja, Vel. Gue bisa liat dari sorot mata lo."

Evelyn menunduk, kini ia enggan menatap Rexy. Rexy selalu tahu apa yang terjadi pada dirinya bahkan hanya dari sorot mata saja.

"Vel, bilang sama gue apa dan siapa yang bikin lo sampe kayak gini?"

Evelyn semakin bungkam, ia enggan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dan dalam diamnya, kedua bahu gadis itu terlihat naik turun. Membuat Rexy hanya bisa mengacak rambutnya frustasi dan menghela napas dalam, kemudian membawa gadis itu kedalam pelukannya.

Mengelus lembut rambut yang kini telah dipangkas menjadi jauh lebih pendek itu.

Dengan penuh keraguan, Evelyn menatap manik Rexy. Tangan lelaki itu masih setia mengelus rambutnya.

"Ky"

Rexy menunduk, menatap balik manik indah Evelyn yang kini tengah menatapnya dalam.

"Dia udah bebas."

Deg

Rexy sangat senang saat Evelyn mau berbicara, tapi bukan hal itu yang ingin ia dengar.

"Jadi dia yang udah bikin lo kayak gini!?" Wajah Rexy memerah menahan amarah.

Sedangkan Evelyn lagi-lagi terdiam, dengan keterdiaman gadis itu membuat Rexy dapat menyimpulkan bahwa penyebab Evelyn merubah penampilannya adalah lelaki br*ngsek itu.

"Gue gak akan diem aja kalo dia nyakitin lo lagi, Vel. Bahkan gue sanggup ngasih dia pelajaran dan bikin dia gak berdaya, walaupun gue harus kabur dari tempat ini sekalipun."

Dengan cepat Evelyn menggeleng dan memegang erat lengan Rexy. Menahan lelaki itu agar tak melakukan hal nekat seperti yang baru saja ia ucapkan.

"Lo bisa liat kalo gue baik-baik aja, Ky. Gue gak pa-pa, cuma-" Evelyn menghentikan kalimatnya, lalu menunduk dalam membuat Rexy langsung menarik bahu Evelyn dengan cemas.

"Cuma apa, Vel?"

"Gue mau pulang"

Rexy yang semula tersulut emosi, kini mulai menarik bibirnya keatas menampilkan senyuman hangat.

"Ya udah kalo mau pulang, hati-hati ya dijalannya."

Evelyn menggeleng, "tapi gue khawatir sama lo dan gue takut gak bisa dateng lagi kesini."

Rexy mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu kembali tersenyum dengan tangan yang terangkat mengusap puncak kepala Evelyn dengan lembut.

"Gak usah khawatirin gue, Vel. Gue bakal baik-baik aja kok disini dan lo juga gak harus kesini setiap saat, lagian gue bentar lagi bakal bebas."

Go Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang