°
Evelyn semakin terisak dan meronta kala Alby terus menarik dan menyeretnya menaiki tangga, entah lelaki itu akan melakukan apa di rumah Evelyn yang sepi senyap itu.
Mata Alby semakin memerah dan cengkeramannya ditangan Evelyn semakin mengerat.
"Kak sakit"
"DIEM!" Bentakan Alby membuat Evelyn diam seketika. Kemudian dengan tangan yang masih mencengkeram Evelyn, lelaki itu mengitari lantai dua mencari sesuatu. Lebih tepatnya kamar gadis itu.
"DIMANA KAMAR LO?" Bentuknya lagi membuat Evelyn tersentak kaget.
"K-kak Alby m-mau ngapain?"
"GAK USAH BANYAK TANYA, CEPET TUNJUKIN KE GUE YANG MANA KAMAR LO!!"
Evelyn menggeleng kuat, membuat Alby semakin marah dan cengkeramannya kini semakin kuat bahkan kapan saja lelaki itu bisa memutuskan tangan Evelyn jika ia terlalu berisik dan membuat Alby semakin marah.
Dengan penuh keraguan dan rasa takut, Evelyn menunjuk kearah pintu sebuah kamar dengan dagunya.
"Oh yang ini" smirk Alby kembali muncul dengan mata merah yang semakin beringas.
Alby kembali menarik kuat tangan Evelyn, membawa gadis itu masuk dan menutup pintu dengan cara menendang pintu tersebut sampai terbanting keras dan menimbulkan suara debuman yang lumayan keras.
Tanpa aba-aba Alby langsung mendorong tubuh Evelyn ke sisi ranjang miliki gadis itu sehingga Evelyn meringis menahan sakit tepat di punggung serta tubuh bagian belakangnya.
Dengan isakan yang semakin menjadi, Evelyn kembali terbayang-bayangi kejadian beberapa waktu lalu yang telah Alby perbuat padanya.
Kejadian itu kembali memutar di kepala Evelyn, membuat ia semakin histeris. Apalagi saat Alby mengambil sesuatu dari meja belajarnya.
"Kak, lo mau ngapain?" Dengan suara serta tubuh yang bergetar, Evelyn memberanikan diri untuk bertanya.
"Menurut lo?"
Dengan sebuah gunting yang sudah ia pegang kuat, Alby semakin mendekat kearah Evelyn membuat gadis itu semakin terpojok sekarang.
"J-jangan kak"
Alby seolah menulikan pendengarannya dan tak peduli dengan kehisterisan Evelyn.
Dengan gerakan cepat Alby menarik tangan Evelyn dan gadis itu di paksa duduk, kemudian Alby membuka handband yang semula terpasang di lengan kanannya. Lalu menarik kedua tangan Evelyn dan mengikatkan handband itu pada kedua tangan Evelyn.
Evelyn semakin meronta ketika diperlakukan demikian, bahkan isakannya kini terdengar semakin keras dan terdengar sangat pilu membuat Alby kembali mendekatkan wajahnya pada Evelyn.
"Percuma lo nangis terus, Vel. Air mata lo itu gak akan pernah buat gue luluh." Sarkas Alby sambil menarik kuat rambut panjang Evelyn yang tergerai. Dengan cepat lelaki itu mengangkat gunting yang sedari tadi ia pegang dan tanpa beban ia memotong rambut Evelyn asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Home [END] ✓
Teen FictionSepenggal kisah tentang dua insan yang bertemu tanpa sengaja, kala itu keduanya masih tak tahu apa-apa, yang masih menyimpulkannya bahwa rumah adalah satu-satunya tempat untuk tidur dan berteduh dari hujan serta terik matahari. Tapi pada kenyataann...