°
°
°Alby bersama semua antek-anteknya sedang berkumpul di markas Dark Ephypany, sepertinya mereka tengah merencanakan sesuatu. Terlihat dari wajah mereka yang sangat serius dan hanya Alby yang sedang menjelaskan sesuatu sedangkan sisanya hanya menyimak dan sesekali mengangguki ucapan Alby.
"Lo yakin Al mau ngelakuin hal senekat itu?" Kaito yang semula menyimak kini mulai angkat bicara. Sepertinya ia kurang setuju dengan rencana Alby yang terlalu berlebihan baginya.
"Kenapa gue harus ragu? Bukannya gue udah dicap penjahat sama orang-orang, jadi sekarang gue cuma mau ngewujudin kata-kata mereka." Jawab Alby tanpa ragu.
"Lo gak takut masuk penjara lagi kalo sampe ketahuan ini ulah lo?" Kini Harvey ikut angkat bicara.
Alby tersenyum miring sambil memamerkan smirk andalannya.
"Ck penjara doang elah, ngapain harus takut!?"
Semua anggota Dark Ephypany hanya terdiam, mereka tak mau menyela atau menyangkal apalagi sampai tak setuju dengan rencana Alby. Karena Alby tak akan segan-segan pada orang yang tak menyetujuinya rencananya, bisa-bisa orang itu akan menemui ajalnya. Jadi mereka memilih diam sambil mengangguk menyetujuinya.
Tapi diantara hampir semua orang yang setuju pada rencana Alby, ada satu orang lagi yang sepertinya kurang setuju.
"Tapi kan rencana awalnya gak kayak gini, bang." Itu Nico, dengan keberaniannya ia mengatakan demikian.
"Terus kalo rencananya gue ubah, lo mau ngapain, bocah?"
Nico menggeleng, "bukannya lo mau pake dia dulu, terus lo mau bikin dia menderita supaya dia depresi dan akhirnya dia bunuh diri?"
Alby terkekeh, "gue udah terlalu males buat lakuin itu, jadi dari pada tanggung-tanggung mending langsung ilangin nyawanya aja kan!?"
>>><<<
Ditempat lain Brian terlihat kebingungan, di antara keramaian acara prom night SMA Gemintang Cendikia yang beberapa saa lagi akan dimulai, ia sama sekali tak menemukan keberadaan Evelyn disana.
Brian yang notabenenya bukan siswa SMA Gemintang Cendikia, beberapa kali ia mendapat tatapan aneh dari siswa disana. Apalagi ketika dirinya juga mengenakan setelan jas serta celana hitam yang membalut tubuhnya juga buket bunga dan sebuah kotak yang ia pegang sedari tadi membuat ia seperti akan mengikuti acara tersebut.
Karena sudah tak nyaman dengan tatapan orang-orang disana, Brian pun memutuskan untuk kembali ke parkiran dan memutuskan akan menunggu Evelyn disana. Tapi baru selangkah ia meninggalkan tempat acara, ia menemukan Gio yang terlihat mondar-mandir di depan pintu gedung.
"Lo kenapa?" Refleks Brian menghentikan langkahnya dan memilih menghampiri lelaki itu.
"Gue lagi nunggu Rico sama Evelyn"
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Home [END] ✓
Teen FictionSepenggal kisah tentang dua insan yang bertemu tanpa sengaja, kala itu keduanya masih tak tahu apa-apa, yang masih menyimpulkannya bahwa rumah adalah satu-satunya tempat untuk tidur dan berteduh dari hujan serta terik matahari. Tapi pada kenyataann...