ending Pt 2

872 102 27
                                    


















Ini adalah ending chapter yang sesungguhnya dari book ini, aku tau banyak banget yang kontra dengan ending pt 1 yang aku tulis sebelumnya, tapi tidak apa-apa gais! Berbeda pendapat itu adalah hal yang wajar, dan aku terima semua kritikan kalian dengan senang hati, untuk aku bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya..

So..book baru tentang Taejin nya aku cancel dulu ya gais, jujur saja aku juga takut kalau udah capek-capek nulis tapi tidak ada yang mau baca, asal kalian tau saja gais mental aku sebenarnya tidak sekuat itu 😂😂

Terimakasih untuk kalian semua yang masih tetap setia dengan book aku yang tidak seberapa ini 🙏

Okey let's check this out gais 💜 💜





















" Jim, apa menurutmu nail art ini tidak terlalu berlebihan? "    Jin menyodorkan jari-jari tangan sebelah kanannya yang telah di hiasi dengan nail art ke hadapan wajah imut Jimin.

" Astaga Jinnie!! Jari-jari tajam mu hampir saja mencolok mataku tau! "  
Jimin cemberut karena tingkah absurd sahabatnya yang akan segera menjadi pengantin tersebut, sementara seorang pelayan yang sedang memasang nail art pada jari-jari tangan kiri Jin, hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah Jin dan Jimin yang ribut terus seperti dua ekor anak anjing.

" Hihihi aku kan hanya meminta pendapat mu Jiminnie, apakah menurut kamu nail art ini tidak terlalu menor? Nanti aku di kira biduan lagi di hari pernikahan ku "
Jin tertawa geli Ketika melihat Jimin misuh-misuh hingga bibirnya manyun.

" Menurut ku warna soft pink itu tidak terlalu berlebihan Jinnie, tapi Glitter-glitter itu cukup terlihat wow di mata ku, kau puas dengan jawaban ku? "   
Jimin menatap Jin dengan wajah jahilnya, ia yakin bahwa sahabatnya itu pasti merasa kesal dengan jawaban nya.

" Tuh kan benar kalau nail art ini terlalu berlebihan bibi! Lalu bagaimana sekarang? Pokoknya aku mau ganti nail art nya dengan yang lebih sederhana!"
Jin tentu saja merengek setelah mendengar pendapat Jimin tentang nail art nya, sementara Jimin hanya terkikik geli dengan reaksi Jin, yang selalu berlebihan dalam menanggapi segala hal.

" Maafkan saya tuan Seokjin! Tapi warna dan model yang ini adalah request langsung dari tuan Jungkook, saya tidak berani untuk merubahnya tanpa persetujuan dari tuan Jungkook sendiri "

Pelayan wanita tersebut menjelaskan pada Jin dengan hati-hati, mengingat mood Jin yang terus berubah-ubah belakangan ini, membuat para pelayan yang bekerja di mansion Jungkook harus extra hati-hati dalam memperlakukan Jin, atau salah sedikit saja maka calon istri dari tuan muda mereka bakalan tantrum, dan membuat gaduh seisi mansion.

" Bibi ayo rubah saja please! Tidak apa-apa tetap warna ini, hanya saja hilangkan Glitter nya, jangan bilang-bilang Jungkook!dia pasti tidak akan sadar kok kalau nail art nya di ubah "    Jin merengek pada bibi pelayan yang khusus melayani bagian perawatan tubuh dan kulit nya, bibi ini tentu bukanlah pelayan sembarangan, dia adalah lulusan sekolah kecantikan ternama di Korea selatan.

" Ya ampun Jinnie, sudahlah! Ini kan nail art nya khusus untuk acara pernikahan mu besok, tahan saja dulu rasa tidak suka mu pada nail art itu, setidaknya sampai besok setelah pesta selesai, setelah itu kamu bebas untuk melepaskan nail art itu, bahkan kalau mau di lepaskan dengan kuku asli nya sekalian juga boleh "

Jimin berbicara dengan santai, sambil berbaring memainkan ponselnya di kasur besar Jin.


" Jimiiiin!! Huuuuuuaaaaa Jahat sekali kau ini! "    Jin berpura-pura menangis untuk mengagetkan Jimin, sementara yang di kagetkan nampak santai saja, karena Jimin sudah terbiasa dengan tingkah absurd Jin.

please forgive me ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang