***
**
"Sel udah napa monyong nya, lo pikir cakep apa kek gitu." Ujar Hugo yang kini duduk bersebelahan dengan Ansel di markas mereka, lama-lama ia kesal melihat Ansel manyunin bibirnya."Terserah gue dong mau monyong apa gimana, bibir juga bibir gue." Sahut Ansel sewot.
"Ya gue jijik liatnya njir, masih mending kalo cewek bisa gue kokop lah elu mana sudi gue." Hugo bergidik ngeri membayangkan hal tak lazim yang terlintas di benaknya.
"Ya lo pikir gue sudi gitu lo cium, najiz bangsat!!" Sahut Ansel yang hampir saja melemparkan bantal sofa ke wajah rupawan milik Hugo, untung saja ada raja perdamaian si Deva yang melerai mereka dengan duduk di sofa tengah antara Ansel dan Hugo.
"Ribut aja terus sampe bumi jadi kotak kaya adudu." Ujar Deva sembari menahan tangan Hugo yang siap melemparkan kotak tissu pada Ansel.
Ansel dan Hugo memilih diam sebelum jiwa macan kumbangnya Deva keluar, walaupun Deva cinta perdamaian dan penuh kasih sayang tapi beliau satu ini jika sudah marah preman pasar saja di patahin tangannya.
"Misi! Paket!!" Teriak seorang dengan deep voicenya.
"Eh bocil main teriak aja bukannya salam." Sahut Brian yang kaget dengan teriakan Aiden.
Aiden hanya tertawa dan berjalan menuju depan komputer yang di mainkan Brian, di belakangnya ada David yang mengekori Aiden dengan menenteng helm nya, Aiden sudah akrab dengan teman-teman David jadi ia tak merasa canggung saat ikut bermain ke markas mereka.
David melirik ke arah Ansel yang juga tengah menatapnya, karena canggung keduanya memutuskan tatapan mereka bersamaan, Ansel memainkan ponselnya dan David berjalan mendekati Axel.
"Pit, pak somat kan punya tujuh ayam, kalo kita maling dua sisa berapa?" Tanya Axel ketika David telah duduk di sampingnya.
"Lima." Jawab David singkat.
"Anjir Lo! Keluar lo setan! Dev cepet baca mantra!!" Axel tiba-tiba berteriak heboh sembari mengguncang tubuh David, membuat semua teman-temannya termasuk Aiden menoleh padanya.
"Woy sat! Lo yang kenapa ya anjir pusing nih gue!" Teriak David yang merasa dunianya terguncang.
"Ngaku lo! Setan mana lo! Ga mungkin ini si Dapit pasti setan kan Lo!" Axel masih Keukeh dengan pendiriannya untuk membuktikan jika David kerasukan, karena biasanya jawaban David selalu random dan kali ini hanya singkat padat dan lima.
Deva bangkit dari duduk nyamannya untuk memerankan tugasnya kembali yaitu menegakkan perdamaian, ia berdiri di belakang Axel dan menampar ubun-ubunnya.
"Lo kali yang perlu di bacain mantra, ga ada ujan ga ada angin tiba-tiba teriak." Ujar Deva sembari mengusap kasar wajah Axel.
Yang lain hanya tertawa menyaksikan adegan penegak perdamaian itu, bahkan Aiden sudah tertawa terpingkal-pingkal.
Di saat yang lain fokus pada pengadilan Axel, dua oknum lainnya hanya saling pandang.
"Sorry." Ujar Ansel sembari menyodorkan tangannya pada David dan langsung di terimanya, lagipula Ansel tak bersalah hanya keduanya yang gampang terpancing emosi.
"Cie cieee bocah kembar udah akur." Teriak Hugo membuat yang lain ikut menoleh pada Ansel dan David yang saling jabat tangan.
***
"Kak? Besok free ngga!?" Tanya Aiden yang mengeraskan suaranya karena mereka tengah berada di motor perjalanan pulang.
"Sore! Free! Kenapa!?" Jawab David yang juga mengeraskan suara, karena penyakit budeg tuh suka kambuh pas lagi motoran.
"Main!! Pumpung bang iel free juga!."_Aiden.
David tersenyum sekilas di balik helm ful face-nya, benar seperti yang di bilang Aiden jika hari minggu abang galaknya itu libur kerja, hari minggu biasanya di gunakan keluarga kecil mereka untuk menghabiskan waktu bersama, walaupun hanya sekedar jalan-jalan ke taman, atau bahkan hanya sekedar membersihkan rumah bersama yang terpenting kebersamaan mereka.
"Besok gue usahain pulang cepet!"_David.
Sesampainya di rumah rupanya bunda mereka dan Gabriel tengah mengobrol di teras rumah di temani secangkir kopi dan biskuit buatan Nessa, mungkin itu biskuit sisa jualan Nessa, selain bekerja sebagai buruh rumah tangga, Nessa juga terkadang membuat biskuit ala-ala rumahan untuk di titipkan di warung.
"Bundaaa, kakak ganteng dan adek jelek pulang!!" David menubruk bundanya untuk bergelayut manja, setelah memarkirkan motornya.
"Ga malu lo petakilan kek gitu, adek lo aja anteng ga manja, lo yang kakaknya malah kayak bocah TK." Sarkas Gabriel.
"Suka suka gue dong, bunda kan bunda gue juga, bunda aja ga masalah kok lo yang sewot!." Sahut David sengit.
"Heh lo tuh sebenernya anak pungut ya, anak bunda tuh cuma gue sama Aiden, lo dulu tuh di temuin di tong sampah, karena bunda kasian makanya lo di ambil." _Gabriel tertawa di akhir kalimat karena David telah merubah ekspresinya menjadi marah.
"Lo kali yang anak pungut, anak pertama tuh anak temuan." Sahut David sembari menjulurkan lidahnya mengejek.
"Udah-udah, kalian berdua tuh anak pungut, cuma Aiden aja kok yang anak bunda." Nessa menimbrung pertengkaran kedua putranya membuat Aiden ngabrut alias ngakak brutal.
"Beneran bun!!?" Tanya Gabriel dan David barengan dengan ekspresi yang menahan tangis.
"Iya bener, cuma Aiden anak bunda tuh." Sahut Nessa yakin.
"Ga boleh! Pokoknya David juga harus anak bunda, iya kan Bun?? Iya kann??? Iya?? Bilang iya bun! bilang iya cepet!!" Paksa David dengan mengguncang kedua bahu bundanya.
"Astaga iya iya, kalian itu anak bunda, semuanya anak bunda ngga ada yang anak orang lain." Sahut Nesaa.
"Yeyy gue anak bunda wleee." David menjulurkan lidahnya pada Gabriel dan memeluk bundanya erat-erat, di ikuti Aiden yang iri melihat kakaknya menguasai bundanya.
"Abang ngga mau peluk bunda juga?" Tanya Nesaa pada Gabriel yang hanya diam di tempatnya.
Gabriel tersenyum tipis dan akhirnya ikut berpelukan hangat dengan keluarga kecilnya, momen seperti ini yang selalu Gabriel inginkan, meski tanpa adanya sosok ayah dan sekarang ia yang bertanggungjawab dengan keluarganya, Gabriel masih sangat merasa beruntung memiliki, Bunda, dan kedua adiknya, dan Gabriel selalu berharap jika keluarganya akan selalu seperti ini tanpa ada lagi perpisahan di antara mereka.
***
See u next chapter guyss
Update seminggu sekali yaaa..Jangan lupa vote dan komen
감사합니다
*Ayooo vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah untuk pulang?
Fanfiction"pulang itu ke rumah kan?" -David Start [31-05-2024]