***"Kau datang tak kala sinar senjaku telah redup"
"Dan pamit ketika purnamaku penuh seutuhnya"
"Kau yang singgah tapi tak sungguh"
David menyanyikan sepenggal lagu yang tiba-tiba terlihat di pikirannya, sungguh ia bosan menunggu Ansel yang tengah meminta izin untuk tak mengikuti ekstrakulikuler musik hari ini, hampir setengah jam lamanya Ansel akhirnya datang dengan nafas tersengal-sengal.
"Napa lo nafas udah kek setengah hidup setelah mati?" Tanya David begitu Ansel telah duduk selonjoran di lantai.
"Gue lari ya nyet biar lo ngga nunggu kelamaan." Jawab Ansel dengan nafas yang telah teratur.
"Bagus deh kalo sadar diri,." Sahut David acuh sembari berjalan menuju parkiran tanpa ada niat untuk membantu kembarannya untuk berdiri, ataupun sekedar menunggunya untuk berjalan bersama.
"Fak kata gue teh! Gini amat punya kembaran, walaupun unyu unyu begitu tetep aja kelakuan kek setan." Dumel Ansel yang merasa terzolimi.
Agar waktu semakin singkat Ansel segera menyusul David menuju gerbang sekolah, hari ini mereka pergi ke sekolah menggunakan mobil di tambah dengan supir agar Upin Ipin Ivander tak ada yang kabur ataupun pulang telat, alasannya karena akan ada acara makan malam di rumah mereka dan mereka sekeluarga yang menyiapkan hidangan serta membersihkan rumah, semua pembantu di liburkan.
"Siapa sih tamunya Sel? Kenapa pakek acara pembantu di liburin segala sih?" Tanya David saat mereka telah duduk tenang di mobil, David sungguh penasaran dengan tamu sepesial yang katanya akan datang itu.
"Spesial pokoknya ntar juga lo tau sendiri." Jawab Ansel sumringah, tak lupa menaik turunkan alisnya untuk menggoda David.
"Tapi kan... " David berhenti berbicara membuat Ansel dengan cepat menoleh ke arahnya.
"Tapi apa?" Tanya Ansel.
David tak menjawab, bahkan tak menoleh pada Ansel sedikitpun, "Tapi hari ini gue ada janji ketemu bang iel." Lanjut David dalam hati.
"Yee si anjir di tanyain diem aja."
Dua puluh menit perjalanan kini si kembar telah sampai, berbeda dengan Ansel yang berjalan semangat memasuki rumah David berjalan lunglai mengikuti Ansel, pesannya pada Gabriel berakhir padanya dengan tanda dua centang biru saat David memberitahu jika ia membatalkan janji temu hari ini.
Malam harinya tamu yang di tunggu keluarga Ivander kecuali David telah sampai, mobil HR-V warna abu-abu memasuki halaman rumah mereka, memunculkan seseorang wanita cantik dengan seseorang lelaki yang masih muda.
"Mommy!!" Ansel berteriak sembari berlari ke arah wanita yang baru saja keluar dari mobil itu, di susul Alex dan Bara, hanya tersisa David dan Gilbert yang masih betah di tempatnya.
"Itu siapa kak?" Tanya David pada Gilbert.
"Calon istri barunya papa." Jawab Gilbert dan setelahnya bergegas memasuki rumah karena wanita yang ia katakan sebagai calon istri Alex barusan berjalan ke arah mereka.
"Haii, kamu pasti David ya, kenalin mommy Giselle." sapa wanita itu dengan tersenyum pada David sembari menepuk pundak David, tak lupa mencubit pipi David.
Secara lisan David hanya tersenyum, namun dalam hatinya ia telah berteriak.
"Badjingan main cubit aja nih di kira ga sakit apa mana kenceng banget, dan apaan barusan mommy? Ora Sudi aku kenal aja kagak main mommy mommy an, ga sekalian mumi gitu biar bisa gue tebas pakek samurai." Batin David bergejolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah untuk pulang?
Fanfiction"pulang itu ke rumah kan?" -David Start [31-05-2024]