Jari-jemari lentik Elsie disapukan pada hamparan pasir putih pantai, membuat sebuah ukiran di atas sana menjadi bentuk abstrak. Matahari tenggelam di batas cakrawala ketika ia menengadahkan kepalanya. Matanya menjaring potret garis fatamorgana yang memisahkan antara lautan dengan langit oranye pucat. Pendengarannya menangkap sebuah suara langkah kaki menghampirinya. Sudut matanya melirik ke samping sebentar, melihat seseorang telah berdiri tak jauh darinya. Elsie menengadahkan kepalanya ke atas, mendapati Jeff yang mengalihkan perhatiannya pada lautan lepas seraya memasukkan kedua tangannya pada saku jas. Begitu ia mengeluarkan tangannya, salah satu di antara kedua tangannya menggenggam sesuatu.
"Aku tahu kau di sini," Jeff membuka percakapan di antara mereka.
Elsie beranjak berdiri, mengibaskan telapak tangannya yang ditempeli pasir putih secara perlahan, lantas menepuk pantatnya yang kotor. Ia mengamati sesuatu di dalam genggaman tangan Jeff, menerka-nerka apa yang dibawa pria itu.
"Tempat ini sepi. Aku suka kesepian," balasnya. "Apa yang kau bawa?"
Jeff berjalan lebih mendekat beberapa senti di depan gadis itu. Kemudian tangannya terbuka, menampakkan sebuah kotak beludru merah di atas telapak tangannya. Ia membuka kotak tersebut, menampakkan sebuah cincin berlian yang berkilauan tertempa cahaya bagaikan kilauan air laut di samping mereka.
"I'll ask your twin sister to marry me," katanya, menunjukkan cincin itu di depan wajah Elsie hingga membuat gadis itu mengerjapkan mata birunya.
Jari-jemari Elsie mengelus tepian cincin berlian itu. Bibirnya bergerak membentuk senyuman kecil. Di lain sisi ia senang pada akhirnya Cleopatra menemukan seseorang yang pantas untuk menjadi pendampingnya. Yang akan menjaganya seperti ia menjaganya selama ini. Ia memercayai Jeff untuk menjaga saudari kembarnya. Dan ia tidak keberatan jika pria itu berniat melamar kembarannya.
"Wow," Elsie mengangguk-anggukkan kepalanya antusias. Tatapan matanya beralih pada Jeff. "Kau memiliki keberanian yang besar untuk menantang banyak bahaya hanya demi mengajaknya menikah?" Bibir gadis itu dilipat membentuk satu garis lurus, bersamaan terdengar tawa Jeff sebagai responnya.
"I'll fight every single person for her. Bahkan, aku rela meninggalkan Bieber Company untuknya."
"That's my best man." Elsie menepuk bahu Jeff, menyunggingkan senyuman tulus sebagai bentuk rasa senangnya. Apapun yang terjadi pada Cleopatra kini bukanlah urusannya. Gadis itu memiliki kehidupan sendiri dan berhak menentukan kehidupannya. Tanpa campur tangannya lagi, walaupun terkadang ia pikir ia akan kehilangan sosok Cleopatra jika kehidupan baru gadis itu dimulai bersama seseorang yang dicintai dan mencintainya.
Untuk saat ini yang dilakukannya adalah memberikan dukungan. Mereka sudah dewasa sekarang. Sudah saatnya menentukan pilihan masing-masing, meski jalan yang mereka lalui akan berbeda. Mungkin jika Cleopatra memulai kehidupannya dengan seorang pria yang dicintainya, Elsie akan lebih menyibukkan diri mengurusi kesibukan yang bahkan ia benci.
Benar-benar ia benci.
***
Elsie's Point Of View
Mataku bergerak-gerak mengekori Carter yang sedari tadi mondar-mandir seraya menerima telepon dari berbagai koleganya. Beberapa jam yang lalu dia mengatakan padaku bahwa kami diharuskan mengikuti sebuah acara, launching salah satu produk perusahaan bonafit di Amerika. Perusahaanku ikut menanamkan modal di sana, otomatis aku diwajibkan ikut ke dalam perayaan itu, sekaligus meladeni obrolan sampah murahan orang-orang munafik yang ditutupi oleh topeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Redemption (Sequel of Perfect Revenge) by Loveyta Chen
Fanfictionthis story is NOT mine