DS 19 : Di balik teka-teki

15 1 0
                                    

Hanin Dhiya (Pupus)

Happy Reading

°°°°°

Tidak mengapa jika pada akhirnya gue gak tahu siapa orang tua asli gue, gue gak sanggup lihat Bunda menangis gara-gara meninggalkannya.

Aldi Muhammad Qosim

Gue pengecut, padahal kita dekat tapi mengungkapkan perasaan saja gue masih takut jika hubungan pertemanan kita akan berakhir gara-gara perasaan.

Caily Jingga Holly Macaron

°°°

Nalava, dia seorang dokter spesialis jantung, dia ke Hongkong atas sewaan dari keluarga yang sudah membeli jasanya mereka menjadikannya sebagai dokter pribadi mereka. Karena keluarga kliennya sedang di Hongkong dan anaknya ingin liburan mengharuskan membawa dokter pribadi dalam perjalannya karena anaknya tersebut masih dalam keadaan dirawat dan dipantau oleh dokter.

Sudah satu bulan lebih di Hongkong untuk merawat pasien pribadnya Nalava akhirnya bisa pulang ke tanah air. Nalava sudah mengusahakan yang terbaik untuk pasiennya, tapi takdir berkata lain pasiennya dinyatakan meninggal karena penyakit jantung kronis di umur 17 tahun.

Dokter itu hanya perantara, obat-obatan adalah bentuk ikhtiarnya manusia. Pasien yang selama ini Nalava tangani sudah dua tahun lamanya dia mengindap jantung, bolak-balik rumah sakit, chec up, Rontgen dan pengobatan lainnya bahkan keluarga hampir mengeluarkan miliyaran rupiah untuk kesembuhan sang anak, dan hidup semuanya sudah ditulis dan ditakdirkan Tuhan.

Sekarang Nalava dan Ravindra pulang ke Indonesia, mereka sedang duduk di pesawat yang sedang lepas landas. Nalava ingin berubah menjadi orang tua yang perhatian dan penuh kasih sayang untuk anaknya, bahkan dia meminta Ravindra untuk berubah dan mau diajak pulang ke Indonesia.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya pramugari dengan menggunakan bahasa cina. Pramugari itu menghampiri kursi Nalava dan Ravindra setelah dia melambai ke pramugari tersebut tanda meminta bantuan.

“Siapkan makan siangnya, beb.” Goda Ravindra, matanya mengedipkan pada pramugari itu.

Nalava yang melihat anaknya genit langsung menutup wajahnya dengan jaket yang dia lempar.

“Katanya mau berubah,” remeh Nalava.

“Hehe maaf Papi, habisnya sudah biasa.” Nalava langsung melotot tajam pada anaknya, Ravindra hanya terkekeh.
Pramugari itu pergi setelah selesai menulis pesanan penumpang.

^°^

Di sebuah kamar yang sangat rapih dan bersih Aisyah sedang melaksanakan sholat dhuha, dengan penuh khidmat dan tenang Aisyah mengikuti tata cara sholat hingga salam.

“Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh.” Aisyah menolehkan wajahnya ke kanan dan kiri. Lalu dia berdzikir dan memanjatkan doa.

Sudah beberapa hari ini Aisyah sering gelisah dalam tidurnya, perempuan yang entah siapa lagi-lagi menghantui Aisyah seolah-olah dia seorang penculik anak. Semenjak kecelakaan beberapa hari lalu Aisyah sering melamun tanpa dia sadari, bahkan ketika ditanya kenapa Aisyah melamun tapi dia selalu mengalihkan topik.

“Aldi, anakku apakah dia akan meninggalkanku setelah bertemu orang tua kandungnya?” monolognya.

Aisyah senang jika akhirnya Aldi bisa bertemu keluarga aslinya, tapi dia sedikit takut dan ragu bagaimana setelah ini Aldi meninggalkannya seperti suami dan anaknya. Walaupun di panti banyak anak-anak yang dia asuh Aisyah selalu memprioritaskan Aldi layaknya anak kandung, dia yang menyusui, membesarkan hingga dia bisa menjadi seorang pengacara yang hebat dan pemberani.

Dua Sayap (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang