DS 02 : Menemukanmu

101 5 0
                                    

Aviwkila (Lahir)

Happy Reading

°°°°°

Kamu permata hati Bunda. Bunda akan melindungi dan menyayangimu seperti anak kandung Bunda sendiri. Terima kasih anakku.

Aisyah Nur Ainun

°°°

Aisyah sedang membenahi pakaiannya ke dalam koper, beberapa barang sudah dimasukkan ke dalam kardus.

Aisyah mengambil satu set baju bayi, lagi-lagi air matanya turun. Ibu mana yang tidak merindukan anaknya ketika anaknya sudah tidak ada.

"Syamil, kenapa meninggalkan Bunda, nak?" Baju bayi itu dia tempelkan ke pipinya. Air matanya membasahi baju anaknya.

"Bunda sudah tidak memiliki siapapun, Ayahmu meninggalkan Bunda disini, tapi kenapa kamu juga harus pergi, nak?" Aisyah sebenarnya ingin lupa, dia sudah ikhlas harus kehilangan suami dan anak sekaligus dalam waktu dekat. Tapi kata ikhlas pun juga tidak cukup, hati yang merasakan semuanya.

Sudah seminggu kematian Davi dan Syamil, waktunya Aisyah meninggalkan rumah ini. Rumah yang ditinggalkannya hanya rumah dinas, mana mungkin Aisyah masih menempatinya sedangkan sang suami sudah tiada.

Kabar TNI AL yang meninggal karena oknum TNI sudah diungkit dalam media dan menjadi pembicaraan hangat, pihak kepolisian dan negara tidak tinggal diam ternyata diantara oknum TNI itu ada beberapa dari TNI luar, mereka bekerja sama untuk membalaskan dendam atas meninggalnya anggota TNI negaranya. Bukan Indonesia yang melakukannya semua itu hanya salah paham yang disalahgunakan untuk kepentingan sendiri.

Aisyah tidak mau tahu tentang itu, bahkan media berusaha untuk berbicara dengannya selaku istri dari anggota TNI AL. Aisyah menolak, dia hanya menyerahkan semua urusan suaminya kepada yang lebih bersangkutan.

Aisyah tidak mempunyai rencana akan tinggal dimana semua ini diluar rencana. Aisyah hanya memiliki beberapa uang tabungan dan uang pensiun dan gaji terakhir suaminya untuk menyambung hidup. Matanya menatap sekeliling rumahnya yang tidak lagi terpajang figura disana, hanya sofa dan fasilitas lainnya yang disediakan dinas.

Senyum Aisyah mengembang, miris. Banyak kenangan di rumah ini, suaminya bahkan orang yang pertama yang dia cintai. Davi banyak memberikan pembelajaran kepada Aisyah, bahwa cinta itu nyata. Seseorang akan mencintai yang lain karena adanya fitrah manusiawi.

Taxi yang disewa Aisyah sudah sampai di depan rumahnya, Aisyah menoleh kearah ibu kapten yang tadi memanggilnya,"nak Aisyah mau pergi kemana?" Tanyanya.

"Belum tahu Bu, tapi saya harus segera meninggalkan rumah ini," ucap Aisyah berusaha dengan ekspresi yang seakan baik-baik saja, tapi matanya terlihat sendu.

"Mau ikut ibu ke Malang, nak?"

"Tidak apa-apa Bu, saya akan mencari kontrakan di dekat sini."

"Ya sudah hati-hati, ya, nak." Aisyah mengangguk.

"Bu, Kak Jihan bagaimana kabarnya?" Jihan adalah istri Kapten yang satu kapal dengan suaminya.

Wajah ibu itu langsung berubah sendu, "Jihan sekarang makin kurus, gak mau makan, banyak melamun. Dokter bilang kalo mental Jihan sudah mulai terganggu  karena shock berat dan Jihan belum sanggup menerima kabar itu. Ibu hanya bisa berdoa anak ibu sehat kembali, ibu akan mengajaknya ke psikolog."

"Ya Allah, turut berdukacita Bu. Saya doakan Kak Jihan cepat pulih." Ibu itu mengaminkan.

Aisyah masuk ke dalam taxi dan pergi meninggalkan tempat. Sesampainya di kontrakan yang berukuran sedang, di dalamnya sudah terdapat kamar mandi, kamar dua, sofa kayu dan beberapa alat makan. Aisyah terduduk di sofa dan menunggu supir taxi yang menurunkan barang-barangnya di bagasi.

Dua Sayap (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang