ENAM

2.8K 142 1
                                    

        Paginya Haechan bersiul dengan sangat bersemangat, hari ini hari pertama dia menginjakan kakinya digedung perkantoran dengan kategori berkerja biasanyakan ia hanya melamar itupun tidak diterima, tapi kali ini ia diterima sebagai sekertaris pula, ya walaupun cuma magang, tapi setidaknya ia bekerja.

Tangannya terangkat untuk membenarkan dasi hitamnya, Haechan hanya memakai kemeja putih dan celana hitam saja, kalau untuk sekedar memakai jas ia belum punya itu.

Setelah selesai dengan berdandannya
Ia meraih tas yang ada diatas kasurnya lalu melengang pergi dengan kacamata fashionnya, bukan kacamata hitam ya melainkan bening.

Haechan melirik jam tangannya baru pukul 07:30 menit ia bergegas untuk berangkat mengunakan motor milik jaemin, sedangkan jaemin tentu saja menaiki bus.

Tak lama berjalan akhirnya Haechan telah sampai digedung perkantoran milik Mark, tapi mata elang Haechan menangkap seseorang dari kejauhan tengah berlari kencang seolah sedang terburu-buru.

“Renjun-ssi!!.” pekik Haechan saat pria bernama renjun melewatinya begitu saja.

Renjun menoleh kearah Haechan, dengan keringat yang sudah membanjiri pelipisnya, tentu saja renjun sangat ngos-ngosan, tidak tau apa penyebab pria kecil itu sangat terburu-buru.

Dengan mata melotot Haechan terkejut saat renjun menariknya begitu saja tanpa ada aba-aba, bahkan renjun tidak menjawabnya sama sekali.

“Gara-gara kau aku diteror sama bosmu itu.” ujar renjun disela-sela berlarinya, Haechan kebingungan dengan apa yang dikatakan renjun.

“Kau kenapa? Aku tidak mengerti?, gara-gara aku? Maksudnya?.” Haechan terus saja bertanya.

Renjun berhenti mendadak otomatis Haechan juga ikut berhenti karena ia ditarik oleh renjun.

“Kau tidak lihat ini jam berapa hah!, kau sudah sangat terlambat haechan-ssi.” kesal renjun pada Haechan.

Haechan tidak tau saja kalau mark sibuk menelfonnya supaya ia cepat sampai dikantor, karena Haechan belum juga datang, Mark tidak tau Saja keponakannya itu ingin berlibur sebentar, merilekskan pikiran.

“Aku tidak tau jika terlambat, kau tidak memberitahuku jam berapa aku harus berangkat kerja.” jawab Haechan.

“Ish, kau harus berangkat kerja tepat jam 7 pagi, Bosmu sudah ada dikantor, jika lewat satu detikpun dia akan bingung, bos satu itu kalau tidak ada sekertaris dia malas bekerja, kau mengerti!.” Haechan mengangguk saja mendengar ucapan renjun.

Berarti dia sudah terlambat hampir satu jam! Sial ini hari pertamanya.

“Terus sekarang gimana dong, ini hari pertama aku kerja, Pak Mark bakal marah ngak yah?.”

Renjun berdecak tidak suka.
“cepat keruangannya sekarang!, dia lagi bersiap untuk pertemuan meeting saat ini, kau tidak ada waktu lagi.” ucapan renjun tentu saja diyakan olehnya, buktinya ia langsung berlari menuju lantai tempat ruangan Mark berada.

Selama perjalanan hatinya tidak berhenti berdetak karena sangking gugupnya.

Hari pertamanya melamar ia terlambat sekarang hari pertamanya masuk kerja ia juga terlambat apa yang membuatnya begitu sial kerja ditempat Mark ini, ia seperti mendapat kutukan.

Cklek.

Haechan terkejut saat ia hendak membuka pintu ruangan Mark ternyata sipemilik ruangan telah membukanya terlebih dahulu, refleks ia membukukan badannya memberi salam pada bos barunya.

Mark juga sedikit berjikat kaget tapi ia bisa mengontrol ekspresinya, Mark berdehem pelan lalu merapihkan jasnya, ditangannya sudah ada iPad yang akan ia bawa diruang meetingnya.

“Maaf pak, maaf tadi saya tidak tau kalau-

“Kakimu baik-baik saja?.” tanya mark setelah ia memotong ucapan Haechan.

Haechan bingung dengan Mark, kenapa tiba-tiba bosnya itu bilang seperti itu.
Ia mengangguk terbata-bata.
“Baik-baik saja pak cuma terluka sedikit.” jawab Haechan.

Mark mengangguk.
“Syukurlah kalau begitu, ya sudah ayo kita lanjutkan keruang meeting, sebentar lagi client datang.” kali ini Haechan terheran-heran, ekpektasinya ia bakal dimarahi karena terlambat ternyata tidak, dasar renjun saja yang membuatnya sedikit Trauma.

“Pak Mark tidak marah saya terlambat?.” tanya Haechan yang mengikuti Mark dari belakang.

“Tidak, saya tau kau belum diberitahu oleh renjun kalau kau harus datang tepat jam 7.” Haechan mengangguk saja dibelakang Mark mengiyakan ucapan pak bosnya itu.

“Maaf ya pak saya telah membuat kesalahan.”

“Tidak apa-apa, yang terpenting besok jangan kau ulangi lagi, ingat kau masih magang disini, tunjukan kinerja kerjamu yang bagus.” ucapan Mark lagi-lagi hanya dibalas anggukan oleh Haechan.

Haechan ini sebenarnya sedikit malu dengan Mark, karena ini baru pertama kalinya ia mengenal Mark.

“Sekali lagi aku bilang padamu, jangan panggil pak panggil Hyung saja, itu akan terlihat kita lebih akrab.” haechan hanya menjawab iya sebagai responya terhadap ucapan mark.

Beberapa menit akhirnya mereka sedikit lagi sampai didepan ruang meeting tapi na'as niat Haechan memang baik pada bosnya tapi malah membuat dirinya malu seumur hidup jika bertemu Mark.

Bagaimana tidak ia saat ini sedang tersungkur karena sepatunya sendiri, tepat dihadapan Mark Haechan terjatuh, niatnya ingin membukakan pintu untuk bosnya itu malah kakinya  tersandung dengan kaki satunya lagi.

“Kau tidak apa-apa?.” tanya Mark yang malah semakin bikin Haechan malu.

“A-a tidak apa-apa Hyung, hanya tersandung sedikit.” cengir Haechan untuk menutupi rasa malunya.

Mark membantu Haechan untuk berdiri.
“Sudah biar saya aja yang membuka pintunya.” Haechan mengangguk mengiyakan ucapan Mark.

sumpah ini baru pertama kali loh ya Haechan bekerja tapi kenapa sial sekali, apa ini kutukan dikantor Mark kalau ada karyawan baru bakal sial, masa iya dia sial trus.

untung aja dia berangkat menggunakan motor jaemin tidak ada apa-apa dijalan coba kalau dia kecelakaan atau apa bisa nambah berabe urusannya.

Haechan mengikuti Mark masuk keruangan meeting, beberapa menit mereka disana akhirnya ruangan kosong itu menjadi ramai client- client Mark sudah pada datang, Haechan diam saja disamping Mark, dia belum mengerti apa yang dibahas semua orang disana, mark tidak memberitahu haechan apa yang bakal dibahas di meeting kali ini.

Saat ini Haechan merasa seperti anak bawang yang tidak tau apa-apa, ia kecewa dengan apa yang ia kerjakan saat ini ah bahkan ia tidak sedang seperti berkerja melainkan hanya menemani sang bos menjelaskan berbagai macam bisnis pada rekannya.

Tak lama meeting berakhir, sekarang tersisa hanya Mark dan Haechan, hati Haechan berdegup kencang, ia merasakan tidak enak hati dengan Mark karena tidak melakukan apa-apa dipertemuan tadi.

“Kau sebaiknya meminta jadwalku pada renjun, agar kau lebih teliti dengan apa yang harus  aku kerjakan.” ucap Mark sebelum melengang pergi dari ruangan tersebut.

“Baik hyung.” jawab Haechan yang menyusul Mark keluar dari ruangan meeting itu.

PAK BOSS!! I LOVE U•

Pak Boss!! I Love U. [ MARKHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang