LIMA.

2.9K 158 2
                                    

       Dering telepon terdengar begitu berisik ditelinga Mark yang tengah asik bermimpi indah terhitung sudah dua puluh kali panggilan tidak terjawab diponselnya

Dengan perasaan jengkel Mark meraih ponselnya yang berada diatas nakas lalu mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelfonnya sedari tadi.

“MARK! Apa-apaan kau ini!! Ibu sudah bilang kan temui Karin di cafe yang sudah ibu beritahu tadi, kenapa kau tidak menemuinya?, dia sedang menunggu disana.” cerca sang ibu disebrang telfon, ternyata yang sibuk menelfonnya adalah sang ibu.

“Aku tidak mau.” jawab mark tidak perduli.

Berangkat sekarang atau aku akan menyuruh ayahmu bertindak!.” ucap sang ibu sebelum mengakhiri panggilannya dan tentu saja itu membuat Mark mengusak rambutnya kasar.

“Ck dasar wanita uler.” gumamnya tidak suka.

Bukannya durhaka ia sudah muak dengan semua drama yang dibuat ibunya itu, tapi apa boleh buat jika sudah sang ayah yang bertindak Mark tidak bisa berbuat apa-apa, pasalnya ia ini sangat penurut pada ayahnya, sedangkan ayahnya sangat menurut pada ibunya

Tak butuh waktu lama ia telah siap dengan pakaian casualnya tentu saja ia tidak mau berpakaian terlalu rapih agar si wanita itu tidak begitu tertarik dengannya, bahkan saat ia mengendarai mobilnya ia tidak terlihat bahagia sama sekali, wajahnya selalu menunjukan ketidak setujunya menemui sang wanita itu.

beberapa menit berlalu Mark telah sampai di cafe yang dimana sudah diberitahu sang ibu.

Tentu saja Mark melihat wanita berparas cantik disana dengan berpakaian minim berwarna merah menyala, ia rasa hanya dia yang begitu heboh untuk sekedar berbincang.

“Mark kenapa kau lama sekali.” ujar Karin yang sudah berdiri dan mulai mengelayut dilengan Mark.

Mark belum mengenal Karin tentu saja melepaskan gelayutan manja dari Karin.
“Maaf kita baru kenal.” jawab mark sembari mendudukkan dirinya dikursi.

Dengan wajah sok imutnya Karin menggeser kursinya dan hendak duduk disamping Mark tapi tentu saja Karin tidak jadi karna Mark telah memperingatinya agar lebih berjaga jarak dengannya atau ia tidak akan menemuinya lagi.

“Kau mau minum apa? Akan ku pesankan.” tanya Karin sok basa-basi.

“Tidak usah repot-repot, aku tidak haus.”

“Ck, Mark, bersantai saja denganku, kitakan sebentar lagi akan tunangan, jadi bersikaplah biasa saja padaku, aku tidak mau kau terlalu kaku seperti ini, jadi kau mau minum apa?.” tanya Karin lagi.

“Kau mau bertunangan denganku?, kau tidak salah memilih?.” tanya Mark balik, dan Karin hanya menggelengkan kepalanya, apa maksud dari Mark ini, mana mungkin Karin salah pilih, dia ini pria yang sangat diidam-idamkan banyak wanita, Karin ini termasuk wanita beruntung.

Mark sedikit terkekeh.
“permisi.” panggil Mark pada pelayan cafe tersebut.

“Kopi satu.” pesan Mark pada pelayan tersebut.

“Kau mau dengar kenapa aku menanyakan hal seperti itu padamu?.” Karin mengangguk sebagai jawabannya.

“Aku ini pemalas, aku tidur selalu mendengkur, dan aku sangat jarang untuk mandi.” cerca Mark berbohong tentu saja.

Karin tertawa pelan.
“Aku tidak percaya, seperti yang tante katakan, aku tidak akan mudah percaya padamu.” jawab Karin.

Mark berdecak tidak suka, ibunya ini selalu saja buat onar, mana mau ia bertunangan dengan orang yang bahkan baru mau temui, gila kali ya, sebisa mungkin ia harus membatalkan semuanya sebelum terlambat, ia tidak sudi menikah dengan wanita menor ini.

Hari sudah semakin larut tapi wanita ini tak kunjung bosan berbicara dengannya, bahkan obrolan-obrolan yang tidak penting harus Mark dengar, sebenarnya ia sangat malas berlama-lama disini tapi setiap kali ia beranjak Karin selalu saja mencegahnya, kali ini tidak Mark harus bisa keluar dari zona yang membuatnya tidak nyaman.

“aku ketoilet sebentar.” ucap Mark, tentu saja itu akal bulus Mark agar bisa keluar dari sana meninggalkan wanita sialan itu sendirian.

Mark berlari kecil kearah mobilnya setelah berhasil keluar tanpa sepengetahuan Karin, dengan cepat ia melajukan mobilnya dengan sedikit ngebut karena Mark tidak kau ketahuan oleh Karin.

Tapi dengan caranya menyetir seperti itu malah membuatnya terkena sial pasalnya ia tidak sengaja menabrak seseorang setelah beberapa menit keluar dari cafe tersebut.

“Ah sial, kenapa harus menabrak sih.” gerutunya tidak jelas lalu kemudian ia turun untuk memastikan kalau seseorang tersebut baik-baik saja.

“Kau tidak apa-apa?, apa perlu ku bawa kerumah sakit?.” tanya mrk bertubi karena seorang itu tidak kunjung menjawab, ia terus saja merintih kesakitan dibagian kakinya.

Haechan mendongak menatap Mark yang menanyakan keadaannya, Haechan ini baru saja pulang dari rumah jaemin bahkan ia mengendarai motor milik jaemin namun sialnya motor itu malah tergelatak begitu saja setelah Mark tabrak, maafkan Haechan bukannya ia yang tidak bisa membawa motor tapi mark yang tidak bisa membawa mobil.

“A-h kau siapa? Sepertinya aku sempat melihatmu.” tanya Mark bingung, sedangkan Haechan masih menatapnya bingung.

“Siapa ya, wajahmu tidak asing di kepalaku.” paksa Mark untuk terus mengingatnya, bahkan ia lupa kalau Haechan tengah menahan sakit dibagian kakinya.

“Haechan.” jawab Haechan.

“aah ya Haechan, yang tadi pagi melamar kerjakan?, kenapa kau bisa ada disini?.” tanya Mark aneh.

Haechan mengerutkan dahinya bingung.
“Kenapa malah bertanya seperti itu? Itu tidak penting, penting sekarang kau menolongku, aku tidak bisa bergerak kakiku sangat sakit.” kesal Haechan, calon bosnya itu somplak juga ternyata.

“Apa perlu ku bawa kerumah sakit?.”

“Tidak perlu, mungkin besok sudah sembuh, tolong bantu aku berdiri saja.” ujar Haechan sambil menyodorkan tangannya agar dibantu oleh Mark.

“Maaf ya, aku tidak sengaja, aku sangat terburu-buru.” Haechan hanya mengangguk sambil mengangkat motor jaemin.

“Lain kali hati-hati aja bawa mobilnya , untung yang ditabrak tidak apa-apa, coba kalau terluka parah, bisa ganti rugi bapak.” ucap Haechan yang mencoba berbicara sopan.

Mark yang dipanggil bapak tentu saja terkejut.
“Panggil saja hyung, tampaknya kau lebih muda dari ku.” haechan hanya mengangguk menyetujui ucapan pak bosnya itu.

“Rumahmu jauh dari sini?.” tanya Mark lagi.

Haechan menggeleng.
“Tidak sebentar lagi sampai.” jawabnya.

“Apa perlu ku antar, sepertinya kakimu terasa sangat sakit .” Mark menawarkan tumpangan untuk Haechan.

Sebenarnya Haechan mau-mau saja, tapi mengingat motor milik jaemin tidak ada yang bawa alhasil ia tolak begitu saja tawaran pak bosnya itu, tidak enak hati emang tapi apa boleh buat ia lebih sayang uangnya untuk Menganti motor milik jaemin.

•PAK BOSS!! I LOVE U•

Pak Boss!! I Love U. [ MARKHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang