TUJUH BELAS.

2.1K 119 13
                                    

        Perasaan apa ini yang sedang menyelimuti hatinya, rasa suka? Haechan rasa itu sudah begitu menyelimuti hatinya sekarang, tidak perduli mark adalah bosnya, rasa itu tidak membuat minder akan status, dan saat ini mungkin haechan merasakan rasa suka itu juga pada diri mark, pasalnya saat ini mark begitu menikmati bibir plumnya yang menggoda iman seorang mark Lee.

Haechan tampak mudah mengimbangi ciuman itu, ciuman mark terlihat santai dan itu sungguh membuat haechan gila, ia tidak tau harus berbuat apa, menolak? Tentu ia ingin menolak tapi mulutnya engan untuk melepaskannya dan malah sedikit menerimanya, sungguh ini gila, mereka sepertinya lupa akan situasi, saat ini mereka masih dimeja billiard dengan haechan yang sudah ada dikukungan mark.

Tangan haechan sedikit mendorong dada mark, ia sudah sadar sekarang kalau ini tempat umum, mark sedikit terkejut dengan apa yang sudah ia lakukan, dengan refleks ia memundurkan badannya dan itu bisa membuat haechan berdiri dan langsung pergi dari hadapan mark menuju toilet, sepertinya ia sangat gugup.

“Ini gila mark Lee!.” Geram mark yang menyesal akan melakukan hal gila itu, sebenarnya bukan menyesal menciumnya tapi ia menyesal karena takutnya haechan tidak mau melihatnya lagi, takutnya haechan  marah padanya dan malah membuatnya jauh dari sekertarisnya itu, mark akui ia mulai jatuh cinta dengannya.

Mark pergi dari sana menuju toilet ia ingin menemui haechan dan meminta maaf padanya, sebelum semuanya terlambat, mark masih mau haechan menjadi sekertarisnya.

Sedangkan di toilet haechan tengah duduk terenggah-enggah di toiletnya, tanpa sadar ia memang dadanya yang terus berdegup kencang.

“Apa yang terjadi barusan? Mimpi bukan sih? Akh! Ini gila, kenapa bisa?.” isi kepalanya terus bertanya-tanya.

“Sadar Seo haechan, dia bos kamu, sadarlah. ” haechan terus memukul pipinya untuk menyadarkan kalau mereka berdua kasta.

“Aduh, bagaimana aku menemuinya? Aku sangat malu, bagaimana dong.” kali ini ia mondar-mandir didepan pintunya, ia bingung kalau nanti bersitatap langsung dengan mark apa yang harus ia katakan? Walaupun bukan dirinya yang memulai tapi rasa malunya tidak bisa dipungkiri lagi, mana ia tadi sempat menikmatinya juga, aish tambah malukan.

Tok-tok.

“Seo haechan?. ” suara itu membuat haechan terkejut dan mengigit jarinya.

“Haechan.” suara itu terdengar lagi.

“apa kau di dalam?.” Mark terus memanggil dan haechan sama sekali menjawab panggilan tersebut, ia masih tidak tau apa yang harus ia lakukan jika berhadapan langsung dengan mark.

“Maafkan aku, keluarlah.” Haechan  refleks menatap pintu yang diluar terdapat mark yang tengah menunggu dirinya keluar, apa ini seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar saja.

“Apa kekasihmu marah padamu?.” itu bukan suara mark, suara orang lain yang tengah berada ditoilet juga dan mendapati mark seperti membujuk seseorang.

Baru saja haechan memikirkan mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar eh malah ada yang nanya.

“I-iya dia sedang marah padaku.” jawab mark dari luar, dan haechan  tentu mendengar mereka mengobrol bahkan haechan mendengar mark menanggapi pemuda itu berbicara seolah mereka memang sepasang kekasih.

“A-ya ya, Terima kasih, ya sampai jumpa. ” tampaknya pemuda itu sudah pergi dari hadapan mark setelah memberi saran untuk mark melakukan yang ia perintahkan agar haechan kelaur dari kamar mandi.

“Haechan-a apa kau mendengarnya?Keluarlah, aku minta maaf padamu, a-aku tadi, ya aku minta maaf.” mark tak sanggup mengucapkan kalimat tadi karena ia masih merasa bersalah pada sekertarisnya itu.

Tak lama pintu terbuka menampilkan  haechan yang tertunduk malu, bahkan pipinya sedikit merah karena adegan tadi masih berputar di otaknya, sungguh gila!.

“Mark hyung, sepertinya aku harus pulang, maafkan aku.” ujar haechan cepat, sebelum pergi dari hadapan mark.

“tunggu, akan aku antar. ” pekik mark karena haechan sudah cepat berlalu dari hadapannya.

Haechan membalikan badannya dan membungkukkannya lalu pergi begitu saja tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, sumpah ia masih malu dan engan bertemu bosnya untuk saat ini, biarlah ia memendam rasa malu itu dalam hatinya kalau sudah terpendam dalam baru ia menemui bosnya, tapi tidak! Besok ia sudah bertemu dengannya lagi, besok ia harus bekerja kalau tidak bisa mati kelaparan dia karena tidak punya uang.

Ia terus berjalan kearah pulang tidak ada niatan ingin menaiki bus ataupun mencari taxi, kakinya masih sanggup untuk berjalan, walaupun sampainya lama tidak masalah yang terpenting tidak bersama mark dulu.

Bruk.

Haechan membanting tubuhnya langsung ke kasur dengan entengnya, tarikan nafas yang begitu kuat terdengar diruangan kosong tersebut.

Tanpa sadar bibirnya tersenyum mengingat kejadian yang begitu cepat tadi, rasanya kalau ia kekasih dari mark ia tidak akan melepaskannya, tapi berhubung ia baru kenal mark sebulan lebih ia sedikit malu dan terpaksa melepaskannya, sayang sekali padahal.

Dug-dug!

“Detaknya jangan kencang-kencang, aku sangat sulit mengontrol senyumku.” geramnya pada dadanya yang terus berdetak kencang.

“Masa iya aku jatuh cinta dengan bosku sendiri?. ” haechan  menggeleng kuat.

“Tidak-tidak, kita beda kasta, dia kaya aku miskin, mana mau! Tapi kalau dia tidak mau kenapa menciumku?. ” gelut nya dalam pikiran.

“Ini fristkiss ku tolong!! Aku baper!!. ” kali ini ia menguling-gulingkan badannya ke kasur karena sangking bapernya,

Ia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, walaupun pernah ia mempunyai kekasih tapi tidak sampai ke tahapan begitu, dan ini mark yang notabenya bosnya itu malah main cium-cium saja, akh haechan  pusing memikirkan itu semua, berharap saja cinta terbalas dan tidak ada kecanggungan yang melanda pada mereka besok.

Ting.

Satu pesan masuk diponselnya dengan cepat ia melihat siapa tau mark yang mengirim pesan tapi ternyata tidak, pesan itu malah membuatnya mendudukan diri di kasur dengan mata yang terkejut bahkan mulutnya ia tutup mengunakan jemarinya, berita itu sungguh tidak bahagia bukan?.

“Tidak mungkin. ” gumamnya sebelum beranjak dari kasurnya dan berganti pakaian, menuju tempat yang seharusnya ia tuju dengan ponsel yang ia tempelkan ditelinga berharap orang yang ditelfon nya mengangkat panggilan tersebut.

-PAK BOSS!! I LOVE U-

Catatan penulis: ada apa ini? Sedikit konflik kah?

Pak Boss!! I Love U. [ MARKHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang