DUA PULUH LIMA.

1.5K 94 2
                                    

         Mark melihat ponselnya yang berdenting sakunya, dua pesan masuk dari nomor adiknya, Jeno.

Tak lama mark tersenyum remeh dengan gambar dan video yang baru saja jeno kirim lewat pesannya, ternyata ada baiknya ia kabur kejeju dihari pertunangannya.

Jemarinya mengetik dengan lincah membalas pesan jeno, lalu kemudian ia lemparkan begitu saja ponselnya di kursi sebelah, hari ini mark akan menemui haechan dirumah sakit, tentu ia sudah tau rumah sakit mana haechan dirawat karena ia mengikuti jaehyun kemarin.

Ia tidak berani menemuinya langsung takut terjadi kesalahpahaman, mark belum tau jaehyun itu siapanya haechan, takutnya dia kekasihnya, malah mark bikin masalah besar, itu tidak akan mark lakukan walau ada sedikit rasa cemburu dihatinya, mark masih berfikir untuk bersikap dewasa, jadi cukup mengikutinya dia bakal tau akan dibawa kemana haechannya.

Berpakaian rapih dan tampan mark memberanikan diri turun dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju ruangan yang haechan tepati, senyumnya tak berenti sejak didalam perjalanan mengingat ia akan menemui lagi sekertarisnya yang sudah merebut hatinya, tentu ia akan membawa haechan kembali bekerja dengannya.

“Permisi, pasien yang menepati kamar ini dimana?. ” tanya mark pada perawat yang merapihkan tempat tidur haechan.

“oh, apa kau saudaranya?, dia baru saja pulang, dan belum lama.” jawab perawat perempuan itu dengan ramah.

Mark sangat terlambat, seharusnya ia sudah menemui haechan pagi ini, tapi sayang ruangannya sudah kosong dan hanya berisikan perawat yang sedang bersih-bersih.

“O-oh, Terima kasih.” perawat itu tersenyum saat mark membungkuk kecil padanya dan berlalu begitu saja.

“Aku kehilangan kamu lagi haechan.”ucap mark sambil berjalan cepat menuju mobilnya, kata perawat tadi haechan belum lama meninggalkan rumah sakit.

Ban mobil itu berputar dengan cepat meninggalkan area parkir rumah sakit, mata elang mark tidak hentinya memandang ke kanan kekiri mencari keberadaan haechan, mark sangat yakin kalau dia belum terlalu jauh.

Dan benar saja ia melihat haechan tengah berbincang dengan pria kemarin yang sempat menghantarnya kerumah sakit, tapi bedanya ada satu pria paruh baya yang tingginya melebihi haechan tengah menenteng tasnya.

“Siapa pria itu.” mark bertanya-tanya dalam otaknya, kenapa pria itu terus ada disamping haechan.

“Atau mungkin alasan dia pulang secara tiba-tiba karna dia?”gumamnya lagi yang terus memandangi ketiganya sampai mereka masuk kemobil berwana merah, dan berakhir mark mengikutinya lagi.

Walau dalam keadaan yang banyak sekali pertanyaan di benaknya, ia tetap akan mengikuti mereka, ia ingin tau dimana tempat tinggal haechan, mungkin dengan mengetahuinya ia bisa bertemu dengannya.

“Terima kasih jae-

“Ayo masuk ayah, tidak perlu berterima kasih. ” cegah haechan saat Johnny ingin berterima kasih pada jaehyun atas tumpangannya menuju rumah.

Sebenarnya bukan sengaja mereka bertemu, jaehyun sudah ada niatan ingin menjemput haechan, tapi karena keburu mereka keluar alhasil keduanya bertemu di pinggir jalan, itupun jaehyun sangat susah payah membawa haechan agar mau ikut dengannya.

“Eh haechanie, kau tidak boleh seperti itu, dia sudah baik mengantarkan kita. ” kata johnny yang menarik lengan haechan agar tak masuk duluan.

Jaehyun tersenyum.
“Tidak apa-apa om.”

“Tidak apa-apa bagaimana, jelas-jelas dia tidak sopan pada bosnya sendiri, haechan cepat minta maaf, dan berterima kasihlah.” perintah johnny pada haechan yang wajahnya sudah sangat kesal karena melihat jaehyun di pagi hari.

“Maaf, dan Terima kasih.” ujar haechan cuek dan sedikit membungkukkan badannya.

“Sama-sama haechan-a, semoga kau cepat sembuh, tidak usah masuk kerja dulu selama kau belum sembuh.” perkataan jaehyun tentu tidak digubris sama sekali bahkan haechan  langsung masuk begitu saja kedalam rumah meninggalkan ayah dan bosnya diluar.

Johnny tersenyum kikuk, ia merasa bersalah sekali karena tingkah anaknya yang tidak ada sopannya, ia tidak menyalahkan karena haechan sangat kurang didikannya sewaktu kecil, jadilah begitu.

“Maafkan anak om ya jaehyun, mungkin badannya masih kurang sehat mangkanya buru-buru masuk.”

“Oh tidak apa-apa om, aslinya anak om baik kok, dia berubah begitu karena ulahku. ” lanjutnya dalam hati.

“Kalau begitu om masuk dulu ya, Terima kasih tumpangannya. ” jaehyun mengangguk dan membungkuk pada Johnny sebelum tubuh Johnny menghilang dari balik pintu.

Jaehyun juga meninggalkan halaman rumah haechan, ia akan ke perusahannya sebentar setelah itu malamnya ia akan memantau dicafe, karena tidak ada haechan  ia akan sedikit lambat datang ke cafe.

Tak lama jaehyun pulang, kini kembali mobil mark yang terparkir di sana, mengantikan mobil milik jaehyun.

“Ternyata ini rumahmu.”gumam mark yang mengamati rumah haechan dari dalam mobil.

Mark dapat mengambil kesimpulan setelah melihat ketiganya berbincang dihalaman, ternyata pria paruh baya itu adalah ayahnya, ia tidak salah kali ini, ia sangat yakin kalau pria paruh baya itu ayahnya, karena mereka tinggal serumah, sangat tidak mungkin haechan membawa om om kedalam rumahnya, lagipula haechan pernah cerita kepadanya kalau ia masih mempunyai ayah, tapi dia belum tau siapa jaehyun itu.

Setelah meyakinkan hatinya mark keluar dari mobil dan berjalan perlahan menuju depan pintu, jujur dadanya sangat berdegup kencang, seakan ia ingin melamarnya.

Ditariknya nafas panjang dan dengan keberanian yang sudah terkumpul mark mengetuk perlahan pintu kayu itu, ketukan pertama tidak ada sahutan, mungkin tidak dengar, ketukan kedua suara haechan menggema di telinganya.

“Jaehyun-ssi, kau mau apa lagi!!.” pekik haechan sembari membuka pintunya, haechan sudah tau pasti kalau orang itu jaehyun.

“Hai..

-PAK BOSS! I LOVE U-

Omo-omo!! Akhirnya ketemu ya🙃
Turut senang mark. 🙈

Pak Boss!! I Love U. [ MARKHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang