DELAPAN BELAS.

1.6K 95 6
                                    

           Mark rasa kepalanya hampir pecah sekarang, kerjaan yang begitu menumpuk membuatnya sedikit pusing, ditambah lagi ia terus ketempelan nenek lampir yang hampir setiap hari ia temui, karin siapa lagi, ibunya itu benar-benar tidak akan membiarkan ia lepas dari karin, sungguh mark muak dengan semua ini, bahkan ia sekarang sudah tinggal di apartemennya sendiri guna menghindari sang ibu, karena ia sungguh kesal.

Tak terasa sudah seminggu mark tidak melihat sekertarisnya itu, iya! Semenjak kejadian ditempat billiard waktu itu haechan tidak lagi terlihat batang hidungnya, tidak ada kabar sama sekali, bahkan hanya untuk sekedar memberi pesan atau surat mengundurkan diri juga tidak, mark juga bingung ada apa dengannya, apa sebegitu marahnya ia pada mark sampai membuatnya kelimpungan seperti ini?.

Ia baru merasakan cinta yang sesungguhnya pada diri haechan tapi malah ditinggal begitu saja, saat ini yang menggantikan menjadi sekertarisnya adalah renjun, tentu renjun juga sedang mencari keberadaan haechan, bahkan ia sudah menghubunginya ribuan kali tapi tidak ada respon sama sekali, begitupun sebaliknya mark juga sama  ia terus sibuk menghubungi haechan, tidak ada sekertaris yang seindah haechan menurutnya.

“Mark hyung, Sepertinya-

“Batalkan semua jadwalku, aku sedang malas.” potong mark cepat, ia sedang tidak bersemangat sekarang, bahkan hari-hari sebelumnyapun sama.

Renjun mendudukan dirinya di depan mark.
“Hyung, kau mau perusahaanmu bangkrut hanya karena haechan tidak kerja lagi disini? Keuangan kantor sedang ada masalah, kau tidak bisa terus-terusan galau seperti itu, aku tau kau galau bukan malas, kau menyukainyakan?. ”

Mark menghembuskan nafasnya kasar.
“Tidak, aku sedang malas, aku akan pulang, atur saja pertemuannya dengan kau saja, wakilkan aku.” ujar mark sebelum pergi meninggalkan renjun sendiri di ruangannya, kali ini gantian renjun yang menghembuskan nafasnya sebelum ikut beranjak dari duduknya, tentu ia akan memperwakilan mark.

Perasaan mark saat ini tengah gundah, rasa bersalah sedang menyelimuti dirinya, andai waktu itu ia tidak tergoda dan berkuat iman mungkin haechan masih ada di kantornya dan masih berkerja dengannya, tidak seperti sekarang yang hilang tanpa kabar.

“Hey bro!. ” tepuk jeno pada pundak mark yang baru saja sampai dicafenya.

Hyungnya itu hanya merespon deheman pelan saja, tentu itu membuat jeno bingung, tidak diluar, tidak dirumah raut wajah mark sepertinya sangat suram.

“Kau kenapa hyung, kelihatannya sedih amat. ” tanya Jeno penasaran sambil memberikan senyumnya pada jaemin yang menghantarkan minum dimejanya, dengan melihat mereka berdua duduk di meja ia sangat paham apa yang mereka butuhkan, pasti minuman segar.

“Eh jaemin!.” Jaemin menoleh dengan nampan yang masih dipengangnya.

“Duduk sebentar, ada yang ingin aku bicarakan. ” tentu jaemin bingung bahkan ia sudah menatap jeno yang sedang menatapnya juga.

Dengan perlahan jaemin mendudukan dirinya juga disamping jeno.
“Ada apa hyung? Sepertinya penting.” tanya jaemin penasaran.

“Em anu apa, dimana haechan?.”tanya mark pelan, ia malu sebenarnya menanyakan hal itu di depan adiknya tapi mau bagaimana lagi, ini hati sudah rindu, seminggu tidak bertemu.

“A-a, haechan. ” mark mengangguk sebagai jawabannya.

“Aku tidak tau hyung, sudah seminggu dia tidak menghubungiku, aku telfon juga tidak diangkat, aku datangi ke rumahnya juga tidak ada sahutan dari dalam, hampir setiap hari aku berkunjung tapi tidak ada orang, sepertinya dia sedang ada urusan mendadak yang tidak bisa dikasih tau, tapi entahlah aku juga tidak tau hyung. ” jawab jaemin panjang lebar, pasalnya ia juga tidak tau haechan  ada dimana, bahkan tidak ada pesan selamat tinggal satupun darinya.

Mark mengangguk saja mendengar penjelasan dari jaemin, otaknya kini berputar berbagai pertanyaan, apa mungkin perbuatannya kemarin sungguh melukai hatinya sampai ia sekecewa itu.

“Apa haechan ada masalah dikantor hyung? Apa dia melakukan kesalahan?. ” tanya jaemin, tentu gelengan yang jaemin dapat.

“Biasanya dia tidak seperti ini, kalaupun ada masalah juga dia bakal cerita keaku, sekalipun itu masalah dengan ayahnya.” ujar jaemin lagi.

“Ayah?. ” jaemin mengangguk mendengar mark berbicara.

“Ya, ayahnya, dia masih mempunyai ayah, yang bahkan haechan tidak menginginkannya. ”

“Maksudnya? Dia enggak mengakui ayahnya gitu?. ” kali ini jeno yang bertanya, sedari tadi ia hanya menyimak, ia tidak tau pasti tentang haechan yang ia tau hanya tentang jaemin, biasa bucin, walaupun belum menjadi pasangan tetap bucin nya jeno hanya untuk jaemin.

Jaemin mengangguk.
“Dia hanya sendiri dikota ini, tidak ada kerabat, benar-benar seorang diri, dia ingin bekerja untuk ayahnya katanya, walaupun ia sedikit tidak Terima jika ayahnya seperti itu tapi ia tetap ingin membahagiakannya, dengan melunasi hutang-hutangnya terutama. ” cerca jaemin panjang lebar.

“Dimana ayahnya tinggal?. ” tanya mark.

“Jeju, aku tidak tau pasti kampung mana ia tinggal tapi yang aku tau ia tinggal di kota jeju.” jawab jaemin, dan mark hanya mengangguk paham.

“aaaa, apa mungkin haechan pulang?, tapi kenapa gak bilang keaku?. ” bingung jaemin.

“Dan ada masalah apa?.” lanjutnya bingung.

Jaemin terus bingung dengan apa yang dialami haechan, tidak biasanya ia tiba-tiba menghilang seperti ini, kalaupun ada masalah kecil baik itu pribadi atau tidak haechan pasti akan curhat kepadanya, kenapa ini tidak? Ada apa dengannya?.

“Aku pergi dulu, makasih jaem, sudah meluangkan waktumu. ” ujar mark sebelum beranjak pergi dari hadapan adiknya dan juga jaemin.

Dengan jalan pelannya mark memasuki mobil yang tengah terparkir dihalaman cafe milik jeno, hari ini ia akan pulang sebentar, mengistirahatkan tubuhnya, karena seharian ini ia tidak begitu semangat dalam menjalani hidup, entahlah wajahnya begitu mendung tidak ada matahari sama sekali, iya benar! Matahari nya telah pergi entah kemana.

-PAK BOSS!! I LOVE U-

Entahlah aku menulis apa,
Sepertinya aku sudah bosan  😖

Pak Boss!! I Love U. [ MARKHYUCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang