—Happy reading—
×××××××××××××××Ini adalah hari terburuk Masella,hari dia kehilangan orang tuanya beserta dengan adiknya yang masih kecil.
Masella tinggal di desa bersama dengan orang tuanya dan satu adiknya yang berusia 8 tahun.
Masella sendiri adalah anak yang putus sekolah,ia hanya lulusan SMP. Di desanya begitu susah untuk bisa membayar SPP sekolah SMA, apalagi juga sekolah SMA itu ada diperbatasan kota dan desa. Cukup jauh dari rumahnya.
Ayahnya hanyalah seorang ojek,itupun dia meminjam motor orang agar bisa digunakan bekerja,belum lagi biaya untuk adiknya yang memiliki penyakit sejak kecil.
Masella harus rela untuk tidak bersekolah demi keberlangsungan hidup keluarganya. Namun sekarang semua itu tak sesuai dengan ekspektasinya.
Keluarganya meninggalkan dirinya,ayah dan ibunya datang dari rumah sakit dan mengalami tabrakan. Sungguh sakit hatinya mengingat semua itu.
Namun beruntung dirinya karena ada bibinya yang tinggal di kota mengajaknya untuk hidup bersamanya.
Dia sekarang sebatang kara,tidak ada pilihan lain. Sepertinya dia bisa ikut pindah kekota dan mencari pekerjaan. Tidak masalah dengan bekerja di warung atau tempat makan,jelas sekali pasti perbedaan di kota dan di desa.
Jika tinggal di desa,saat lulus SMP bisa bekerja dimanapun. Lulus SD saja bisa bekerja di desa, sedangkan jika di kota... Jangankan untuk lulusan SD,lulus SMA kadang susah untuk mendapatkan pekerjaan layak.
Masella langsung mengemasi barang-barangnya,tidak terlalu banyak mengingat rumahnya yang kecil dan seperti gubuk. Tidak mungkin ia isi hanya dengan barang-barangnya sendiri,karna tidak akan muat.
“Sudah Sella? Kita berangkat sekarang?” Masella mengangguk. Barangnya hanya dia kemas didalam tas yang agak besar. Tidak perlulah menggunakan koper karena barangnya hanya beberapa.
***
3 jam perjalanan dari desa ke kota cukup menghabiskan waktu. Mereka berangkat dari jam 3 sore,yakni setelah pemakaman itu selesai diselenggarakan.
“Dira! Antarkan Sella ke kamar tamu,dan jangan lupa untuk membantunya untuk menata barang-barangnya.” bik Dira, seorang pelayan yang usianya 40an itu datang terpogoh-pogoh dari arah belakang. Ia menuntun Masella kekamar tamu yang ditujukan untuk dia tinggali sementara.
“Neng Sella siapanya nyonya Mila?” bik Dira bertanya sedikit-sedikit pada Masella yang saat ini menata barang-barangnya.
“keponakannya bik. Ibu saya dan tante Mila itu sodaraan,tapi lebih tuaan ibu saya,” jawab Masella begitu selesai menata barangnya dan duduk ditepian kasur.
Tempat ini begitu luas,kamar tamunya bahkan lebih luas dari rumahnya sendiri. Bayangkan seberapa kaya-nya tante Mila? Tante Mila dulunya tidak terlalu akur dengan ibunya,mereka pernah berselisih paham. Sehingga mereka tidak pernah komunikasi lagi,dan waktu tadi pagi kematian dari anggota keluarganya membuat tante Mila merasa menyesal,karna belum sempat mengucapkan maaf kepada kakaknya.
Mereka berselisih paham,namun sudah bisa terlupakan. Namun belum ada kata maaf secara langsung mengingat keduanya memiliki kesibukan tersendiri.
“Oalah... Keponakannya,tak kira pacarnya Mas Ibra. Soalnya nyonya Mila sering sekali mengundang anak-anak teman arisannya untuk dijodohkan dengan mas Ibra.”bik Dira berbicara begitu lancar, tapi begitulah kenyataannya.
“Memang kenapa tante Mila sering jodohin?” pertanyaan Masella sudah cukup aneh, seharusnya dia paham. Jika sudah dijodoh-jodohkan sudah pastinya ingin agar anaknya memiliki pasangan.
“Ituloh neng... Mas Ibra kan sekarang sudah jalan 30 sedangkan pacar saja belum punya. Mana mas Ibra itu jarang pulang ke rumah, datang-datang paling cuma karna dipaksa sama nyonya Mila untuk ketemu sama kandidat calonnya aja.”Masella hanya mengangguk,jadi intinya tante Mila ingin agar mas Ibra itu cepat memiliki keluarga karna sudah berusia matang.
“Yah...semoga saja mas Ibra cepat ketemu jodohnya ya bik.” bik Dira hanya mengangguk.
Setelah selesai dengan acara menata barang itu,Masella ikut keluar dari kamar tamu.
Dia ikut masuk kedalam dapur mengikuti bik Dira yang akan masak untuk makan malam.
Awalnya bik Dira tidak setuju,tapi setelah bujukan dari Masella akhirnya bik Dira setuju untuk dibantu oleh Masella.
Makan malam telah selesai dibuat,tinggal ditata dimeja makan. Jam pula sudah menunjukkan pukul setengah 8.
Waktu untuk makan malam adalah jam 8,jadi masih ada waktu setengah jam untuk Masella mandi dan bersiap-siap.
***
Setengah jam dilalui oleh Masella dengan baik. Dia mandi dan bersiap. Awalnya dia tidak paham dengan cara menggunakan shower, tapi setelah beberapa waktu dia mencoba akhirnya bisa paham juga.
Maklum saja,dia tinggal di desa dan selalu menggunakan toilet umum untuk mandi. Itupun harus bayar. Untuk mandi mana ada shower,ada sebuah gayung yang utuh saja sudah syukur.
Mata Masella mengendar,dimeja makan sudah duduk beberapa orang yang terasa asing bagi Masella.
Ada seorang pria matang yang sudah beruban namun masih terlihat bugar dan segar,yang dia pikir mungkin adalah pamannya.
Lalu seorang pria muda yang sepantaran dirinya, bajunya terlihat seperti anak-anak berandalan.
Dan pria yang berkaos navy yang terlihat lebih ramah,terpatri senyum di bibirnya untuk menyambut Masella.
Juga ada pria yang terlihat lebih dewasa dengan wajah datar dengan kaos putih dan tatapan datar.
Yang terakhir adalah Mas Ibra,dia tau karna tadi bik Dira sempat memperlihatkan foto pria itu padanya.
Wajahnya datar dengan mata elang yang menusuk,lalu sebuah anting ditelinga kirinya dan bibir bentuk love yang begitu ketara.
“Ayok duduk Sella...” Tante Mila memanggil Masella untuk duduk dimeja yang masih kosong. Tepat di samping pria muda yang berpenampilan berandalan. Dia diapit oleh pria muda itu dan mas Ibra,lalu didepannya ada pria berkaos navy dan berkaos putih. Paman dan bibinya ada di ujung-ujung meja saling berhadapan.
“Nah Sella,tante mau perkenalkan kamu sama anak-anak dan suami tante.” Masella hanya tersenyum tipis,lalu mengangguk sopan.
“Yang duduk ngadep tante itu suami tante,om Ares. Lalu yang pake kaos navy itu Gerry,yang kaosnya putih itu Samuel,yang pake baju urakan itu Jeremy, kebetulan usianya ga jauh beda sama kamu sekitar satu tahun lebih tua,kan sekarang usia kamu 17? Nah yang terakhir itu Ibra. Putra tertua tante.”
Masella hanya tersenyum menanggapi, tatapan mereka begitu menusuk. Hanya Gerry dan tantenya yang memberikan senyuman balik.
***
Bakalan rame ga??
Coba tebak,siapa yang bakalan duluan ambil PW Sella?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUDAK SEX -21+
Random🔞mengandung Cerita dewasa dan kata-kata kasar!! Menjauh sebelum terlambat!!🔞 YANG TIDAK KUAT UNTUK MEMBACA CERITA INI SILAHKAN PERGI!! ISI CERITANYA BANYAKAN ADEGAN SADIS DAN MATURE!! ⛔cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada sangkut pautnya deng...