BS•09

111K 710 6
                                    

—Happy reading—
×××××××××××××××

Benar dengan pemikiran Masella kemarin,hari ini dia sedang berada dibawah kukungan tubuh mas Ibra.

Pria itu sekarang lebih lembut,dia bahkan tidak bersikap kasar dan memperlakukan Masella dengan penuh kasih. Entah apa yang terjadi pada pria itu,dia tidak paham.

“Ahh...ahhh...shh...emhhh...mashh Ibrahhh...Aaakh!!” desahannya begitu keras melolong, membuat mas Ibra sekarang mulai bergerak brutal.

Penisnya sudah berkedut dengan keras,dan jepitan di vagina Masella semakin kuat.

“Ahh...nikmathh sekalihh...arghh... Jepitanmu sangat nikmat Sella....arghhh.. aku akan sampaihhh...ouhhh...”

Entah karna apa,pipi Masella sudah bersemu merah,wajah terasa panas. Ini pertama kalinya dia diperlakukan lembut saat berada diatas ranjang.

Dan akhirnya hentakan-hentakan keras menyelesaikan pergenjotan antara Masella dan mas Ibra.

Pria itu kemudian beralih kesamping tubuh Masella,menggeser tubuh Masella agar terbaring didepannya.

Tangan pria itu lalu merengkuh perutnya yang rata. Ada apa dengan mas Ibra? Mengapa sikapnya menjadi lembut seperti ini? Apakah ini akan hilang begitu besok Masella membuka matanya?

“Terimakasih Sella... Saya merasa puas...”suara berat khas milik mas Ibra terdengar berbisik di telinga Masella. Membuat seburat merah tercipta di pipinya.

“Kamu ingin sesuatu? Setidaknya untuk membayar jasa pelayananmu yang cukup baik.. sekarang kau sudah tidak memberontak lagi,emm..tapi aku lebih suka saat kau memberontak seperti kemarin-kemarin.”

Memang benar,kita tidak boleh terlalu berekspektasi tinggi. Tidak akan mungkin mas Ibra mau berperilaku lembut karna memiliki rasa padanya. Pria itu hanya ingin menaklukkan tubuhnya saja.

“Ti-tidak ada...”

Masella merasa degup jantungnya terasa lebih cepat,dia seakan tidak berani untuk bernafas saat ini. Menahan dengan kuat degup jantungnya agar tidak didengar oleh mas Ibra.

“Kau mau tas? Sepatu? Atau pakaian... Saya lihat-lihat sepertinya kamu kekurangan pakaian baru. Jangan sungkan untuk meminta sesuatu pada saya,asal itu bukan sebuah kebebas... Maka saya akan mengabulkannya.” Masella berfikir kembali. Bisikan setan yang kemarin terdengar di kepalanya sekarang terdengar lagi, seolah-olah memerintahkan agar dirinya mau menerima pemberian dari mas Ibra atas pelayanannya,tapi bukankah itu sama saja dia adalah perempuan murahan?

Tapi semua sudah terlanjur terjadi,dia sudah masuk dalam kubangan lumpur kenikmatan.

Jika diawal Masella merasa hina dan takut, sekarang dia tidak begitu merasakan hal itu.

Rasa hina dan takut itulah yang membuat rasa nikmat dari pergulatan tersebut terasa sakit dan nikmat itu tertutupi.

“A-aku...aku ingin pa-pakaian...”

Meskipun gugup, suaranya sudah mampu membuat mas Ibra mengangguk. Pria itu mengambil handphone-nya yang ada di nakas Masella.

Jam sudah terlihat pukul 1 malam. Bik Dira sudah kembali ke rumah,dan tante Mila juga sudah pulang.

BUDAK SEX -21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang