lagi trend III

116 10 0
                                    










di buang sayang.
udh lama di draft takut jamuran.





















































selamat membaca.








----















PLAK!!!!!!

tamparan keras harus anrez dapatkan dari sang papa, dia memejamkan matanya saat merasakan sakit akibat tamparan tadi.
" sudah berapa kali papa bilang?? JANGAN PERNAH MEMPERMAINKAN HATI PEREMPUAN!"

ucap Denny, papa anrez.
" ga ngerti papa sama jalan pikiran kamu rez, apa sih yang kurang dari shani? jangan kamu pikir dengan kamu menjadi artis, kamu bisa berbuat seenak kamu. pikirkan sesakit apa shani setelah di dua kan oleh kamu?"

anrez hanya diam menerima rasa sakit yang ia rasakan, tapi sakit ini memang belum seberapa dengan sakit yang shani rasakan.

" pah sudah pah, jangan memperkeruh suasana pah." ucap shanty lembut dengan sedikit mengelus lengan sang suami.

" a-anrez minta maaf pah" lirihnya, dia tahu dia salah.

karena sejak awal, anrez juga tahu kalau dirinya salah karena telah menduakan shani. tapi ntah kenapa dia tidak bisa untuk mengakhiri hubungannya dengan Tania.
" maaf mu itu tidak berguna anrez!"

" pah udah!" lerai shanty.
" anrez duduk!"

anrez menatap kedua orangtuanya, kemudian dia menuruti perintah mama nya.
" mama sama papa ke kantin dulu, kamu tungguin shani sambil nunggu kedua orangtua shani"

tanpa menunggu jawaban apapun dari anrez, shanty menarik lengan Denny untuk segera pergi.

setelah orangtuanya pergi, anrez lantas menangis dalam diam, dia salah, dia bodoh, dia brengsek. pikirnya.

dia kembali berdiri, saat dokter keluar dari ruangan shani.
" dok, bagiamana keadaan istri saya?"

" mari ikut ke ruangan saya"

anrez mengikuti dokter Rey, dia tak hentinya berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada shani dan juga calon buah hati mereka.

setelah mendengar penjelasan dari dokter Rey, kini anrez tengah berada di ruangan shani.

kedua orang tua anrez pulang, sedangkan kedua orang tua shani masih dalam perjalanan.
" maaf sayang, hiks maaf. ini semua salah aku, aku bodoh, aku brengsek, hiks m-maaf."

dia menangis, ntah karena rasa bersalah atau karena ketahuan berselingkuh.

Anrez tak henti-hentinya menggumamkan kata maaf.



°°°°°°°°°°°°°

saat ini anrez tengah berada di kantin rumah sakit, karena shani juga sedang di periksa oleh dokter.

handphonenya berbunyi menandakan adanya telfon masuk, dengan segera dia angkat.
" halo mah, assalamualaikum."

"......"

" iya mah anrez kesana sekarang"

anrez bergegas pergi dari kantin, kedua orang tua shani sudah sampai di rumah sakit ini.

dia akan menerima apapun yang akan di lakukan oleh sang papa mertua nantinya.

PLAKK!!

dan benar, baru saja anrez membuka pintu itu sudah di sambut oleh tamparan yang lebih keras di bandingkan yang semalam.
" sudah saya bilang sejak awal! jika kamu sudah tidak mencintai putri saya lagi, kamu bisa kembalikan putri saya!"

OS ( SHANREZ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang