Chap_25

685 114 27
                                    

Chasel membuka matanya dan melihat Hornton yang juga menarik tangan dipundaknya.

"Master, kenapa kamu ingin menyelamatkan mereka?"

'Ha? Kenapa ada pertanyaan bodoh seperti itu? Tentu saja aku butuh pembantu untuk membantu rencanaku kedepannya. Tidak mungkin aku bisa sendirian.' Pikir Chasel merasa aneh dengan pertanyaan Hornton.

"Ya, tentu saja aku menyelamatkan mereka. Tidak mungkin aku mengabaikan nyawa yang masih bisa diselamatkan."

Tanpa disadari perkataan Chasel yang menurutnya dia jawab asal-asalan tersebut telah disalahpahami oleh Hornton. Pria ras naga tersebut mengayunkan ekornya sebelum tenang kembali, pupil runcingnya yang menakutkan tampak semakin meruncing sebelum membulat. Terlihat tenang dan berbinar. Senyuman tipis terbit di wajah kakunya.

"Master, anda benar-benar manusia yang baik."

Dalam pikirannya. Mungkin itu juga alasan dari menyelamatkan dirinya, menghindari jalur kematian di desa Grim Valley saat itu. Dia tahu dirinya harus mati di desa tersebut jika tidak ditemukan oleh Chasel ketika kesadarannya masih ada. Manusia dihadapannya ini tidak menuruti benang takdir yang sudah ditentukan oleh dewa. Menentang otoritas dewa tidak hanya membutuhkan kekuatan saja.

Tekad Chasel lah yang membuat Hornton tanpa sadar ingin menjadi pendamping yang mengamati seorang manusia fana, lemah dan akan mudah mati seperti kaca yang mudah hancur berhasil menentukan takdirnya sendiri tanpa harus mengikuti takdir yang sudah diatur oleh orang lain.

Semakin kemari, Hornton mungkin akan benar-benar rela mengorbankan nyawanya demi Chasel jika suatu saat nanti akan menjadi pilihan terberat baginya. Semasa hidupnya selama ribuan tahun, semenjak Hornton mengenal manusia dan mahluk hidup lainnya. Mereka biasanya dipenuhi dengan berbagai emosi. Yang paling tidak ia mengerti akan kerakusan dan keegoisan para manusia yang tidak pernah terpenuhi.

Disamping perilaku buruk tersebut. Hornton sama sekali tidak melihat hal tersebut pada Chasel. Walaupun keadaan tubuhnya tidak normal seperti manusia lainnya, pria penyakitan itu tetap menolong orang lain terlepas kapasitas tubuhnya.

Semakin memikirkannya, semakin Hornton memandang Chasel penuh hormat dan haru.

Sedangkan pria yang dipikirkan kesana kemari oleh Hornton tampak berekspresi mengernyit geli melihat tatapan Hornton yang mengganggu dirinya.

'Tatapan menjijikkan apa itu? Apapun itu kita tidak punya banyak waktu.' Chasel menggelengkan kepalanya lelah.

"Hornton. Ayo hancurkan batu yang kamu temukan itu agar Trein dan adiknya agar bisa keluar dari dunia sihir ciptaan kepala keluarga Peony."

"Baik, Master. Tapi bagaimana dengan master sendiri? Aku tidak bisa meninggalkan sisi master begitu saja."

'Memang benar... Hornton tidak pernah meninggalkan sisiku jika tidak ada masalah serius. Tapi kurasa tidak akan ada bahaya yang mendekatiku karena aku sekarang sedikit bisa menggunakan sihir pertahanan diri berkat mengkonsumsi sari dari ranting pohon dunia.'

Jadi Chasel tetap menyuruh Hornton untuk menghancurkan dua batu mana di sudut sebelah barat dan dia akan menangani sudut Timur yang dekat dengan sungai Imsty.

Hornton mengamati masternya cukup lama sebelum dengan enggan berbalik menuju ke arah barat untuk menghancurkan batu mana.

Melihat kepergian Hornton, Chasel kemudian pergi kearah sebaliknya sesuai rencana. Sesekali ia juga melihat kearah layar system retak yang sedari tadi menghitung mundur waktu kematiannya.

Sejak perkara terjadinya pemberontakan di wilayah keluarga Ageratum, layar system kematiannya yang awalnya berhenti kini kembali menghitung waktu kematiannya. Chasel harus merubah suatu kejadian yang berhubungan dengan takdir. Kejadian yang bisa merubah tatanan dunia secara besar-besaran. Terutama menarik perhatian sosok yang mengendalikan takdir semua orang didunia Imperion.

Prince Sick But He Severed the Red ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang