"Nggak! Please jangan mati, please!"
Dinda dan Alexa baru saja tiba. Matanya menyipit heran dengan teriakan heboh Bebby yang memandangi ponsel. Lagi nonton drakor, itu sudah pasti.
Duduk dengan kompak, mereka membiarkan Bebby asyik dengan dunianya. Sementara itu, Enzy belum tiba.
"Beb, Enzy... belum datang?" tanya Alexa.
Bebby yang dipanggil itu menoleh seraya mengangguk singkat. Pandangannya kembali mengarah pada drama yang sedang ditonton. Semalam rasanya dia belum puas menonton drama bergenre misteri di sekolah itu.
Sudah tak heran kan drakor menjadi favorit banyak orang? Kemungkinan besarnya adalah sahabat Bebby yang lain nanti juga akan mengikuti jejaknya.
Di saat ketiganya sibuk dengan aktivitas pagi mereka di kursi yang sedang mereka tempatkan. Dua orang perempuan lantas masuk ke dalam kelas. Satu membawa segelas jus jeruk. Satu lagi hanya tangan kosong.
"Alea, Enzy?"
Perhatian Bebby pun teralihkan saat kedua sahabatnya yang lain datang. Ya, Alea bagi mereka berempat sudah dianggap sahabat. Alea sempat mengira akan sulit mencari teman, nyatanya tidak.
"How come you two came together?"
"Oh, aku ketemu Enzy di kantin," jawab Alea. Alexa yang mendengar jawaban dari Alea pun mengangguk paham.
"Al, kemarin ke mana gak ada di kelas?" tanya Bebby. "Oh, iya. Kamu di mana pas kemarin sempat ngilang?" Dinda ikut menimbrung.
Alea meneguk saliva. Sesaat kejadian kemarin membuatnya teringat kembali. Matanya menatap ke arah sahabatnya secara berganti. Bagaimana? Apa dia harus cerita? Bukan hal yang jadi masalah juga kan? Dia dengan Evan juga tidak melakukan kesalahan apapun kan di perpustakaan kemarin?
"Lea?" ucap Dinda. "Oh itu, kemarin aku ada tugas dari guru."
"Tugas apa? Kemarin kan jamkos pas kamu gak ada di kelas," ujar Dinda. "Guys, udah deh, ini kenapa jadi introgasi gini pagi-pagi," kesal Enzy.
"Alea mungkin disuruh hal penting sama guru."
"Hm," deham Bebby. "Padahalkan kita penasaran karena kemarin gak sempat nanya."
"Cuma takut kamu ngilang, bukan apa-apa, Lea," ujar Dinda.
'Aku gak ngilang, aku di perpustakaan sama Evan,' Alea menyahut dalam hati. Tidak berani mengatakan yang sebenarnya. Satu kata, 'malu'.
Dia malu jika teman-temannya tahu kalau dia dan Evan kemarin menghabiskan waktu yang lumayan lama, bahkan parahnya dia juga tertidur pulas. Sementara itu, orang yang bersama di perpustakaan kemarin itu kini sedang berada di rooftop.
***
Sendiri, rambut hitam lelaki itu sedikit bergoyang lantaran angin di tempat itu cukup kencang. Berdiri seorang diri di atas rooftop, dengan kedua tangan berada di dalam saku celana. Proporsi tubuh cowok yang terlihat tampil sempurna, bahkan jika disaksikan dari belakang itu pun tak bosan untuk menghilang dari keramaian.
Dari tempatnya, dia dapat menyaksikan lapangan luas DHS. Gedung sekolah yang begitu besar. Murid-murid yang berseliweran. Namun, benaknya terasa kosong. Apa yang ada di hadapannya tak membuat hatinya merasa cukup.
Satu nama berhasil, selalu berhasil membuat Evan lemah dan porak-poranda. Evan menghela napas pelan. Dia yang hendak duduk tak jadi karena kemunculan seseorang.
"Van," panggil seseorang. Evan lantas menoleh. Yutha menghampirinya. Berdiri di samping Evan, Yutha memandang lurus.
"Soal seleberan itu, lo gak marah kan?" tanya Yutha.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMAT
Teen FictionIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...