Dia itu seperti reff dalam lagu. Mudah dikenang dan terus melekat.
***"Gue udah di sini, masih gak mau gue bantu?"
Kedua alis pria itu terangkat. Benar-benar gila. Pesona Evan memang begitu mematikan. Apa kali ini Alea mau menolak?
"Boleh gue pinjam gak gitarnya?" tanya Evan, lembut. Alea menatap gitar di pangkuannya. Melirik bergantian ke arah Evan. 'Kenapa dia tahu aku di sini?'
"Dari mana kamu tahu aku di sini?"
"Pinjam gitarnya, Lea." Sahut Evan yang tidak menjawab perkataan Alea barusan. Tak tahu kenapa Alea memberikan gitar tersebut dengan mudahnya. Evan menarik kursi. Duduk berhadapan dengan gadis itu. Katanya mau mengajarkannya? Kenapa duduknya tidak di samping saja?
"Lo tahu lagu Bondan Prakoso?"
Alea mengangguk. Evan tersenyum tipis. "Kenapa memangnya?" tanya Alea.
Tanpa sadar, pesona Evan sudah tentu memenangkannya. Dia... tak lagi ditolak.
"Karena ini berkaitan sama kunci dasar juga."
"Oh, ya?"
Evan lantas menggenjereng gitar tersebut. Namun, tak membuka suara untuk menyanyikan lagu dari Bondan Prakoso yang dia tanyakan tadi. Hanya ada alunan gitar serta tatapan keduanya yang terkunci. Tanpa melihatpun ke arah senar itu pun, Evan sudah hapal.
'Shit, kenapa dia cantik gitu sih?'
Evan menunduk, memetik gitar. "Lo gak hapal lagunya?"
"Aku harus nyanyi?" ucap Alea.
"Lo nggak mau?"
Memangnya tidak gila, menyanyikan suatu lagu di depan idol sendiri? Gilalah.
"Semua ini belum berakhir, apapun yang terjadi. Ku kan selalu ada untukmu."
"Selalu ada untukmu," sahut Evan.
Selanjutnya, Evan hanya memetik gitar, Alea-lah yang menyanyi sampai hampir satu lagu selesai. Tetapi, Evan menyudahinya. "Lo liat nggak kunci apa yang gue petik tadi?"
Sial. Mana Alea memperhatikan itu? Dia saja sibuk bernyanyi!
"A-anu-"
Kenapa Evan sudah seperti guru? Kenapa menakutkan?
"Lo dari tadi tutorial belum dapat apa-apa?" ucap Evan. Kenapa Evan bawel sekali?
Apa orang lain juga tahu Evan seperti ini?
"Jawab ajah," ujar Evan. "Muka lo ketakutan, padahal gue gak makan orang," celetuk Evan.
Lelaki itu memberikan gitar pada Alea. "Coba kunci C," suruh Evan.
"C?" sahut Alea. Terlihat jelas di mata Evan bahwa Alea tengah grogi. Jari-jemari tangannya bergetar tak karuan.
"Kunci C?" ceplos Alea. 'Aduh, kenapa aku grogi gini, sih?'
"Iya, Lea," ucap Evan. Lelaki itu duduk tegak, kedua tangannya menyilang di depan dada. "Ini, kunci C."
"Benar kan?"
"Hm," deham Evan.
Ternyata setiap orang memiliki cara mengajarkan masing-masing. Ada yang langsung ke inti. Ada yang dibawa jalan-jalan dulu ngalor-ngidul. Seperti Evan tadi yang tidak langsung ke intinya. Tapi, membawakan suatu lagu lebih dulu.
Selanjutnya, keduanya sama-sama serius. Ada masanya terjadi kecanggungan, saling tatap-tatapan tidak jelas, tertawa, kadang Evan juga mengejek Alea. Dan Alea mewajarkan karena dia juga memang tidak pandai main gitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMAT
Teen FictionIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...