Your my girlfriend (Ending)

67 7 4
                                    

"Mama sudah gagal jadi seorang istri dalam keluarga ini. Mama tidak mau gagal juga jaga kamu, Van. Mama sudah berupaya yang terbaik. Kamu bisa sekolah hari ini."

"Seharusnya, sebaik Mama nggak pantas disakiti papa. Mama nggak gagal jadi istri. Tapi, papa yang nggak bersyukur miliki Mama."

"Biar Evan cari tahu siapa yang rencanain masalah foto. Makasih udah beresin masalah Evan."

"Kamu harus jadi anak yang kuat dan bahagia untuk Mama."

"Mama juga harus bahagia."

"Lebih dari aku."

"Jangan lupa berterima kasih dengan Mas Patrick. Dia yang sudah mendapatkan foto asli itu."

"Evan akan menemui sepulang sekolah," katanya. "Evan berangkat. Mama hati-hati di rumah. Kalau mau pergi kabari Evan."

"Iya, titip salam untuk Alea, ya?"

"Hah?"

***

Salah siapa terlahir terlalu tampan? Sorak-sorakan siswi terdengar nyaring saat Ace sudah hadir. Ya, Evan sudah bisa bersekolah hari ini. Sudah dinyatakan kalau foto di mading adalah foto yang diedit. Yang asli adalah itu foto cowok lain tengah memeluk seorang perempuan.

Kelas IPA 3 sudah siap turun ke lapangan karena hari ini pelajaran olahraga. Para pria sudah mengenakan kostum basket. Yang di mana mereka mengenakan nomor punggung kesayangan. Evan dengan nomor 28, menuruti angka lahirnya. Yutha dan Steven 07, ikut tahun lahir mereka. Sengaja, kembar. Jean, 04. Dia lahir bulan april. Jadi memilih angka tersebut. Nichole, jika Jean mengambil nomor punggung dari bulan lahirnya, maka dia pun sama. 11. Nomor kebanggaan baginya. Dan ya, tak ketinggalan Zack serta Sunghoon, jika Yutha dan Steven kembar dengan tahun lahir mereka. Maka, keduanya pun sama mengambil dari tahun mereka lahir. 06.

Bukan sekedar nomor punggung saja yang menarik perhatian, penampilan cool itulah yang membuat para wanita kegirangan bukan main. Teriak demi teriakan yang terlontar terdengar nyaring di tepian lapangan. Termasuk Alea dan keempat sahabatnya yang turut hadir di sana. Ya, lagi pula sayang sekali jika mereka lewatkan kelas tetangga sedang berolahraga.

Sebelum pelajaran olahraga dimulai, ketujuh pria tampan incaran banyak wanita di DHS itu memanfaatkan waktu untuk bermain basket. Percayalah, selain wajah-wajah mereka yang memesona, lihatlah otot tangan mereka yang terbilang begitu menarik perhatian.

"Fiks gue makin suka kalau Jean ketekan gitu," puji Bebby di pinggir lapangan.

Ketiganya menggeleng heran. Ada-ada saja Bebby itu. Sementara, Alea tak bisa berpaling dari pesona Evan yang begitu tampan, menawan dengan rambut hitamnya yang berponi ke samping kanan. Potongan undercut itu yang sering membuat Alea lupa diri.

Pesona Evan memang sekuat itu. Sudah tak bisa dideskripsikan bagaimana gilanya kalau dijelaskan.

"Lea, Lea."

"Lo kok diam ajah? Lo nggak seneng apa Evan sekolah lagi?" ucap Bebby. Kata siapa? Siapa bilang Alea tidak senang?

"Senang, kok."

Mendengar sahutan tersebut, Bebby sama sekali tidak puas. "Ya, tapi ekspresi lo itu lempeng-lempeng ajah. Gimana ge. Sorak kayak yang lain atau apa gitu!" cetus Bebby panjang.

"Lo nggak liat cewek-cewek selalu heboh kalau Evan lagi pakai baju basket?"

"Aku tau, Bebby. Tapi, ya udah."

"Dih, gitu doang?"

Bebby dengan sengaja berkata lantang.

"Evan! Evan! Alea nih! Alea di sini datang buat support lo!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang