"Alea?" sebut Evan.
Gadis itu menoleh dengan matanya yang merah. Terlihat dia habis menangis. "Lo dari mana ajah?"
Alea mengusap kedua lengannya, dingin. Memang udara malam hari saat itu membuatnya kedinginan. Dengan tanpa bicara lagi, Evan melepas jaket yang dikenakan seraya memasang ke tubuh Alea. "Nggak mau jawab?" suara Evan terdengar halus. Alea menunduk. Dia tak mampu berkata."Gak apa-apa kalau lo nggak mau cerita. Sekarang, ayok pulang."
Evan membalikkan badan usai meraih kantung belanjaan Alea seraya berjalan lebih dahulu. Alea berjalan mengikuti, "Evan?"
Lelaki itu menoleh, diam."Maafin aku," tulus Alea.
Alis Evan hampir bertaut. Keningnya bergelombang. "Kenapa minta maaf?"
"Maaf karena udah ngerepotin kamu," ucap Alea.
"Maaf juga karena aku udah ragu dengan perkataan kamu di sekolah," lanjut Alea.Sedari menunggu Evan datang, dia sudah menyiapkan itu. Jujur, Alea begitu tak enak hati. Di sekolah, dia sangat menghindar, sekarang dia justru membutuhkan pertolongan lelaki itu. Dengan Evan menjemputnya, Alea akan lebih cepat sampai ke panti.
"Nggak perlu, ayok pulang." Evan lekas menarik tangan Alea dan mengajaknya menuju motor yang dia tinggal di tepi jalan.
'Gue tahu lo habis nangis, tapi kayaknya nggak sekarang waktu yang tepat buat lo cerita.'Alea mengamati tangan kekar Evan yang menautkan jemarinya dengan jemari tangannya. Sungguh, dia tak tahu sudah mimpi apa bisa berjalan bergandengan dengan idolanya?
Rasanya semua sedih seakan hilang. Hadirnya Evan tak begitu membuat gelisah, dia merasa terjaga.
"Evan," sebut Alea ketika sudah berdiri di samping venom. "Hm?"
"Makasih udah mau jemput aku."
Evan mengangguk singkat. Dia meraih helm, bukan memakai untuknya. Melainkan ia mengarahkan ke kepala Alea.
"Pakai," ucap Evan. Supaya Alea lebih aman. Yang terpenting adalah Alea.
Segera mereka meninggalkan tempat sepi yang juga hampir jauh dari halte. Entah ada apa dengan Alea sampai berada di tempat tersebut. Namun, Evan lega ketika Alea sudah bersamanya. Dia pikir Alea akan mengabaikan pesannya. Ternyata tidak. Dia beruntung. Evan sempat mencari Alea ke minimarket dan tidak berhasil menemukannya.Lama berkendara di jalan malam hari, Alea mengantuk. Sesaat menutup mulut lantaran menguap. Kantuknya semakin parah ketika angin sepoi-sepoi menerpa. Tak tahan, tangan Alea menelusup melingkar di pinggang Evan. Evan menatap sesaat sembari tersenyum miring, tipis. Dapat dilihat olehnya, Alea tadi tengah menahan kantuk. Dan dia merasakan Alea menyandarkan kepalanya di bahu. Evan membawa motor dengan kecepatan standar.
Bersama Alea, dia ingin waktu berputar lebih lama. Tak ingin kebersamaan itu berlalu begitu saja. Berdua dengan gadis itu, dia menyusuri jalan yang lengang dari kendaraan.
"Istirahat, Le. Gue tau lo capek."
Amarah Alea mereda. Dia tak lagi memedulikan dengan Evan yang datang ke klub. Dia harus mengerti dari sisi Evan. Tak seharusnya dia menjauh dan tidak percaya. Pasalnya, Evan sudah begitu baik kepadanya. Alea lelah, dia tertidur lelap.
***
"Halah! Gabut banget gue!" kesal Jean. Benar kata Nichole. Lebih baik ikut bolos saja daripada sekolah, tetapi tak ada Evan di kelas.
Di saat teman-temannya tengah kesepian tak ada Evan. Evan justru tengah berdiam di kamar tengah bermain dengan gitar miliknya.
Evan tetap menjalani skors sampai masalah mereda. Dia yakin setelah ini tak ada lagi yang berani menuding dirinya suka main perempuan. Dia tidak segila itu.
Cowok itu melepas penat dengan memain gitar di kamar. Keenam sahabatnya sudah berada di sekolah. Daripada bosan dia lebih baik justru pergunakan waktu untuk mengarang lagu. Masuk ke ekstrakurikuler seni, dia jadi pandai dalam membuat lirik dan mengarang nada sekaligus. Dengan petikan gitar yang mulanya asal, jadi lagu yang indah. Tetapi, dibuat tidak dalam waktu sesingkat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMAT
Teen FictionIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...