"Aku gak bisa berteman dengan Evan, Bunda."
"Berada di dekatnya hanya bikin aku sakit. Ada orang-orang yang tidak menyukai keberadaanku."
"Alea, di dunia ini kehidupan pasti ada hal yang berlawanan. Ada hitam, ada putih. Ada atas, ada bawah, ada tinggi lawannya pendek. Sama halnya diri kita, ada yang menyukai ada juga yang tidak. Nah, tergantung kamu mau menerima itu atau enggak. Karena hal seperti itu tidak akan pernah ada habisnya, Nak," ungkap Bu Kinar panjang lebar.
"Sulit, Bunda. Rasa sakit tiap kali ada orang yang selalu mengusik. Alea... Alea nggak mampu, Bun."
Bu Kinar lantas menunjuk poster yang terpampang nyata di kamar anak angkatnya itu. "Lihat, kamu sudah lama kan ingin bertemu sama Evan?" tanya Bu Kinar yang dianggukan oleh Alea.
"Sekarang, kamu sudah satu sekolah, kenapa malah ngeluh ingin menjauh hanya karena ada orang yang tidak menyukai kedekatan kalian?""Al, kamu gak bisa meraup semua orang untuk menyukai. Sebaik apapun kamu, selalu ada segelintir orang yang ingin melihat kamu jatuh. Gak peduli kamu itu seberpengaruh apa."
"Ada Bunda, Alea. Ada Bunda yang selalu ada di samping Alea. Lagi pula, kamu dan Evan masih SMA. Habiskan waktu untuk hal yang baik-baik. Evan juga anak yang baik. Bunda senang pernah ketemu langsung dengannya."
"Anak gadis Bunda ternyata bisa berteman baik dengan cowok sepopuler itu," goda Bu Kinar. Dia mengusap pipi Alea gemas. "Kalau kamu mau menjauh, memangnya kamu sanggup, Al?" tanyanya. Alea seketika terdiam. Dalam hati dia menggumam, 'memang aku sanggup?'
***
Bukannya pulang setelah acara berkumpul dengan sahabatnya selesai, Evan justru diajak Nichole untuk bermain game di rumahnya sampai hampir subuh. Pada akhirnya, Evan menginap, sementara yang lain memilih pulang ke rumah masing-masing, dan pemilik suara emas itu pun berangkat ke sekolah berdua dengan Nichole menggunakan venom.
Soal seragam, Evan mengenakan seragam Nichole yang lain. Tenang saja perihal itu. Dia memiliki cadangan seragam yang banyak, kok. Turun dari motor, Evan dan Nichole melepaskan helm dan menaruh di atas motor.
Evan menyugar rambutnya. Kedua lelaki bertubuh jangkung itu pun berjalan menyusuri koridor. Cukup ramai para siswa. Ada yang duduk di depan kelas. Di sekitar mereka ada banyak siswa yang tengah mengobrol. Evan masih mengantuk. Dari jalannya, terlihat dia sedikit lemah.
"Lain kali gak usah ajak gue ngegame sampe pagi," keluh Evan. "Lo juga yang mau."
"Hm, iya. Gue sekarang masih ngantuk," akunya.
"Udahlah, nanti tidur di kelas ae, gue juga ngantuk berat," jujur Nichole.
"Jean," panggil Nichole. "Baru dateng lo?" ucap Jean. Lelaki itu tengah memakan es krim jagung, entah kapan dia membelinya.
Akhirnya, ketiganya berjalan menuju kelas. Evan mengusap bagian belakang kepalanya. "Gak pulang ke rumah lo, Van?"
"Hm," deham Evan. "Main game?" tanya Jean lagi. Evan diam. "Pantes keliatan banget lo masih ngantuk," ucap Jean.
"Gue juga ngantuk, ngapa Evan doang dah yang lo tanyain," Nichole sensi. "Males. Lo juga kemaren gitu, bikin singkatan nama gue dijelek-jelekin," balas Jean.
"Yeh!" marah Nichole.
"Ribut lo berdua," kesal, Evan berjalan lebih cepat.
Setiap kali mantan boyband itu berjalan, tidak ada tidak memperhatikan mereka. Terutama para siswi. Sambil berbicara, mata mereka sambil turut memperhatikan langkah mantan penyanyi tersebut.
"Lo sih," kesal Nichole. "Lah kok gue, siapa suruh lo iri gue tanyain Evan, lo nggak," sahut Jean. "Van, tunggu, Van!" titah Jean.
Habis. Stik es krim itu dia lempar ke tong sampah. Jalannya kini lebih cepat agar dapat menyamakan langkah Evan. "Dahlah, woy. Buru-buru banget kayak mau ketemu doi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung) || TAMAT
Teen FictionIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...