2

3.4K 332 13
                                    

"Argghh!"

Jeritan kesakitan Harley membuat kedua mata Graziano terbuka, ia menatap nyalang sang pelaku.

Harley meringis, telapak tangannya diinjak tanpa belas kasihan.

"Bukankah terlalu nyaman, sampai dua omega ini tidur dengan pulas?" ucap pria dengan surai kuning keemasan.

"Singkirkan kakimu dari tangan putraku," ucap Graziano tajam.

Tawa ringan menguar, merasa lucu mendengar pernyataan si omega. Ia bahkan sampai merasa tak bisa berhenti tertawa, melihat wajah manis itu berusaha dibuat tegas.

"HORMAT KAMI KEPADA YANG AGUNG, YANG MULIA KAISAR!"

suara penjaga di depan sana membuat tawa pria itu berhenti, ia juga menggeser kakinya agar tak menginjak tangan Harley, ia berbalik sedikit membungkuk saat melihat sang penguasa Cassia menghampirinya dengan raut wajah datar seperti biasa.

"Salamku kepada yang mulia."

Gatlin hanya diam tak menyahuti sang jendral, tatapannya tertuju pada dua omega yang kedua kaki dan tangannya dirantai.

"Senang bertemu dengan dua budak omega Gardenia," ucap Gatlin dengan seulas senyum meremehkan. Wajah dengan rahang tegas, alis hitam menukik, hidung mancung, dan kulit putih pucat, pheromon Kaisar Cassia begitu tajam menguar menusuk penciuman membuat dua omega dihadapannya menahan napas.

"Senang juga bertemu kaisar hitam Cassia," sahut Harley, ia balas menyunggingkan senyuman sinis. Graziano dibuat tak percaya dengan ucapan Harley.

"Jaga ucapanmu omega," ucap Jendral.

"Ah, bermulut besar. Aku suka." Gatlin terkekeh, ia menatap lamat omega milik Matteo dengan smirknya.

"Berhenti menatap permaisuri dengan tatapan merendahkan, jangan karena kami seorang tawanan yang mulia Cassia ini berani berbuat hal tak senonoh," tutur Harley.

Gatlin mencengkram kedua pipi Harley, tatapannya menajam dengan tekanan besar.

"Tawanan sepertimu memang harus diberi pelajaran, tak sadarkah jika kau bukan lagi pangeran Gardenia dan dia bukan lagi permaisuri." Gatlin melirik Graziano, "dan satu lagi, aku sama sekali tak tertarik dengan tubuh ringkih omega milik Matteo," sambungnya.

"Lepaskan dia bedebah!" pekik Graziano, membuat Gatlin terkekeh geli.

"Teriaklah, menjerit sesuka kalian ditempat ini. Dua alpha kebanggaan Gardenia tengah bersiap menjemput maut," tutur Gatlin ia melepas cengkramannya.

Darah Graziano semakin mendidih, Matteo tak mungkin selemah itu terlebih putranya.

"Tak perlu tegang omega, aku akan mempersembahkan kepalanya, akan kugantung di benteng Cassia dan kalian bebas melihatnya di hari itu ... "

"Ayah dan kakaku, adalah yang terbaik. Sebelum kau melakukannya, kepalamu lebih dulu dipenggal!" Harley menyela, seolah ada percikan api dikedua bola matanya membuat suasana semakin panas.

"Tolong beri tahu putramu ini, jika Gardenia sudah melebur. Sadarkan dia jika kalian saat ini hanyalah seorang budak, bahkan jika ada yang ingin membebaskan kalian harus membayar upeti besar padaku, dan hal itu mustahil terjadi." Gatlin berucap tegas, ia cukup terpukau dengan keberanian omega Gardenia karena di Cassia seorang omega ditentang jika suaranya lebih keras melebihi alpha.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Gatlin melangkah pergi di ikuti oleh pengawal dan jendral meninggalkan dua omega yang termenung akan ucapan si penguasa Cassia.

"Saat dia mengatakan itu, rasanya seperti dihantam ribuan ton batu, aku ingin mengelak tapi yang dia katakan benar mère, kita hanyalah seorang budak sekarang."

Harley memang melawan, tapi dibalik itu ia tersiksa akan fakta. Melawan hanyalah sebuah pembelaan yang tersisa, karena pada kenyataannya ia tak bisa melawan dengan apapun yang akan kaisar Cassia lakukan.

"Dari pada diperlakukan hina, aku lebih memilih mati terhormat," sahut Graziano ia mengeluarkan sebuah kantung kecil dari sakunya dengan susah payah.

Kantung kecil yang ia bawa dari Gardenia berisikan racun, seharusnya ia  mengakhiri hidupnya sebelum dibawa ke Cassia tapi saat itu Matteo mencegahnya, sang alpha yakin jika ia bisa mempertahankan segalanya.

Seharusnya Graziano lebih berpikir panjang, dan membakar dirinya sendiri bersama keluarga kerajaan seperti semestinya. Terlalu hina dijadikan budak oleh pemenang perang.

"Mère, kau akan melakukannya?" Harley bertanya dengan nada bergetar, apa sang permaisuri sudah putus asa? Ia menatap kosong kantung yang tergeletak.

"Harga diriku sebagai istri ayahmu kusimpan baik-baik di atas kepala, saat seseorang memperlakukanku dengan hina, bukankah sama saja seperti merendahkan suamiku?" tutur Graziano.

"Keluarga kerajaan seharusnya mengakhiri hidupnya sebelum dijadikan budak oleh pemenang perang,  karena mati lebih baik dari pada direndahkan," sambung Graziano.

"Aku akan mengikutimu, putra keduamu ini akan melakukannya juga," sahut Harley membuat Graziano menatapnya sendu.

"Ya, tapi sebelum itu ayahmu melarangku. Dia memiliki tekad besar, bahkan ia meyakinkanku jika semua akan kembali, tetapi sampai sekarang yang mulia sama sekali belum menjemput kita kembali," tutur Graziano, setetes air mata mulai berlomba-lomba keluar. "Jika sampai ucapan kaisar Cassia terjadi, jika aku melihat kepala dua alphaku tergantung, detik itu pula aku akan mengakhiri hidupku," sambungnya dibarengi isakan.

Harley menunduk, tak tahan untuk membayangkan jika hal itu terjadi.

"Aku percaya pada père, aku juga percaya pada kakak." Harley memejamkan kedua matanya penuh tekad.

Berbeda dengan dua omega ini, ditempat lain dua alpha Gardenia tengah menerima siksaan dengan lengan yang diikat pada tiang dan luka yang terdapat di hampir semua bagian tubuh.

"Aku baru saja bertemu dengan dua omega kesayangan Kaisar Gardenia ini," ucap Gatlin, membuat kedua mata Matteo menajam walau tertutup dengan darah yang mengucur dari kening.

"Kupikir keduanya akan memilih mati, tapi sepertinya mereka memilih menjadi budak," sambung Gatlin mencemooh.

"Katakan ... apapun sesukamu, tapi- kedua omega kesayanganku tak akan mudah melakukan hal yang kau katakan," sahut Matteo tersenggal-senggal.

"Kau benar, tak perlu khawatir aku sama sekali tak tertarik dengan tubuh ringkih omega milikmu tapi entah dengan para pengawalku, mungkin mereka menyukainya," ucap Gatlin membuat pheromon Matteo yang melemah menguar, kentara akan kemarahan yang memuncak.

Tak jauh berbeda dengan William, alpha itu juga berusaha berontak kembali dengan energi seadanya. Namun hal itu hanya ditanggapi kekehan ringan.

"Ya, bukankah kini adil? Kau membuat hidup kaisar Cassia sebelumnya terluka,  sampai ajal menjemput dan sekarang semua sudah dibayar," tutur Gatlin.

Dendam seorang anak yang ayahnya dilukai memang tiada habisnya, kaisar Danzzel mendiang kaisar Cassia, ayah Gatlin adalah korban peperangan masa lalu, membuat Danzzel cacat dan menjadi alpha penyakitan sampai ajalnya menjemput.


Pangeran keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang