13

3.2K 420 56
                                    

"Aku akan mengampunimu atas perbuatan yang menjijikkan itu, maka kandunglah seorang putra mahkota untukku."

Kalimat yang dilontarkan sang kaisar di saat selir pertama baru membuka mata kembali, mampu membuat rasa nyeri menyerang ulu hati Harley.

Bukankah terlalu kejam mengatakan hal itu di saat keadaanmu tengah dalam kondisi buruk? Harley termenung, ia sama sekali tak menggoda viscount Axer tetapi dirinya yang seolah menjadi pelaku utama dalam hal hina itu. Kenapa para omega selalu dipandang rendah dengan sesuatu yang bahkan tak ia lakukan, para alpha terlalu sewenang-wenang, seolah memegang seluruh alam semesta.

"Saya menolak, yang mulia Anda bisa menjatuhi hukuman mati pada orang rendah ini." Sahutan serak Harley lirih, ia membuang pandangannya enggan menatap kedua mata itu yang semakin menajam.

"Kau terlalu lancang, menawar apa yang sudah aku berikan. Bukankah seharusnya kau bersyukur selir pertama?" ucap Gatlin congkak.

Harley terdiam, hampir semua orang mengatakan jika ia harus bersyukur, tolong beri tahu dia hal apa yang harus ia syukuri dalam keadaan hina ini? Bukankah kematian adalah hal yang begitu di dambakan di saat raga dan harga dirimu sudah begitu rendah.

"Yang mulia, bukankah semua orang memiliki hak atas hidupnya? Saya omega yang mengandung, saya berhak untuk menolak apa yang saya miliki untuk diisi," tutur Harley, walau dalam keadaan lemah ia tetap menolak dengan tegas.

Rahim seorang omega adalah milik omega, tak bisa alpha atau omega lain yang menguasainya. Harley akan mengandung, dan hanya ingin mengandung calon bakal anaknya, bukan seorang putra mahkota yang bahkan tak akan dekat dengannya melainkan akan ditimang omega lain.

"Ah baiklah. Sepertinya omega ini sangat memiliki mulut besar, terpaksa aku harus menutup mulut omega lain agar diam," ucap Gatlin membuat Harley langsung menatapnya.

Harley mengerti maksud ucapan sang kaisar, itu sebuah ancaman atas keluarganya. Dalam keadaan seperti ini, Harley ingin berteriak meminta keadilan atas kehidupan.

"Anda begitu kejam yang mulia, kesalahan apa yang selir ini sudah lakukan pada Anda? Bukankah hanya rahim yang kumiliki saat ini? Mengapa alpha harus mengaturnya?" Sebulir air mata kembali menetes, bahkan jika orang lain mengatakan ia lemah sekalipun Harley tak peduli, terlalu menyakitkan di saat apa yang dimiliki direnggut.

Ia tak sekuat ibunya di masa lampau, yang bisa menggenggam hati sang penguasa Gardenia. Ia hanyalah pangeran yang sudah runtuh, dan menjadi budak kaisar.

"Kau memang memiliki hak, tetapi kau juga memiliki kewajiban. Permaisuri menginginkan seorang anak, dan hanya kau selir yang kumiliki. Bukankah sesama omega akan mengerti?" lontar Gatlin, semakin menusuk.

Harley meremas pakaiannya, kaisar sama sekali tak memikirkannya. Hanya permaisuri omega yang ia pikirkan. Bahkan kaisar tak peduli, ia saat ini masih terbaring tak berdaya. Tak cukupkah luka di sekujur raga, sampai harus menambah luka lain yang tak memiliki rupa?

"Mohon ampun yang mulia, orang rendahan ini telah lancang. Anda benar, kewajiban saya sebagai selir adalah menuruti Anda. Pakailah raga ini, dan buahi omega ini," ucap Harley lirih.

Pada akhirnya, ia kalah. Kalah dalam mempertahankan dirinya, dan kalah dalam menggenggam apa yang ia miliki. Kini rahim yang hanya miliknya pun, bukan lagi miliknya.

_______

"Ahh ... "

Lenguhan serak Harley memenuhi kamar.

Ya, kaisar saat ini tengah mengerayanginya, siap membuahi si selir. Tak peduli dengan kondisi ringkih Harley, ia tetap menggempur selir pertama.

Desahan dan geraman memenuhi kamar, menjadi melodi indah yang menghiasi kamar selir pertama.

Gatlin terus merojok anal Harley, membuat jeritan kesakitan keluar dari mulut si omega.

Tak ada kenikmatan bagi Harley, seluruh persendiannya terasa sakit. Tabib Myl mengatakan ia mengalami tidur panjang selama tiga hari, seharusnya ia tak perlu bangun kembali jika saat kedua matanya terbuka harus menerima hal buruk ini.

"Argh."

Jambakan Gatlin menyadarkan Harley dari lamunan.

"Mendesahlah budak," ucap Gatlin.

"Yang muliahh ... saya mohon, bis-bisakah sedikit pelan?" pinta Harley.

Bukannya menuruti Gatlin justru semakin merojokkan batang dagingnya membuat si omega merasa penuh.

Menyumpal mulut kecil itu dengan barangnya, melesakkan ke dalam kerongkongan.

Memar pada tubuh Harley bertambah karena perlakuan kasar Gatlin yang menikmati tubuh sang selir.

Feromon menguar merenggut oksigen, membuat Harley semakin lemah dan semakin pasrah, dijamah, dimasuki dan dikasari.

Bercak merah memenuhi dada dan lehernya, di mata Gatlin itu cukup indah. Ia lebih suka wajah Harley yang memohon dengan tangis, lebih suka mendengar isakan tangis dibarengi desahan halus.

Terlebih, ia suka wajah Harley yang pasrah dibawah kendalinya.

Entah apa yang membuatnya segila ini, menyetubuhi tubuh selir pertama. Tapi mengingat bagaimana anjing liar itu menyentuh tubuh halus ini, membuat darahnya mendidih sampai tak sadar ia bersikap begitu kasar.

Pada awalnya ia tak ingin memaksa kehendaknya terhadap Harley tentang calon putra mahkota, tapi saat wajah itu menyendu dengan sirat ketidak terimaan, membuatnya menginginkan omega ini memohon dan terus memohon. Gatlin menyukai semua hal tentang Harley yang pasrah setelah melawan.

Gatlin mengusap memar di bahu si omega, memar yang dibuat entah oleh viscount Axer atau pelayan, ia jilat memar itu. Ia kembali menggeram saat putihnya akan datang.

"Arghh!"

Harley menjerit menerima cairan sang alpha, napasnya memburu. Ia mengalungkan tangannya pada leher Gatlin, menerima ciuman hangat dari Gatlin.

Ciuman yang pelan tapi menuntut, ciuman yang tak pernah ia dapatkan secara baik, kini ia merasakan lumatan-lumatan kecil Gatlin.

Keduanya bersi robok, tenggelam akan tatapan yang dalam.

"Habisi mereka yang menyakitimu selain aku," bisik Gatlin dingin, ia mengusap rambut Harley dengan belatinya.

"Jangan sampai kedua mataku melihat anjing liar manapun lagi menyentuhmu. Jika itu terjadi, akan aku hancurkan mereka di depan matamu."

Cup

Kalimat si alpha di akhiri dengan ciuman ringan di kening, lalu keduanya saling berpelukan sampai terlelap.

______

Jangan siders dong ya ...
Gue udah mulai kerja, apalagi nanti kerja sambil kuliah.
Sorry ya kalau lama up, tapi di usahain up ko.

🩷







Pangeran keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang