11

1.7K 240 36
                                    

"Bedebah!"

Sret!

Cairan merah kental mengucur deras dari goresan panjang dipunggung.

"Ya-yang mulia ... "

Axer berucap patah-patah, kentara akan rasa takut dan nyeri bersamaan. Kilatan mata penuh amarah jelas terlihat dari bola mata sang kaisar.

"Menyingkir darinya," ucap Gatlin dingin.

Jendral Hans yang sedari tadi diam, menyeret Viscount Axer dengan luka lebar.

Tinggallah Gatlin yang masih dikuasai amarah, menatap tajam pada tubuh telanjang selir pertama yang tengah meringkuk tak berdaya.

"Apa kau bermain api dibelakangku, selir pertama?" lontar Gatlin sengit.

Percayalah saat ia mendatangi kediaman selir pertama, hanya kekosongan yang Gatlin dapati, saat indra penciumannya menghirup feromon pekat dari arah halaman belakang kandang kuda milik Viscount, ia langsung berlari, sialnya ia melihat bagaimana Axer menjamah sang selir di pavilliun miliknya.

Darah dalam raga seolah mendidih tak terbendung, menarik pedang milik Jendral Hans lalu membuat luka panjang pada punggung Axer.

Gatlin terduduk di sisi ranjang, membisu pada keheningan enggan untuk menatap Harley yang masih mengeluarkan feromon manis, seolah melambai untuk minta dijamah.

"Yang mulia ... " suara lembut itu mengalun, halus di dengar.

"Pakailah pakaianmu selir pertama, kau seperti pelacur saat ini," sahut Gatlin dingin, ia melempar pakaian Harley yang sedikit basah.

Kewarasan yang hanya tinggal sedikit, Harley gunakan untuk menutupi tubuh telanjangnya, ia memakai pakaian dengan terburu-buru. Tak peduli dengan rasa sakit yang menderanya.

Gatlin melirik Harley yang sudah memakai pakaian, ia langsung menarik tubuh ringkih itu membuat si omega meringis kesakitan. Gatlin seolah tuli, ia menyeret Harley yang tertatih-tatih saat mengimbangi langkahnya, membawa selir pertama ke pavilliun miliknya.

Brak

Tubuh itu dilempar begitu saja pada dinginnya lantai. Gatlin mendengkus, bayangan saat Axer menggerayangi tubuh Harley membuatnya muak dan marah.

"Kau keterlaluan! Apa begini sikap seorang putra Graziano yang selalu di agung-agungkan itu? Kau pelacur?!" hardik Gatlin.

Harley mengepalkan kedua tangannya, raga yang masih terasa panas tak ia hiraukan, ia mendongak melihat Gatlin yang menatapnya tajam seolah siap membilah bagian tubuhnya dengan pedang.

"Dia menelanjangimu, menggerayangimu, dia menatap tubuhmu dengan lapar. Apa kau senang dengan semua itu?" ucap Gatlin.

Harley menggeleng, ia bersimpuh di kedua kaki Gatlin.

"Mohon ampun yang mulia ... saya sungguh tak berdaya." Harley berucap lirih. Ia juga begitu sakit mendengar perkataan kaisar tentang perlakuan Axer padanya, itu menjijikan.

"Kupikir kau dapat dipercaya, tapi aku lupa kau hanya seorang budak, kau pasti haus akan sebuah belaian agar mendapat dukungan kebebasan," lontar Gatlin.

Harley menggigit bibir bawahnya, ribuan tombak beracun menusuk hati dari belah bibir sang penguasa Cassia. Apa ia begitu rendahan? Harley hanya tak berkuasa saat harus melawan alpha, jika saja ia dilahirkan menjadi beta, mungkin Harley tak akan terpengaruh oleh feromon Axer.

"Akan kuberi tahu, siapa pemilikmu itu selir pertama." Gatlin kembali menarik Harley.

Semua pengawal yang dilewati kaisar menunduk takut, melihat kemarahan Gatlin yang membara.

Pangeran keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang