20

2.5K 456 151
                                    

Harley pikir Gatlin akan menginvasi tubuhnya kembali, tapi ternyata tidak.

Justru entah kenapa Harley merasa Gatlin sedikit melunak saat ini. Gatlin nampak nyaman menjadikan pahanya sebagai bantal.

"Yang mulia, bagaimana perjalanan Anda, apa menyenangkan?" ucap Harley.

Gatlin menatap wajah semanis madu sang omega, ia tersenyum tipis.

"Tak ada, membosankan dan membuatku muak," sahut Gatlin.

Harley tersenyum, mungkinkah kaisar belum tahu jika dirinya sudah mengandung? Ia ragu untuk memberi tahu Gatlin.

"Besok pengangkatan Emrys, putra omega kekaisaran Aeris," ucap Gatlin tiba-tiba, membuat kening Harley mengerut.

"Pengangkatan?" Jelas ekspresi penuh tanya, Gatlin dapati dari si omega.

"Ya, pengangkatan selir kedua hadiah dari Kaisar Marhes, bukti jika saat ini kita sekutu," tutur Gatlin.

Mendengar penjelasan Gatlin, entah kenapa membuat suasana hati Harley menjadi buruk, rasanya tak terima Gatlin mengangkat selir lagi. Tidak, bukan karena apa hanya saja bukankah dia sudah berhasil mengandung? Tapi kenapa kaisar tetap mengangkat selir, bukankah saat itu Gatlin mengatakan akan mengangkat selir lagi jika ia belum juga mengandung.

"Ada apa dengan wajah masam-mu?" tanya Gatlin, ia mengusap pipi sang selir.

"Ah tidak, haruskah aku menyambut kedatangan selir kedua? Apa hadiah yang bagus untuk diberikan padanya?" Harley berucap gugup, menyembunyikan rasa nyeri di hati.

"Dia hadiah, menolaknya sama saja menjadikan pergolakan antara dua kerajaan," ucap Gatlin lagi.

Lagi-lagi Harley diam, apa hak-nya sehingga merasa sakit dan marah? Ia juga hanyalah selir, bukankah hal wajar jika penguasa seperti Gatlin mengangkat selir lain? Bahkan leluhur Cassia memiliki selir lebih dari 50, sedangkan Gatlin baru akan mengangkat yang kedua.

"Tentu, keputusan yang sangat benar yang mulia, hal itu dapat mempererat hubungan Cassia dengan Aeris," tutur Harley masih dengan wajah masam yang nampak jelas.

Gatlin terkekeh, ucapan Harley dan wajahnya sangat bertolak belakang. Semakin membuatnya tertarik menggoda omega itu.

"Ah begitu? Haruskah aku bermalam di kamar selir kedua sekarang? Sepertinya hal itu akan semakin membuat hubungan Cassia dan Aeris semakin tumbuh lebih dekat," ucap Gatlin.

Harley membuang pandangannya, semilir angin terembus lembut menerpa kulit. Sensitif rasanya, harus mendengar ucapan Gatlin saat ini, terlebih menyangkut omega lain. Tak terima, sesak menjadi satu.

"Hey ... "

Enggan, Harley enggan menatap Gatlin walau si alpha memanggilnya bahkan mengusap bahunya. Air mata sudah menumpuk dipelupuk mata, jika ia bergerak atau bahkan berkedip maka akan tumpah.

"Kenapa, aku bahkan tak berbuat hal kasar? Kenapa kau menangis huh?" Gatlin langsung duduk, menangkup kedua pipi Harley yang sudah sedikit basah.

Harley menggeleng pelan, air mata semakin meluncur berlomba-lomba membasahi pipi.

Gatlin membawa Harley ke dalam dekapannya, biasanya Harley tak selemah ini. Bahkan saat ucapan-ucapan kasarnya keluar memaki, Harley tak pernah menangis menyedihkan di hadapannya.

"Maaf yang mulia, maafkan saya." Ucapannya teredam, karena tenggelam di dada si dominan.

"Aku tak akan meninggalkanmu malam ini, Emrys juga tengah beradaptasi dengan pavilliunnya saat ini."

Bukannya menenangkan, justru ucapan Gatlin barusan semakin membuat tangis Harley menjadi. Bukankah Gatlin sangat perhatian pada Emrys? Sampai tahu hal-hal kecil omega itu, Gatlin tak pernah seperhatian itu padanya, Harley terisak.

Mengingat ia dan Emrys memiliki perbedaan yang cukup kentara, Emrys omega bangsawan yang memberi keuntungan pada Gatlin, sedangkan dirinya hanyalah putra omega dari musuh yang berhasil Gatlin ratakan kekuasaannya.

Setelah ia menerima takdirnya menjadi selir justru Gatlin mengangkat selir lain, Harley merasa tertusuk untuk kesekian kalinya, seolah setiap jalan yang ia pilih sama saja.

"Maaf."

Harley mendongak, pertama kalinya ia mendengar kata itu keluar dari mulut si arogan. Pandangan keduanya bersi robok, saling menyelami. Seolah ada rasa yang tak bisa dikatakan, dan hanya bisa ditumpahkan lewat tatapan.

Harley tak bisa untuk menahan rasa kesalnya saat Kaisar menceritakan omega lain selain permaisuri, jiwa kompetitifnya seolah bangkit lagi.

Gatlin mengecup bibir cherry si omega, memagutnya dan menuntut Harley untuk membalas lumatannya.

Harley yang terhanyut dalam ciuman lembut Gatlin, ikut terbuai dan membalas amatir ciuman si dominan.

🍂🍂🍂

"Kau hadiah dari Aeris huh?" Shero memandang rendah omega di hadapannya.

Istri mana yang akan baik-baik saja, saat menunggu kepulangan suami, justru diberi kejutan berupa omega lain. Shero sudah cukup cemburu dan tak terima akan kehadiran Harley, terlebih omega itu sudah semakin menampakkan taring, dan sekarang Emrys? Shero tak bisa diam saja.

Emrys memandang datar permaisuri, tata krama? Bahkan ia rasa, permaisuri tak memiliki tata krama, tukang rusuh, perundung dan sok berkuasa terlukis jelas di wajah menjengkelkan itu.

"Maaf atas rasa ketidak nyamanannya yang mulia, tapi kaisar sendiri yang menerimaku. Bukankah sebaiknya kau murka padanya dibandingkan memperlihatkan taring pada selir yang baru akan di angkat?" Emrys tersenyum tipis.

Shero mendengkus, perangai Emrys dan Harley hampir sama, membuatnya semakin muak.

"Kuberi tahu satu hal, mau kau menjadi selir sekalipun. Kaisar hanyalah milikku!" ucap Shero.

"Tidak, kaisar milik kita bersama." Emrys melarat dengan wajah congkak.

Emrys tak akan takut ditindas, karena ia memiliki keistimewaan sendiri. Melihat silsilah keturunan, Shero justru jauh dibawahnya, bahkan Emrys tahu siapa selir pertama, seorang pangeran kedua yang digulingkan.

"Harus kukatakan, aku tak takut. Seharusnya kau yang merasa takut yang mulia. Maaf harus mengatakan ini tapi ... " Emrys mencondongkan tubuhnya, "para selir yang mulia memiliki silsilah keturunan murni dan mulia, kudengar selir pertama dulunya seorang pangeran kedua, dan aku? Aku putra bungsu kekaisaran Aeris, kami bukanlah omega keturunan marquess sepertimu."

Emrys menyeringai, saat wajah permaisuri memerah padam. Ia tak suka pada omega seperti Shero, terlalu arogan padahal jika ia tak jadi permaisuri, Emrys dapat membuat kepala itu mencium kakinya.

"Turunkan dagumu, jika kau tak mau tahta itu jatuh pada seorang selir. Pegulingan dan taktik permainan dadu kekaisaran adalah hal biasa, jangan sampai kau tercekik akan langkahmu sendiri. Perhatikan langkah Anda yang mulia, karena Anda sendiri tak akan tahu jalan mana yang berlubang."

Ya, perebutan dan permainan kotor dalam harem adalah hal biasa. Berebut perhatian sang raja adalah hal lumrah.

Pegulingan dan fitnah keji kadang terjadi. Siapa yang dapat berdiri tegak tanpa goyah, dialah pemenangnya.

Di sini dua omega tengah cekcok saling mengeluarkan aura permusuhan, dilain tempat selir yang terkadang hanya di anggap budak tengah bertukar kehangatan, menyecap dan berbagi keringat.

Mengalunkan desahan sahdu, menjerit nikmat tiada tara. Seolah dunia hanyalah milik Harley dan Gatlin, melupakan betapa pengapnya dunia.

_______

Aww aww manis banget kaisar kita ini.

Tipis-tipis aja dulu.

Banyak votement gue double up.

Vote 300 gue double up, komen nembus puluhan bahkan masuk ratusan gassin si triple up juga ahahaha.



Pangeran keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang