10

1.7K 255 31
                                    

Desas desus, rumor akan permaisuri yang seorang omega resesif dengan mudah menyebar. Hampir seluruh rakyar memuji akan sikap damai dan penuh kasih kaisar yang tak menceraikan sang permaisuri. Mereka menganggap kaisar mencintai sang omega dengan penuh kasih sayang yang penuh, tanpa mereka ketahui hak Shero sebagai permaisuri dicabut oleh Gatlin, ia bahkan enggan memberi rasa hormat pada sang permaisuri.

Jangankan mencintai dengan penuh kasih, usai permasalahan minggu lalu, Gatlin sama sekali tak mendatangi Shero, kedatangan pelayan dan penjaga yang kerap kali datang atas perintah Shero, tak ia dengar Gatlin tetap pada pegangannya yang mengabaikan si omega.

Sedangkan dibagian istana belakang, Harley sama sekali tak peduli dengan rumor yang tengah menjadi perbincangan panas itu, ia saat ini tak jauh berbeda dengan para pelayan lain, selir pertama itu tengah membersihkan kandang kuda atas perintah viscount.

Walau ia tak tahan dengan bau kotoran yang begitu kuat, Harley tetap melakukannya, karena jika tidak beberapa pelayan akan menyerangnya. Ini sudah menjadi rahasia istana belakang, bagaimana buruknya Harley diperlakukan.

"Sebaiknya kau bersihkan yang benar selir pertama!" Jerlyn berteriak kasar, ia mendorong tubuh kecil itu sampai terhuyung beberapa langkah ke belakang.

"Jangan seolah kau seorang bangsawan dengan gelar tinggi sampai menatap jijik kotoran kuda itu!"

"Benar, jangan berlaga seolah kaisar mencintaimu!"

"Kaisar tak menceraikan permaisuri saking mencintainya, bahkan kita semua tahu jika permaisuri seorang omega resesif sekarang."

Lontaran perkataan kasar itu tak Harley sahuti, ia lebih memilih membersihkan kandang dengan diam, tak mau menambah beban. Bukankah sekarang semua sudah biasa baginya? Miris sebenarnya, tapi apa boleh buat, ia adalah budak, ya setidaknya para pelayan selalu mengingatkan jika ia hanyalah seorang budak.

"Cepat bereskan sundal!" teriak Kila.

Harley mengepalkan tangannya, apa mereka pikir ia seorang omega wanita lemah? Dengan amarah yang penuh, Harley melempar ember berisi kotoran kuda pada wajah Kila.

Gotcha!

"Ahhhh sundal sialan!"

Jeritan Kila membuat Harley tertawa ringan, lemparannya tepat sasaran mengenai wajah Kila.

"Kau lucu sekali ... " Harley terkikik.

"Jalang sialan! Ikat dia!" Kila menggerakan pelayan bawahannya untuk menarik Harley.

Omega pria itu diikat ditihang dekat kuda, Harley akui saat ini ia kalah, bagaimana tidak? Satu lawan tujuh orang, terlebih sebagian dari mereka seorang beta pria yang sedikit lebih kuat darinya.

"Lepaskan aku!" Harley berontak.

"Dia bersikap seolah peliharaan kesayangan kaisar," ucap Kila berdecih sebal.

Ia membalas perbuatan Harley dengan menumpahkan beberapa ember kotoran pada wajah Harley, membuat Harley merasa ditimpa beban berat berkilo-kilo.

Rasa mual akan bau busuk menyerangnya, ia bahkan enggan membuka mulut takut kotoran itu masuk ke dalam mulutnya. Harley hanya berontak dengan tangan dan kaki, berharap mereka berhenti.

Namun bukannya berhenti, ia malah mendapat pukulan dengan kayu dari para pelayan.

Bugh

Bugh

Bugh

Entah berapa kali Harley mendapat pukulan pada pahanya, ia mati rasa karena kebas yang mendera, bahkan dengan tanpa belas kasihan mereka memberikan pecutan pada omega malang itu, pecutan yang seharusnya digunakan pada kuda mereka gunakan untuk melukai wajah dan tubuh Harley.

Setelah puas memberikan hukuman pada selir pertama, mereka beranjak pergi tanpa peduli dengan keadaan Harley yang sudah tak berdaya. Kotoran kuda dan darah Harley bercampur semakin menjijikkan.

Lama ia terikat dengan keadaan mengenaskan, sampai terdengar derap langkah seseorang, secercah harapan hinggap dihatinya, itu pasti viscount Axer.

Dan benar saja, alpha muda dengan wajah tegas dan rambut blonde khas menghampirinya dengan kerutan dikening.

"Apa yang terjadi padamu selir pertama?" tanya Axer heran.

Harley tak menjawab karena wajah yang tertutup kotoran. Seolah mengerti, Axer pergi menimba beberapa ember air, lalu menyiram wajah dan tubuh selir pertama membuat kotoran-kotoran menghilang, walau tak menghilangkan bau tapi setidaknya rupanya sudah hilang.

"Terima kasih Tuan," ucap Harley, bibirnya membiru dengan luka sobekan disudutnya.

"Apa yang terjadi padamu? Dimana para pelayan?" tanya Axer penasaran.

"Tuan, bisakah kau lepaskan tali yang mengikatku?" Harley tak menanggapi pertanyaan Axel, ia hanya ingin terbebas saat ini.

"Baiklah." Axer langsung melepaskan tali ikatan ditubuh Harley.

"Sekali lagi, terima kasih Tuan. Kau sudah membantuku," tutur Harley lagi.

"Tentu tapi ... " pandangan Axer menyelusuri tubuh Harley yang menerawang karena basah, ia menyunggingkan senyuman culas, "bukankah tak ada yang gratis, selir pertama?" sambungnya.

Harley mengerutkan kening, ia melangkah mundur saat Axer mendekatinya.

"Datanglah ke kamarmu," bisik Axer.

Harley mengepalkan kedua tangannya, tak terima atas penghinaan itu.

"Kau tak bisa berlaku sewenang-wenang, jika aku tahu kau meminta imbalan menjijikkan itu, lebih baik aku mati terikat dengan kotoran kuda," sahut Harley sengit.

"Ckckck ... kau memiliki mulut besar, turunkan dagumu sedikit omega, kau terlalu congkak." Axer menekan bahu Harley, mengeluarkan feromon kuat membuat si omega lemas di dera pening dan mual akan feromon Axer.

"Omega hanyalah makhluk rendahan yang lemah, bahkan lihat ... kau jatuh ke dalam dekapanku walau hanya dengan feromon," lontar Axer hina.

Napas Harley tak beraturan, ia berharap oksigen bersih di kandang kuda ini masih tersisa. Kedua kaki si omega terasa lemas, tubuhnya ambruk pada alpha dihadapannya.

"Lepaskan aku ...  kumohon ... " ucap Harley lirih, ia berharap alpha dihadapannya memiliki belas kasihan walau sedikit.

"Akan sangat disayangkan jikaaku mengabaikan barang indah sepertimu, selir pertama." Axer menghirup perpotongan leher Harley, bahkan bau busuk kotoran kuda sudah lenyap tergantikan dengan feromon manis milik si omega yang menguar bercampur dengan miliknya.

Harley meremat bahu Axer, ia berontak tapi energinya seolah direnggut paksa. Selain kakinya yang lemas karena feromon, tapi juga sakit karena pukulan para pelayan.

"Lepaskan aku!" Sebulir air mata terjun bebas saat Axer menjilat tengkuknya.

Axer menggendong Harley, ia akan membawa si manis ke pavilliunnya. Tak banyak membuang waktu, Axer sudah sampai, ia membaringkan tubuh tak berdaya Harley di ranjang.

Tanpa pikir panjang semua pakaian selir pertama dilucuti, Axer mengusap tubuh sehalus sutra dengan lekuk tubuh yang menggoda itu.

"Bunuh saja aku Tuan ... " Harley berucap parau.

Buliran demi buliran air mata terus mengalir, penyesalan dilahirkan sebagai
omega hinggap dihatinya, 'omega makhluk lemah yang hina' adalah kalimat yang selalu melekat pada seorang omega, dulu Harley pikir menjadi omega bukanlah hal buruk, tapi hari ini ia pikir, menjadi omega adalah hal terburuk. Saat tangan kasar itu menjamah lekukan tubuhnya, ia hanya mampu menangis tanpa perlawanan.

"Dewi ... ambillah aku ... saat ini aku sudah benar-benar hina, bagaimana bisa aku memiliki wajah untuk menemui mereka yang terkasih? Rasanya begitu menjijikan, ampunilah aku ... segala yang agung milikmu. Kau menebas harapanku dengan kejam, kembalikan mereka yang terkasih padaku, kembalikan aku yang dulu ... bisakah kehidupan ini berhenti di sini? Père, mère dan kakak akan begitu kecewa saat tahu, bagaimana putra dan adiknya sudah tak lagi dalam kesuciannya."

_____

Double up nihhh

Kebangetan kalau gak diramein!!!!

Pangeran keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang